Agak kecewa juga tadi pagi aku mampir ke bengkel ternyata motorku masih di servis. Aku juga berfikir jika motor bengkel yang dipinjamkan mas Farid kemarin di pakai oleh mereka. Karena tak enak hati jadi ku kembalikan saja motornya ke mas Farid. Dan aku dari bengkel ke sekolah memilih jalan kaki saja. Ada saja yang bikin mood ku jadi rusak hari ini.
*
*"Kenapa aku tak bisa menghilangkan bayang bayang Satria di kepalaku? Jelas jelas ia mengabaikan mu Hanif. Memandang mu saja dia tak mau. Dia lebih memilih pacar barunya itu dari pada kau sendiri!"" Ahhhh, hanya itu yang selalu melintas dipikiran ku selama melihat ketampanan wajah Satria yang melintas di depan ku. Namun rasanya apapun yang ku perbuat di depan dia semanis apapun juga tak akan menarik perhatian nya.
"Kenapa lo?" Suara Dista membuyarkan lamunan ku soal Satria si anak baru itu.
"Eh gapapa kok! Kenapa?"tanyaku balik.
"Ke kantin yuk. Gua butuh temen nih."ajak Dista.
"Oh... Yaudah yuk....."
Akupun beranjak menuju kantin bersama dengan Dista. Kutengok kanan kiri ternyata Satria sudah tak ada dikelas. Cepat sekali anak itu keluar di awal jam istirahat.
Baru saja aku tiba di kantin sudah mendapat pemandangan yang tak mengenakan. Ternyata Satria sudah ada disana bersama Fino. Sialan, aku keduluan. Aku hanya diam mengamati mereka yang sedang duduk di salah satu bangku di kantin sambil kedua nya makan bakso bersama. Entah apa yang membuatku begitu iri dengan mereka. Padahal Fino adalah salah satu teman ku yang cukup dekat dengan ku belakangan ini. Namun,...... Ah sudahlah. Aku malas untuk menjelaskannya.
"Hai!!" Tiba tiba saja Fino memanggil dari kejauhan. Dia menghampiriku dan Dista.
"Eh Cumi mana tugas gua?"tanya Fino pada Dista sambil menepuk bahunya.
"Ehehehe lupa Fin sori yak. Besok gua bawa dah. Kelupaan tadi pas ngerjainnya."jawab Dista cengengesan.
"Kebiasaan luuu...... Eh Hanif, gimana yang kemarin?"tanya Fino sok asik padaku.
"Apanya?"tanya ku balik agak ketus.
"Ituu tugas dari Bu Isti yang gua bagi jawabanya ke elu. Aman kan?"
"Ooh aman kok. Thanks yak. Udah ya gua mau balik ke kelas. Bye..."aku pun segera menarik tangan Dista untuk ku ajak kembali ke kelas.
"Eh eh eh Nif nif...."Fino berusaha menahan.
"Kenapa lagi sihh? Udahlah. Besok gua balikin buku tugas lo. Tenang aja. Kalem."balas ku ketus.
Aku pun beranjak pergi setelah membayar jajan yang kubeli dengan Dista lalu kuajak dia pergi dari kantin meninggalkan Fino.
"Lo kenapa sih Nif sama Fino kek gitu? Ada masalah apa sih kalian?"tanya Dista saat berjalan menuju kelas.
"Ga ada apa apa kok. Gua cuma pengen makan jajan nya di kelas aja."
"Tapi kayaknya ada yang salah deh sama...."
"Hussssstttt (ku tutup mulut Dista dengan jariku karena dia terlalu banyak bicara) ..... Denger ya Dista yang cantik. Gua gak ada apa apa sama Fino. Kita fine fine aja. Gua cuma pengen makan di kelas aja kok."
"Hemmm atau jangan jangan lu cemburu yaa sama Fino yang deket banget sama si Satria....." goda Dista yang makin lama makin nyolot.
"Apaan sih!! Yakali gua cemburu sama mereka. Najiss."
"Hemm. Sekarang aja bilang gitu. Coba aja ntar."
"Bacot lu ah..."
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️
Fantasia❗❗Homophobic alert ❗❗ Kelanjutan dari Season yang pertama. Bagi yang mau baca ini, disarankan baca yang pertama dulu. Ini kelanjutannya. Tapi inget, ini cerita gay yang dalem nya banyak adegan sex nya. Mohon bijak sebelum baca ya. Kalo gak suka...