**Gass lagi, happy reading. Masih di Hanif POV.
Keep vote and follow gays.Hari ini aku begitu semangat sekali berangkat ke sekolah. Aku tak tau, mood ku lagi baik sekali hari ini. Motor ku sudah pulang dari bengkel dan kini begitu nyaman sekali ku kendarai. Juga dengan adik ku, Zafran yang makin hari makin membuatku nyaman dengan pengalaman sex bersamanya. Selain itu bayang bayang Satria di pikiran ku kini sudah tergantikan oleh Alfan yang lebih care dan perhatian kepadaku.
Yaa... Jujur aku menyukai Alfan. Bahkan lebih dari rasa sayang kepada adik ku sendiri. Walau aku belum pernah sekalipun mencicipi bagaimana nikmatnya di setubuhi Alfan namun rasa ingin selalu dekat dengan nya begitu besar. Aku bahkan sampai tak memikirkan soal sex lagi jika mengingat Alfan. Yang ku ingin hanya bisa selalu dekat dengan nya. Lebih bagus lagi kalau aku bisa jadi pacarnya. Aduuhhh Haniiifff jangan halu dulu dong. Sabarr.... Pasti Alfan akan menjadi milik mu. Sayang sekali aku tidak sekelas dengan nya. Beruntung sekali Fino bisa sebangku sama Cowok yang sangat tampan bagiku. Jika aku jadi dia, aku akan bahagia sekali setiap saat bisa menatap wajah nya yang manis itu. Bodoh sekali Fino sampai jika sampai menyia nyia kan waktu waktu bersama pujaan hati ku, Alfan. Jika pun boleh aku akan maju palinh depan untuk menggantikan Fino duduk sebangku bersama Alfan.
Hanya itu yang terbayang bayang dikepalaku saat dalam perjalanan ke sekolah hingga sampai di area parkir. Dan, pucuk dicinta ulam pun tiba. Baru saja aku tiba aku sudah bertemu dengan Alfan yang kelihatanya juga baru saja datang. Aku tersenyum bahagia sekali saat bertemu dengan nya. Tanpa pikir panjang segera kuhampiri dia.
"Pagi ganteng ku!!" sapa ku yang mungkin terlalu fulgar terdengar olehnya, tapi bodo amat lah, siapa tau saja dia suka.
"Ehh elu. Apaan sih. Jangan gitu dong, malu tauk diliatin orang."jawab Alfan yang terlihat dia tersipu malu.
"Ga ada orang disini Alfan. Jawab dulu dong yang tadi..."
"Iyaa. Pagi juga Hanif yang ganteng." Ujar Alfan manis sekali.
Aahhhhhhhh aku meleleh bangsat. Dia manis sekali saat bilang seperti itu. Tahan Hanif, tahan. Walaupun kamu ingin rasanya nubruk dan nyosor di bibir nya Alfan tapi ini bukan saatnya. Kuat kan hatimu kuatkan, hahahaha.
"Kenapa senyum senyum?"tanya Alfan membuyarkan lamunanku.
"Ohh gapapa. Masuk yuk?" ajak ku.
"Yokk."
Aku berjalan beriringan bersama Alfan menyusuri koridor sekolah menuju kelas kita. Di sepanjang jalan menuju kelas, kita saling mengobrol asik sambil berjalan santai saja. Aku begitu menyukai momen ini. Dia bersikap manis sekali kepadaku. Apakah dia juga merasakan apa yang kurasakan? Aku benar benar mencintai cowok ini. Lama lama memang pesona Alfan mampu membuat ku tertunduk olehnya. Aku harus cari waktu untuk mengungkap kan perasaan ini. Aku benar benar mencintai mu Alfan. Kuharap kau juga mempunyai rasa yang sama. Kuharap kau juga menerima ungkapan sayang ku kepadamu nanti. Aku tak peduli, aku harus ungkapan rasa ini kepadanya. Secepatnya.
"Eee gua masuk ke kelas dulu ya Nif. Sampai ketemu lagi nanti."kata Alfan yang ingin masuk ke kelasnya.
"Oke Fan. Sampai jumpa ntar istirahat ya.."
"Okedeh. Dahh..."
"Daahhh..."
Ku tunggu dia sampai masuk ke kelasnya. Aku lempar senyuman padanya yang juga dibalas senyuman. Anjriittt.... Pingsan guaa... Aku gak bisa diginiin. Aku yang jarang mendapat sikap manis seperti itu pantas saja luluh dibuatnya.
Saat hendak masuk ke kelas aku melihat sosok Fino yang lagi ngobrol dengan Dista di depan sana. Nampak terlihat Dista menerima sebuah buku dari Fino. Namun saat 3 teman Dista yaitu Reni, Ulfa dan Hesti datang mengajak Dista pergi dan entah apa yang dikatakan Dista, nampak ekspresi wajah Fino yang begitu kebingungan dan seperti tak percaya dengan apa yang Dista katakan. Aku tak tau apa yang mereka bicarakan, tapi yang pasti setelah itu Dista pergi bersama 3 teman nya meninggalkan Fino sambil membawa buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️
Fantasía❗❗Homophobic alert ❗❗ Kelanjutan dari Season yang pertama. Bagi yang mau baca ini, disarankan baca yang pertama dulu. Ini kelanjutannya. Tapi inget, ini cerita gay yang dalem nya banyak adegan sex nya. Mohon bijak sebelum baca ya. Kalo gak suka...