Jimat Mantra (21+)

114K 989 17
                                    

⚠️⚠️⚠️⚠️ part ini mengandung adegan dewasa yang mungkin kurang berkenan diantara para readers sekalian. 🔞🔞🔞
Jika kurang suka ada adegan panas apalagi sex gay bisa di lewati saja part ini.
Plis jangan di report dan tetap vote, comment juga follow akun ini.
Just Enjoy it.

#Alfan POV:

Ku hembuskan asap rokok dari hisapan yang terakhir. Malam kian larut dan kulihat kilat bergemuruh di atas sana. Cukup panas kurasakan malam ini, bahkan ac di kamar anggrek 3 tak begitu terasa olehku. Tak lama rintik gerimis mulai turun lalu aku bergegas pergi dari taman di halaman depan rumah sakit.

Lobby sepi sekali saat aku melintas. Aku hanya melihat beberapa orang disana dan suasana cukup sunyi khas rumah sakit di kala malam tiba. Aku pun kembali naik ke lantai 2 untuk beristirahat menemani Fino yang sudah duluan terlelap dari jam 9 tadi.

*
*

Kutatap wajah Fino dimana ia sudah terlelap dalam tidur nya. Setelah ku suapi makan dan minum obat tadi dia mengeluh ngantuk padaku lalu tak lama ia tertidur. Dia masih mengeluh pantat nya sakit dan sekujur tubuh nya lemas. Tadi saja saat makan ia hanya bisa sedikit bersandar dan memiringkan tubuhnya. Kata dia jika di paksakan duduk ia merasa perih di pantat nya. Tak tega aku melihat kondisi nya sekarang. Ia begitu lemah dan pucat.

Tapi kenapa hasrat dalam diriku berbeda. Kenapa aku sangat merindukan Lubang Idaman Fino disaat yang tidak tepat seperti ini. Ku ingat sekali betapa nikmat nya jepitan Lubang idaman Fino dulu yang sempat aku rasakan. Rasa ini kian memuncak hinggan tak terasa selakangan ku semakin sesak.

"Jangan Fan. Jangan. Ini bukan waktu yang tepat. Tahan dulu niat mu."kata ku dalam hati yang menahan ku akan rasa yang membakar birahi ku ini.

Kudengar pintu diketuk lalu masuk lah perawat namun kulihat ia pakai masker.

"Permisi mas. Saya mau ngecek keadaan mas Fino."kata perawat itu.

"Oh iya mas silahkan."balasku.

Kemudian dia berjalan menghampiri Fino tapi ia menatap ku. Setelah itu dibuka nya masker yang ia pakai ternyata dia adalah Boby. Aku benar benar di buat pangling saat dia pakai masker dan kenapa tiba tiba ia pakai kacamata segala.

"Kaget ya?? Kok gak bisa ngenalin sih kalo ini aku?"tanya Boby sambil sibuk meletakkan alat dan beberapa obat di meja.

"Ya lagian kamu pake masker sama kacamata segala."jawabku.

"Gimana menurutmu? Cakep gak?"katanya sambil berlagak sok manis di depan ku dan memainkan lensa kacamata nya. Tapi jujur saja dia memang manis. Bahkan lebih manis dan imut daripada Fino.

"Huh. Sadar Fan. Tahan. Ini godaan."

"Biasa aja."jawabku sok cuek padanya. Aku harus menyembunyikan kekaguman ku pada nya tak ingin terlalu kelihatan memuji dihadapan nya. Walau sebenarnya ia begitu menarik perhatian ku.

"Ih apaan sih jahat banget." balasnya yang juga sok ngambek tapi senyum senyum manja kepadaku.

Lalu ia berbalik badan dan menjalankan tugas nya. Ia mengecek dan mengganti Infus Fino dengan yang baru. Posisi ku yang dibelakang nya duduk di kursi sambil melihat postur tubuh Boby dari belakang. Kuamati betapa seksi tubuh nya dari bahu ke pinggang lalu betapa sintal dan montok nya pantat Boby. Apalagi di pakai seragam perawat yang begitu ketat membuat postur tubuhnya tercetak apik dari belakang.

Tak hanya itu, entah disengaja atau memang gaya nya yang agak gemulai, saat memeriksa Fino ia sesekali agak membungkuk dan secara langsung menampilkan bongkahan pantat mulusnya yang terbungkus celana perawat putih. Seakan akan menyuguhkan pantat itu kepadaku. Jika saja aku kehilangan akal saat dia memamerkan pantat itu pasti langsung aku hajar dengan rudal ku.

Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang