Rio pulang setelah menyelesaikan penampilan nya di The Bear, ia melihat Jennie dan kucing kecil nya menunggu di depan rumah ahjuma Kim, tapi Rio mengabaikan nya, ia masuk kedalam rumah nya dengan acuh.
"Dia mendiamkan kita, kamu lihat sendiri kan Leo-yaa?" Kata Jennie pada kucing nya yang ia beri nama Leo.
"Dan itu lebih menyakitkan dari pada amukan nya semalam, lebih baik dia meneriaki ku daripada mendiamkan ku seperti ini" gumam Jennie, ia bagai kehilangan pegangan, karena sosok Rio yang tadinya sudah begitu dekat dengan nya, kini mendiamkan nya, wanita mana pun tidak suka di diamkan, mereka rata-rata lebih memilihi untuk dimarahi dari pada di acuhkan.
"Kita masuk Leo-yaa, diluar dingin" Jennie lalu melangkah kembali memasuki rumah sang nenek, diikuti Leo yang berlari kecil mengikuti pemiliknya.
Keesokan hari nya, Jennie sudah bangun pagi-pagi sekali, ia memasak sarapan untuk nya dan juga Rio, gadis itu terlihat bersemangat seperti memasak untuk suami nya saja, dan setelah semua siap, ia membawanya ke rumah Rio, diikuti Leo yang berlari kecil dibelakang Jennie.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
Ceklek
Jennie, dia bukan artis, dia hanya gadis lugu tapi memiliki seribu pesona yang mampu membuat pria mana pun bertekuk lutut di hadapan nya, seperti hari ini, baju yang dipakai nya terlihat biasa, sangat biasa bagi orang manapun, tapi tidak bagi Rio, karena atasan yang dipakai Jennie seperti berukuran sedikit lebih kecil dari ukuran asli tubuhnya, hingga membuat bagian kedua dadanya begitu tercetak jelas, membusung keatas, pria itu menelan ludah, tapi masih memasang wajah dingin nya.
"A-aku membawakan mu sarapan, oppa" suara Jennie gemetar takut, Rio tak menyahut, ia berbalik dan berjalan menuju dapur, seolah memberi kode pada Jennie untuk mengikuti nya, dan gadis itupun mengekori Rio, menatap kaki telanjang dengan betis berotot dan berbulu, serta jari-jari kaki yang ramping dan panjang, naik keatas, pantat Rio terlihat sangat kencang dan penuh, Jennie menahan nafas dengan pemandangan di depan nya itu.
Rio mengambil piring dan perlengkapan makan lain nya, di bantu Jennie, dan mereka pun sarapan dalam diam.
"Oppa, maafkan aku" lirih Jennie berdiri disamping Rio yang sedang mencuci bekas makan mereka, Rio bergeming.
"Aku mengejar Leo malam itu" jelas nya, merasa ada nama asing disebut, Rio pun menoleh dengan mengangkat sebelah alis nya.
"Leo" tunjuk Jennie kearah kucing kecil yang berdiri di belakang Rio, pria itu pun menoleh menatap Leo.
"Aku penasaran ingin menangkap nya karena lucu, dan ternyata ia sendirian, aku berusaha mencari induknya malam itu, tapi nihil" jelas Jennie, Rio menyelesaikan pekerjaan nya, ia mendongak sambil menghela nafas, Jennie menatapnya takut melihat reaksi pria itu yang sekarang membalikan badan nya, bersandar pada wastafel, tanpa menatap Jennie, wajah Rio sendiri sudah melunak sekarang, ia menatap Leo.
"Aku memiliki rasa trauma yang mendalam ditempat itu Jenn, tapi aku belum bisa menceritakan nya sekarang" ucap Rio, ia kemudian melangkah keluar dari dapur untuk kembali memasuki studio mini nya.
"Tapi oppa memafkan ku kan?" Tanya Jennie, Rio menghentikan langkah nya, menoleh pada gadis itu lalu mengangguk, bolehkah Jennie merasa lega sekarang? Karena telah mendapatkan maaf dari Rio? Tidak, masih ada satu hal yang mengusik benak Jennie, yaitu trauma yang di maksud oleh Rio tadi.
"Trauma apa yang membuat oppa sampai semarah itu, hanya karena aku mengejar seekor kucing?" Batin Jennie bertanya.
Di Seoul
Taeyeon nampak menatap serius layar ponsel nya, dia sudah berkali-kali menonton mv baru nya, dan mengulang-ulang adegan ciuman nya dengan Rio, ia menjilat bibirnya sendiri dengan ujung lidahnya, mengenang kembali rasa kecupan yang baru pertama kali ia lakukan.
"Unnie, jaga image mu, kamu seperti orang bodoh dengan senyuman itu" tegur Yoona yang baru kembali dari dapur mengambil camilan.
Blush
Taeyeon melirik tajam pada Yoona dengan wajah merona nya, yang dilirik terkekeh lucu sambil menyuapkan eggroll kedalam mulutnya.
"Gengsi mu terlalu tinggi unnie, jangan menyesal jika nanti unnie bertemu dengan nya yang sudah memiliki pasangan" ejek Yoona.
"Kami sama-sama pendiam Yoong, tak akan cocok" Taeyeon meletakan ponsel nya, lalu berbaring malas disamping Yoona.
"Dia bukan pria seperti itu unnie" sahut Yoona
"Tahu darimana?" Tanya Taeyeon remeh
"Biasanya, laki-laki pendiam, akan berubah menjadi cerewet dan hangat ketika ia sudah nenemukan lawan jenis yang nyaman" jawab Yoona, Taeyeon menoleh serius pada si rusa.
"Aku tahu dari lawan main ku di drama selama ini, yang memiliki banyak karakter dalam setiap peran nya yang berbeda-beda, dari mereka lah aku sedikit tahu tentang sifat-sifat namja" jawab Yoona terkekeh menatap Taeyeon.
"Apa menurutmu Rio juga seperti itu?" Tanya Taeyeon tak yakin.
"Uhum, dia tak masalah dengan adegan intim kalian, artinya dia tak benar-benar bersifat pendiam" balas Yoona
"Tapi dia sangat dingin" gumam Taeyeon sendu
"Bukan berarti tak bisa di cairkan unnie" sahut Yoona
"Caranya?" Taeyeon menjadi bersemangat setiap membahas tentang Rio, sepertinya pria itu berhasil mengusik rasa penasaran nya.
"Jika dia pria yang baik, ia akan lebih mudah luluh dengan perhatian dari lawan jenis nya, tapi jika sebalik nya, ia adalah pria yang buruk, akan lebih mudah di takhlukan dengan sifat centil dari wanita" Taeyeon manggut-manggut mengerti.
"Seperti nya kamu tahu kebih banyak tentang namja Yoona-yaa" puji Taeyeon.
"Itulah aku unnie" bangga Yoona akan dirinya sendiri.
"Tapi percuma jika sampai sekarang kamu belum berkencan"
Boom
Yoona mendengus kesal, merasa seperti diterbangkan ke langit oleh Taeyeon, dan sedetik kemudian di hempaskan ke dasar jurang, ekspresi marah nya malah membuat Taeyeon terbahak.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, And My Broken Heart
Fanficsama-sama mengalami keterpurukan dalam percintaan, akhir nya mereka di pertemukan, dalam keadaan patah hati, Rio yang mencoba menutup diri, setelah kepergian kekasih tercinta, bertemu Jennie yang yang datang dengan sejuta pesona, dan segala hal yang...