Kamar Anggrek nomor 3

18.4K 605 64
                                    

Wah... Kaya nya masih sepi ya gays. Tapi gak papa, Author akan tetap menyelesaikan series Lubang Idaman. Makasih banget sama Readers yang udah ngikutin cerita ini dari season 1, sama makasih juga yang udah follow dan vote. Walau dikit gapapa wkwkwk, Author tetep senang.
Udah ah malah curhat wkwkwk.

Oh iya, maaf kalau terlalu panjang di part Prequel HANIF POV. Kita kembali ke cerita semula.

Enjoy the stories 🙌🙌

#Alfan POV

Kulihat jam dinding disana menunjukan pukul 21.30. Sudah hampir seharian aku tetap bertahan disini berdua dengan Bang Adit silih berganti menjaga Fino. Dan sudah seharian pula Fino belum sadar dari tidur panjang nya. Aku khawatir sekali pada nya. Aku menanti harap dia akan segera membuka mata dan kembali pulih seperti semula.

Aku juga kasihan kepada Bang Adit yang sampai ketiduran di samping ranjang Fino. Sedari tadi Bang Adit nampak begitu murung melihat keadaan adiknya yang belum sadar seharian. Kemarin setelah aku membawa pulang Fino ke rumah pagi tadi aku di kabari oleh bang Adit jika keadaan Fino makin parah dan sempat ia nekad keluar dari kamar hingga tak kuat menopang badan lalu jatuh pingsan.

Lalu pagi tadi setelah mendengar kabar itu aku yang sebenarnya sudah berseragam osis dan akan berangkat sekolah, tapi akhirnya mengurungkan niat. Aku langsung beralih menuju rumah sakit dan tak jadi sekolah. Padahal hari ini Dista menanti ku di sekolah karena ingin dimintai tolong untuk bersaksi dalam kasus penangkapan Wibi.

Namun rasanya aku lebih khawatir dengan keadaan Fino jadi aku memilih untuk ke rumah sakit saja. Sore tadi Dista sempat datang juga setelah pulang sekolah bersama dengan beberapa teman yang lain untuk menjenguk. Kudengar dari Dista keadaan di sekolah sempat menegang tadi pagi.

Ingin rasa nya aku tidur karena cukup lelah sekali hari ini. Tadi siang bang Adit sempat tersulut emosi melihat keadaan Fino yang makin parah dan mencari keberadaan teman nya yang ku ketahui bernama Arafi. Aku tak tau siapa dia dan ada hubungan apa dengan Fino. Yang pasti tadi dia mengajak ku untuk mencari Arafi tapi sayang, saat kita hampiri di kos an nya dia tak ada disana.

Bang Adit mengira ini semua ada campur tangan Arafi hingga membuat Fino sakit parah. Dan aku baru tau pula bahwa Arafi sempat berhubungan spesial dengan Fino. Mendengar itu aku sedikit merasa sakit hati ternyata Fino menyembunyikan semua ini dari ku. Dalam satu sisi aku merasa begitu khawatir dan kasihan dengan Fino tapi di sisi lain kenapa Fino berbuat seperti itu yang bahkan tak pernah aku duga.

Tok...tok...tok

Terdengar suara pintu kamar di ketuk dari luar. Tanpa sempat aku jawab pintu sudah di buka yang ternyata adalah Dokter yang nampak ingin memeriksa keadaan Fino.

"Selamat malam!" sapa dokter pria itu lalu berjalan masuk dengan seorang perawat muda yang mengikuti nya.

Terkejut mendengar suara itu lantas bang Adit terbangun dari tidur.

"Malam dok."jawab bang Adit agak gelagapan.

"Permisi ya, saya akan periksa dulu keadaan saudara Fino."kata dokter itu.

"Oh ya mari silahkan dok..." jawab Bang Adit mempersilahkan dokter memeriksa keadaan Fino.

Sementara dokter memeriksa keadaan Fino, aku dan Bang Adit berharap cemas dengan kondisi Fino sekarang yang masih belum sadarkan diri. Perhatian ku teralihkan kepada perawat pria yang berpakaian perawat serba putih yang masuk bersama dokter itu. Ku lihat nampak nya ia curi curi pandang ke arah ku sambil sesekali tersenyum. Entah kenapa dia nampak begitu manis. Kelihatan nya dia seumuran dengan ku. Postur tubuhnya agak kurus dan tak terlalu tinggi. Hampir sana dengan tinggi badan Fino. Kulihat dari gelagat nya ia agak lentur tubuhnya atau bisa dibilang agak gemulai. Mungkin saja dia anak magang disini. Dari semua perawat yang kulihat sedari tadi aku di rumah sakit mungkin dia yang terlihat paling muda menurutku.

Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang