#part terakhir Prequel Hanif POV
Gimana udah emosi belum sama si Hanif? Lanjut. Happy Reading...Hari ini disekolah hatiku begitu tak tenang. Perkataan Bisma kemarin terlalu menguasai pikiran ku. Bahkan guru yang menjelaskan mata pelajaran didepan pun tak begitu ku hiraukan. Pandangan ku hanya terfokus pada Satria. Kalau saat sekolah begini dia memang nampak seperti siswa yang lain. Tak ada yang mencurigakan. Namun aku masih terlalu ragu dengan statement Bisma bahwa Satria adalah pengedar.
Berarti jika Arafi saja tak sampai menyeret Satria ke pihak berwajib maka dia pasti akan melancarkan aksinya kembali sebagai pengedar. Hati ku begitu berkecambuk dalam hal ini.
"Aku harus menemukan bukti!" kataku dalam hati.
Aku harus mencari partner untuk mengungkap semua ini. Tapi siapa? Apa ada diantara teman teman sekelas ku ini yang akan percaya kepadaku? Tentu nya niatku ini akan kulakukan secara diam diam agar Satria tak langsung menyadari nya.
Aku tak ingin juga sekolah ini kedatangan penyusup yang akan memberi pengaruh buruk untuk sekolah kedepan nya. Tapi siapa partner yang menurutku cocok?
Aku baru saja memikirkan satu nama yang sepertinya mau ku ajak kerjasama. Dista.*
*
*Kebetulan di jam pelajaran kedua ini adalah pelajaran olahraga. Dan sudah pasti guru olahraga favoritku, yaitu pak Gani yang akan membimbing. Pak Gani bisa ku katakan guru terganteng di sekolah ini. Umurnya terbilang masih muda, masih 29 tahun dan dia belum menikah. Dia lah yang selalu membuatku gagal fokus saat pelajaran olahraga yang pasti selalu di lakukan dengan praktek.
Karena mayoritas siswa di kelasku adalah cowok maka beberapa dari kami yang mengganti seragam sekolah ke kaos olahraga langsung di kelas. Paling cuma ganti seragam atasan aja karena celana biasanya banyak yang sudah di dobel sama seragam osis maupun seragam lain. Tapi ada beberapa yang nekad juga buka celana sampai bugil ganti seragam di kelas. Memang tak ada malu mereka tapi terkadang asik juga melihatnya.
Pandangan ku masih terfokus sama Satria. Seolah aku mencari cari sesuatu dari Satria lewat pandangan ku dulu. Siapa tau aku menemukan bukti. Setelah siap semua, teman teman pun keluar dari kelas dan berkumpul ke lapangan yang dimana sudah ditunggu pak Gani disana.
"Ya anak anak sebelum kita mulai materi kita pagi ini, seperti biasa kita pemanasan dulu. Fahri. Kamu pimpin pemanasan nya ya."ujar Pak Gani.
"Siap pak!"jawab Fahri yang kemudian dia maju kedepan.
Pemanasan pun dimulai. Kami melakukan peregangan badan seperti yang sudah terbiasa kami lakukan sebelum memulai pelajaran praktek olahraga. Di depan sana pak Gani sedang berdiri tegap mengamati kita yang sedang pemanasan. Kulirik dia. Dan ternyata dia membalas lirikan ku. Ah....sialan ada aja yang bikin aku gagal fokus saat aku melakukan sesuatu. Mana dia senyum lagi kepadaku.
Akhirnya kami saling tatap dan melempar senyum. Manis sekali paras pak Gani. Wajah nya terlihat begitu tegas, dewasa namun tetap ganteng. Tak kusangka Dista yang ada di depan ku menengok ke belakang dan melototi ku. Dia isyaratkan wajahnya yang seakan tau apa yang aku lakukan dengan pak Gani. Sialan, tau aja Dista kalau aku sedang menatap pak Gani yang ganteng itu.
"Oke anak anak. Seperti biasa ya, lari lari dulu keliling sekolah 3x habis itu baru dilanjut."
Mendengar itu seketika sebagian teman teman mengeluh. Tapi walau begitu kami tetap saja melakukan nya karena biasanya kami tidak selalu lari. Kadang hanya berjalan kaki biasa sambil ngobrol ngobrol. Bahkan ada juga yang nekad mampir di warung. Karena kami diharuskan lari mengelilingi area luar sekolah yang berada di area kampung tengah kota yang jalan nya tidak terlalu ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️
Fantasía❗❗Homophobic alert ❗❗ Kelanjutan dari Season yang pertama. Bagi yang mau baca ini, disarankan baca yang pertama dulu. Ini kelanjutannya. Tapi inget, ini cerita gay yang dalem nya banyak adegan sex nya. Mohon bijak sebelum baca ya. Kalo gak suka...