Hari Minggu itu, tiba-tiba saja Yoona menjadi begitu bersemangat untuk memasak. Pagi-pagi sekali ia pergi ke pasar tradisional untuk membeli berbagai macam sayur mayur, daging, dan bumbu masakan. Ia memang sudah lama hobi memasak, namun tak seperti biasanya, hari itu Yoona memasak cukup banyak dan beragam.
"Eung, Taehyung ssi..." Yoona memutar nomor ponsel Taehyung, "kau dan Ara ada acara hari ini? Tidak? Kebetulan aku masak banyak, makan sianglah di tempatku. Kalian tak usah membawa apa-apa selain perut kosong."
Undangan Yoona jelas tak ditolak oleh Taehyung. Kebetulan setiap hari Minggu Yeonghee selalu libur dan pulang ke rumahnya, jadi tak ada yang memasak untuk mereka. Sebelum jam dinding berdentang dua belas kali, Taehyung beserta anak semata wayangnya sudah muncul di depan pintu apartemen Yoona.
"Masuklah," sambut Yoona.
"Woaaah, Ahjumma masak banyak sekali." Ara melongo melihat empat piring olahan daging sapi yang berbeda-beda, berbagai mangkuk sayur, mie, dan kue-kue kering beraneka bentuk.
"Ahjumma harap kau akan menghabiskan semuanya tanpa ada yang tersisa."
"Itu sudah pasti! Perut saya kosong soalnya." Ara menarik bangku meja makan dan mulai memindahkan semua daging serta sayuran ke dalam mangkuk nasinya."
"Terimakasih sudah mengundang kami makan siang." Taehyung tersenyum.
Hari itu Taehyung mengenakan sweater khaki dan celana jeans. Ia tampak begitu menawan di mata Yoona. Namun ada satu hal yang membuat Yoona terus-terusan melirik rambut Taehyung.
"Ada apa? Taehyung mengibas rambutnya yang berwarna gelap. Ia tahu sejak tadi Yoona diam-diam memandangi rambutnya.
"Ada... Uhm..." Yoona ragu-ragu. Tangan kanannya berkali-kali terangkat namun ia tahan lagi.
"Ada apa?" Taehyung meraba rambutnya sendiri. "Ada daun yang menempel? Atau serangga?"
"Ada sehelai rambut putih di puncak kepalamu." Yoona memegangi lengannya yang sudah gatal ingin mencabut satu-satunya rambut Taehyung yang berwarna kelabu itu.
"Oh, bisa kau ambilkan?" Taehyung memiringkan kepalanya agar Yoona yang lebih pendek darinya itu bisa mencabut ubannya.
"Kau tidak keberatan?"
"Tidak sama sekali. Tolong cabutkan."
Hati-hati, Yoona mencabut sehelai rambut Taehyung yang sejak tadi mengganggu matanya. Ia menyerahkan rambut putih itu ke tangan Taehyung.
"Aku benar-benar sudah tua." Taehyung menekuk bibir mengamati ubannya yang berwarna keperakan.
Ara tertawa geli mendengar komentar ayahnya. "Ara saja tahun ini sudah mau sepuluh tahun, Appa memang sudah tua."
Taehyung melirik puterinya dan meleletkan lidah.
"Cuma satu helai, kok. Tak usah risau begitu." Yoona duduk di samping Ara, "makanlah. Kau butuh banyak nutrisi dan vitamin jika tak mau ubanmu bertambah banyak."
Taehyung menuruti perintah Yoona. Ia menarik kursi dan duduk di seberang Yoona sementara gadis itu mengambilkan nasi untuknya.
"Sudah lama sekali tidak ada yang memasak untukku secara gratis, apalagi mengambilkanku nasi." Taehyung menerima mangkuk yang penuh berisi nasi dari tangan Yoona.
"Mulai sekarang, datanglah setiap akhir pekan, aku akan memasak untuk kalian." Yoona menyerahkan sumpit dan juga memindahkan piring daging agar lebih mudah dijangkau oleh Taehyung.
Taehyung spontan menatap Yoona. Gadis cantik itu mengucapkan tawarannya tanpa rasa malu ataupun basa-basi. Yoona mengatakan itu semua dengan nada yang sama seperti seorang isteri atau seorang ibu menawarkan diri memasak untuk anggota keluarga mereka sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST TRAIN TO SEOUL || VYOON FANFIC
FanfictionHanya karena sebuah kejahilan yang salah sasaran, kesucian Yoona direnggut secara paksa oleh Taehyung tanpa mereka pernah saling mengenal atau mengetahui wajah masing-masing. Sepuluh tahun kemudian Yoona bertemu lagi dengan Taehyung di dalam sebuah...