part 3: Rumah Pejantan 2 (21+)

23.7K 404 30
                                    

#Author POV

Selepas pergi dari ruang rahasia Arafi, Fino kembali turun ke lantai satu dan berniat menemui Lukman yang ada di dapur.

Saat asik berjalan Fino terhenti di depan sebuah ruangan yang ada di salah satu sudut rumah.
Dalam keheningan Fino mendengar sayup sayup suara tangisan.

Bukannya takut Fino malah mendekati pintu itu. Sifatnya aslinya yang pemberani itu membuat nya semakin mendekat ke arah pintu kayu jati itu.

Penasaran dia tempelkan telinga kanan nya di pintu.
Walau semakin terdengar lirih, Fino yakin bahwa yang ia dengar itu bukanlah halusinasi.

Itu adalah suara tangis. Bukan tangis perempuan. Melainkan tangisan seorang laki laki muda.
Terdengar juga suara rintihan dan erangan keras seorang lelaki yang terdengar cukup perkasa.

Dalam hatinya ia sungguh penasaran dengan siapa sebenarnya di dalam sana.
Sesaat ia berniat membuka pintu, lengan nya di cengkram oleh seseorang.

"Fino!"

Spontan Fino terperanjat.

"Hah!!! Mas Bima! Ngagetin aja si mas!"

"Kamu ngapain disini? Katanya tadi mau makan!" kata Bima yang memegang kedua lengan Fino.

"Eeee.....iya sih. Tapi..... Tadi pas lewat sini aku denger suara orang nangis.
Di dalam ada orang mas?" tanya Fino.

Seketika pula Bima terdiam.
Dia takut jika apa mereka sembunyikan selama ini diketahui oleh Fino.

Ya. Di dalam ruangan itu ada sebuah tangga menurun yang dimana itu adalah ruang tempat Hanif di sekap.

Bima panik dan berharap Fino tak tahu banyak soal ruang bawah tanah itu.

"Itu cuma khalayan kamu aja Fin. Pintu ini rusak. Belum sempat mas Bima benerin dan udah lama juga kekunci."

"...."

Fino terdiam menatap Bima yang nampak gelisah itu.

"Yuk temenin mas Bima makan.
Mas udah laper nih."

Tak ingin semakin lama berada disana, Bima segera menarik tangan Fino dan diajak nya dia menuju ruang makan.
Dalam langkahnya Fino masih saja melirik kebelakang. Dia masih penasaran soal ruangan misterius itu.

*
*
*

"Kang Lukman kemana mas?"tanya Fino.

Sesampainya di ruang makan disana mereka tak bertemu dengan Lukman.

"Eemm....paling lagi bersih bersih di belakang. La ini udah disiapin kok sama kang Lukman makanan nya. Yuk makan dulu aja!" ajak Bima.

Keduanya lalu duduk berhadapan dan menikmati sarapan yang sebetulnya sudah menjelang siang.

Pikiran Fino masih terfokus dengan semua yang ada di rumah ini.
Nyaman sebenarnya, namun terlihat aneh baginya.
Apalagi dia harus melayani nafsu para lelaki yang ada dirumah ini.
Seperti sebuah keharusan baginya.

"Mas..."

"Hmm... Gimana Fin?"tanya Bima sambil mengunyah makan.

"Masa gaboleh sih Fino kuliah di Jogja. Fino pengen banget kesana."

"Emangnya kamu mau ambil jurusan apa sih Fin?"

"Kedokteran." jawab Fino dengan senyum kecil berharap Bima bisa luluh dihadapan nya.

Bima terdiam beberapa detik.
Dia palingkan wajahnya dari hadapan Fino dan melanjutkan makan.

"Mas?" Fino masih menanti jawaban.

Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang