Lanjutan part sebelumnya...."Kenapa jadi kaya gini sih Arghhh.... Kenapa harus elo terus yang dapat semua nya?.......(kusapukan air mataku yang menetes di pipi).... Bangsat lo Fino. Lo rebut semua kebahagiaan gua. Lo rebut perhatian Alfan dari gua." kataku pada diri sendiri yang begitu hancur.
Aku hirup nafas dalam dalam dan ku hapus semua air mataku dengan ku lap ke seragam ku. Aku tak ingin jika nanti ada orang yang memergoki ku sedang menangis di toilet.
"Lo harus kuat Nif. Lo gaboleh nangisin orang yang sama sekali gak peduli sama lo. Lo itu cowok. Lo gaboleh nangis. Hapus air mata lo. Lupain dia. Lo pasti akan dapat orang yang lebih baik dari Alfan. Lupain dia."kataku dalam hati yang mencoba untuk menenangkan diri sendiri karena sudah tersakiti oleh hal yang sebenarnya aku buat sendiri.
Aku tersakiti oleh ekspetasi ku sendiri. Ini bukan salah siapa siapa Hanif. Ini salah mu sendiri. Tapi nama Fino begitu membekas dan tertanam di pikiran ku kalau dia adalah sebangsat bangsat nya orang yang pernah ku kenal. Rasa benci itu yang mampu membuat air mata ku surut perlahan.
Tak lama terdengar suara bell masuk kelas. Aku segera bergegas keluar dari wc. Ku sempatkan dulu untuk cuci muka di wastafel toilet itu agar nampak wajahku lebih segar dan tak tampak kalau baru saja aku menangis.
Aku keluar dari toilet. Namun aku terkejut dengan siapa yang kutemui di depan pintu toilet. Aku melihat Fino.
"Kenapa si bangsat ini ada disini? Mau ngapain dia berdiri di depan toilet kaya orang bodoh begini?" tanya ku dalam hati.
Nampak Fino terlihat bingung dan cemas. Kulirik mataku kedepan ternyata disana ada Satria yang berjalan berlawanan arah. Sepertinya dia barusan ketemu sama Fino disini. Terlihat juga ada sebuah buku yang dipegang oleh Fino. Kuamati buku itu. Buku itu kan yang dibawa oleh Dista pagi tadi? Kata Dista itu buku tugas bahasa inggris milik Fino yang dipinjam sama Dista. Pasti Satria habis ketemu sama Fino dan ia mengembalikan buku itu kepadanya. Persis seperti apa yang dikatakan Dista pagi tadi.
Sepertinya Fino tak menyadari keberadaan ku dibelakangnya. Tak lama setelah itu dia berbalik badan dan sadar akan keberadaan ku.
"Eh elu Nif!! Udah lama disini?"tanya Fino yang sok asik menyembunyikan kecemasan dalam wajahnya itu.
"Iya nih. Lo kenapa ada disini?"tanyaku balik yang mencoba agar tak emosi kepadanya.
"Tadi habis kencing dari toilet. Trus ketemu sama Wibi tadi barusan."
Sialan. Ternyata dia juga dari toilet. Jadi pas tadi aku menangis di dalam wc dia juga ada di dalam toilet itu. Semoga saja dia tidak tau. Namun ada yang membuatku bertanya tanya. Dia menyebut nama Wibi. Siapa itu?
"Hah?? Wibi?? Siapa itu Wibi?"tanya ku heran.
"Yaaa Wibi. Masa lu ga tau sih?"tanya Fino yang nampak kebingungan.
"Siapa yang lo maksud? Siapa itu Wibi gua ga kenal.... (terdiam sebentar lalu teringat satu nama)
Ohh Satria maksud lo. Satria gebetan lo! Satria pacar lo itu!!" kataku dengan begitu sinis."Hah Satria?"
"Iya. Anak baru itu kan. BF lo itu kan. Masak lo gatau namanya sih? Gilak lo!"
"Yang ku tau..... Dia Wibi kan?"
"Hah?? Siapa itu itu Wibi? Gua ga kenal. Udahlah. Buang buang waktu aja lo. Minggir gua mau ke kelas."
Ku singkap kan dan kudorong bahu Fino untuk minggir dari hadapan ku. Dengan ketus ku tinggalkan Fino.
"Tunggu Nif tunggu." Fino menarik tangan ku dari belakang.
"Apa lagi sih njing?" Tanyaku yang mulai emosi oleh tingkah menyebalkan Fino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lubang Idaman Season 2 🔞 ✔️
Fantasía❗❗Homophobic alert ❗❗ Kelanjutan dari Season yang pertama. Bagi yang mau baca ini, disarankan baca yang pertama dulu. Ini kelanjutannya. Tapi inget, ini cerita gay yang dalem nya banyak adegan sex nya. Mohon bijak sebelum baca ya. Kalo gak suka...