#Author POV:
*Senin pagi di sekolah
Suasana begitu menegang di pagi itu atas laporan Dista mengenai penemuan nya di sabtu lalu. Dengan tanggap ia segera melapor kepada wali kelas dan juga melapor ke polisi disertai bukti yang kuat. Ternyata memang benar, Wibi terbukti bersalah dalam kasus itu. Dia bukan hanya pemakai narkoba namun ia juga pengedar ke sesama siswa yang memang dicurigai sejak lama. Alhasil Wibi di keluarkan dari sekolah setelah 4 bulan ia baru masuk ke sekolah itu. Namun ia tak sendirian, 4 siswa lain nya yang terbukti sebagai pemakai juga tak luput dari hukuman. Mereka semua dikeluarkan.
Atas jasanya mengungkap peredaran narkoba di sekolah, Dista diberi penghargaan dari para guru. Senin pagi itu suasana begitu menegang saat terbongkarnya pengedaran narkoba di sekolah yang dilakukan oleh Wibi.
*
*
**Minggu sebelumnya
Fino membuka mata tatkala sinar matahari masuk menembus jendela dan menyorot wajahnya yang begitu lesu. Dia tersadar bahwa dirinya sekarang berada di atas kasur tanpa ranjang dan ia kira sinar matahari yang menyorot wajahnya itu adalah matahari pagi. Ternyata setelah ia melihat jam dinding di atasnya ia baru sadar bahwa sekarang sudah pukul 4 sore.
Setelah itu ia membalik badan ke arah kanan dan disamping nya ada Alfan yang juga tertidur pulas. Ia pandangi wajah sahabatnya itu. Ada rasa bersalah yang berkecambuk pada dirinya terhadap Alfan. Dia telah menyia nyiakan seorang teman seperti Alfan yang rela meluangkan waktu atau bahkan lebih untuk selalu tetap perhatian kepadanya.
Jika tak ada Alfan entah apa yang terjadi pada Fino semalam. Fino tak ingat banyak, yang di ingat setelah Alfan menaikan nya ke motornya dia sudah dalam kondisi tak sadarkan diri. Kondisi badan nya sudah kelelahan dan tak terasa ia tertidur di sambil memeluk erat pinggang Alfan. Dan baru ia sadar baru saja ia terbangun dari tidur.
Badan nya terasa begitu lemas dan rasa sakit menjalar ke sekujur tubuh. Apalagi yang paling sakit berada di bagian lubang anusnya setelah apa yang dilakukan oleh Arafi semalam. Dia begitu membabi buta memperkosa Fino seperti pelacur murahan bahkan sempat ia meludahinya. Fino sudah diperlakukan seperti binatang oleh Arafi yang kehilangan akal sehat karena dikuasai oleh amarah dan nafsu.Memang benar itu semua karena ke egoisan Fino yang memacari 2 pria sekaligus tanpa ia berkata yang sesungguhnya. Tapi tindakan yang dilakukan oleh Arafi justru lebih tak manusiawi dibandingkan apa yang Fino perbuat. Serasa tak ada kata maaf untuk dirinya sendiri. Ia telah merasa bahwa dirinya lebih rendah daripada binatang dan tak pantas untuk hidup dengan apa yang dapat semalam. Mencoba untuk melupakan semua penyesalan yang hinggap pada dirinya namun rasanya tak mampu. Rasa sesal itu seakan menguasai pikiran nya dan tak terasa ia meneteskan air mata.
"Fino?? Lu udah bangun?" Terdengar suara Alfan memanggil namanya dan langsung ia menghapus air matanya.
"Fin? Hey.... Syukurlah lu udah bangun gua kira lu mati hehehe...." kata Alfan yang masih sempat ia bergurau padahal baru bangun tidur.
"Apaan sih!"balas Fino singkat sambil mengusap air matanya.
"Lo habis nangis?"
"Enggak kok. Gua gapapa"
Alfan membalikan tubuh Fino agar ia bisa menatap penuh wajah Fino. Tak bisa dibohongi raut wajah Fino yang begitu sembab terbukti ia sudah menangis cukup lama sebelum Alfan bangun. Dengan kalem Alfan tersenyum padanya.
"Udah. Sekarang ada gua disini. Lu bisa beristirahat sementara waktu disini untuk nenangin pikiran lo."kata Alfan dengan lembut.
"Maafin gua ya Fan. Gua udah...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️
Fantasy❗❗Homophobic alert ❗❗ Kelanjutan dari Season yang pertama. Bagi yang mau baca ini, disarankan baca yang pertama dulu. Ini kelanjutannya. Tapi inget, ini cerita gay yang dalem nya banyak adegan sex nya. Mohon bijak sebelum baca ya. Kalo gak suka...