Perseteruan Dimulai

10.8K 310 20
                                    

* * * * Oke Kali ini Author akan melanjutkan Kisah perjalanan Fino dan masa lalu nya dengan Hanif.
Bagi yang nunggu adegan 21+ nya sory too say gak sebanyak part sebelumnya.
Jadi bagi yang cuma nunggu adegan panas nya aja nanti bisa Author buat cerita lain. Dan kalau tak ingin membaca kelanjutan nya, gapapa, bisa di skip kok.
Author akan lebih fokus ke story telling dari kelanjutan kisah perjalanan Fino hingga akhir chapter.

Keep Enjoy the story.
Give your Vote and comment. * * *

*
*
#Fino POV
.
.
Aku terbangun tatkala aku mendengar suara Alfan sedang berbicara.

"Nggih mbah. Alfan juga kangen sama simbah. Tapi Alfan ndak tau harus kesana naik apa."

Kulirik sedikit ternyata ia sedang menerima telfon. Tapi aku tak tau dia telfon dengan siapa. Dia menyebut kata Mbah yang aku tak tau apa artinya itu.

Lalu kudengar ia berkata lagi.

"Yo ndak gitu to mbah. Ini tu rumah ibuk. Masa yo tega Alfan relain rumah ini. Alfan mau tinggal dimana kalo gitu caranya."

Apa maksud Alfan berbicara seperti itu? Seketika rasa ngantuk ku hilang setelah menguping pembicaraan Alfan.
Tapi sebisa mungkin aku tetap dalam posisi tidur di dada mas Farid dan membelakangi Alfan.

"Nggih mbah. Besok biar Alfan bicarain lagi sama mas Farid ya mbah. Iya. Waalaikumsalam."

Sepertinya setelah itu Alfan mengakhiri pembicaraan itu.
Muncul banyak pertanyaan di kepalaku. Rasa gelisah menyelimuti ku malam ini sesaat Alfan mematikan telfon nya.
Aku rasa ia merahasiakan sesuatu dibelakang ku. Sungguh aku harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Tapi kurasa ini bukan waktu yang tepat.

Kutengok jam dinding menunjukan pukul 2 pagi.
Lampu kuning kecil yang menyinari kamar ini membuat suasana kamar begitu temaram.
Kurasa Alfan kembali berbaring lagi.

Ku coba untuk memutar badan seolah aku masih dalam kondisi terlelap.
Lalu aku pura pura membuka mata dan mendapati Alfan sedang terlentang menghadap ke atas dan kedua tangan berada di dadanya.

"Kamu belum tidur Fan?"tanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Eh...sayang nya Alfan bangun.
Sini gantian tidur di dada Alfan. Sini!"

Perintah Alfan lalu aku menuruti kemauan nya. Aku berpindah dari dada mas Farid ke dada Alfan.
Ya, kami bertiga tidur seranjang dan aku selalu minta di tengah.

Ku letakkan kepalaku di dadanya yang langsung terasa hangat dan kudengar detak jantung nya yang berdebar kencang.
Kenapa dia? Apa yang sedang dia pikirkan?

Ku peluk perutnya dan kubelai guratan otot nya itu karena ia tidur selalu bertelanjang dada.
Sementara Alfan membelai rambutku lalu kurasa ia mencium nya.

Kutengok pandangan ku ke wajahnya. Dia belum memejamkan mata dan seperti memikirkan sesuatu.

"Kamu kenapa?"tanya ku.

Lalu ia mengalihkan pandangan nya dan menatapku. Aku juga berpindah sejenak dari dadanya agar aku bisa berhadapan langsung dengan nya.

"Kamu sendiri kenapa kebangun?" Alfan malah tanya balik.

"Kamu kenapa?"

Alfan terdiam.

"Fan. Hey. Kamu kenapa?"

"Aku gak papa Fin. Cuma gabisa tidur aja. Kayanya tadi kebanyakan minum kopi."jawab Alfan dengan suara nya yang terlihat sekali sedari tadi ia belum tidur.

Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang