Bab 26

456 68 32
                                    

Namun harga diri Yoona yang sangat tinggi membuatnya tetap berdiri tegak di hadapan Taehyung dan wanita lain yang kini sama-sama menoleh kepadanya.

"Kebetulan sekali." Cetus Yoona dengan suara yang sengaja ia buat agar terdengar biasa saja.

Taehyung seperti seorang pria yang tengah dipergoki berselingkuh oleh isterinya sendiri. Ia refleks memundurkan tubuhnya menjauh dari Somin. Sedetik kemudian ia sadar bahwa ia tak perlu bersikap seperti itu. Bukankah Yoona sendiri yang pernah menegaskan kepadanya mengenai hubungan mereka, bahwa mereka berdua bukanlah sepasang kekasih lagi, bahwa mereka berdua sama-sama bebas untuk menjalani hidup mereka masing-masing, termasuk untuk memilih pasangan yang lain.

"Yoona," Taehyung berdiri, sejujurnya ia bingung mesti berkata apa, "kenalkan, ini Jung Somin. Dia----"

Sebelum Taehyung menyelesaikan kata-katanya, Yoona sudah menjulurkan tangannya kepada Somin dengan keramahan yang semu, "Lim Yoona. Ibunya Ara." Ia memperkenalkan diri.

Somin berdiri untuk menyambut uluran tangan Yoona, "Jung Somin. Aku----"

"-----Jangan merasa terganggu oleh kehadiran kami." Yoona tersenyum dingin. Ia segera menarik Ara. "Silahkan lanjutkan acara makan kalian, kami mau ke meja counter."

Taehyung bergeming memerhatikan Yoona dan Ara yang berjalan untuk bergabung bersama antrian yang hendak memesan makanan. Beberapa menit kemudian ibu dan anak itu sudah berdiri sambil memilih-milih makanan yang ingin mereka pesan dari layar menu.

"Kau tak mau duduk, Tae?" Somin menarik lembut tangan Taehyung agar pria itu kembali menduduki kursinya. Sedari tadi Taehyung berdiri mematung sambil memandang ke arah Yoona dan Ara yang masih berada di depan layar menu.

Taehyung seperti orang yang terhipnotis. Saat Somin menegurnya, ia kelihatan bingung dan linglung.

"Kau belum habiskan makananmu." Mata Somin menunjuk chicken nugget yang masih bersisa di atas meja. "Mau tambah lagi?"

Taehyung menggeleng. Rasa kaget karena kehadiran Yoona di sana telah membuatnya kehilangan selera makan.

"Ibu Ara sangat cantik dilihat dari dekat." Somin tersenyum. Ia mencelupkan sepotong kentang goreng ke dalam saus tomat dan menggigitnya.

"Ya, dia memang sangat cantik." Gumam Taehyung.

"Semua belum terlambat, Tae."

"Hmm?"

Ekor mata Somin mengarah pada Yoona dan Ara yang kini tengah berada di depan meja kasir untuk membayar pesanan mereka. "Aku bisa melihat seberapa besar rasa cinta dan rindumu untuk ibu Ara. Semakin disembunyikan semakin terasa menyakitkan, bukan?"

"Somin ah, aku dan Yoona sudah tak ada hubungan apa-apa lagi. Satu-satunya yang menghubungkan kami berdua hanyalah Ara. Dan hanya Ara yang dipedulikan oleh Yoona."

"Kau lebih suka menghindar dari wanita yang kau cintai ketimbang memperjuangkan perasaanmu untuknya?"

Taehyung menatap Somin, "kau ini aneh sekali." Cetusnya heran. "Kita sedang berkencan, tapi kau malah menyuruhku untuk mengejar wanita lain."

"Aku suka padamu." Senyum Somin. "Aku juga mulai sayang padamu, tapi aku ingin kau bahagia. Dan jika ternyata kau lebih bahagia bersama wanita lain, mengapa aku tidak mendorongmu untuk meraih kebahagiaan itu?"

Taehyung melipat kedua tangannya dan mendengus tersenyum. "Kau benar-benar unik dan juga baik hati. Jika aku menikah denganmu, kau pasti akan membuatku bahagia juga."

Takdirlah yang membuat Yoona melangkah cukup dekat dengan meja yang ditempati Taehyung sehingga ia bisa mendengar kata-kata Taehyung barusan dengan sangat jelas.

LAST TRAIN TO SEOUL || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang