Dua Jam SebelumnyaBegitu tahu kalau Ara sudah pulang ke Korea Selatan, malam itu juga Yeonghee kembali ke rumah majikannya. Ia membereskan kamar anak itu dan membuatkan berbagai makanan yang menjadi favorit Ara. Setelah mengasuh anak itu selama kurang lebih sepuluh tahun, rasa sayang Yeonghee kepada Ara sama besarnya seperti rasa sayangnya kepada anak dan cucunya sendiri.
"Ara ya!" Yeonghee menyambut kedatangan Taehyung dan Ara dengan gejolak rindu. Ia memeluk majikan ciliknya itu sama seperti ketika ia memeluk cucu laki-lakinya. "Kenapa Ara kurus sekali? Apa kau tidak diberi makan di New York?" Yeonghee menekuk bibir dengan kesal. "Atau kau pilah-pilih makanan? Apa masakan Amerika tidak seenak masakan Korea?"
Ara tertawa berderai. "Baru ditinggal dua minggu, Ahjumma sudah lebih cerewet daripada saya."
"Aih, Ara malah mengejek." Yeonghee tertawa senang. "Ara ya, Ahjumma rindu sekali padamu. Ayo kita ke meja makan, Ahjumma sudah masak banyak untukmu."
"Tapi saya sudah makan."
Taehyung menggeret masuk koper milik Ara dan miliknya lalu menaruh kedua koper itu di dekat rak sepatu. Ia masuk ke dalam kamar tidurnya dan termangu di atas ranjang dengan pikiran kosong. Samar-samar ia mendengar celotehan Ara mengenai liburannya di New York. Saat Ara bercerita mengenai acara jamuan makan malam di Henney Mansion dan juga lamaran Daniel kepada ibunya, Taehyung sadar ia masih memiliki begitu banyak hal yang belum ia sampaikan pada Yoona.
"Yeonghee Ahjumma," Taehyung keluar dari kamar tidurnya, "tolong jaga Ara."
"Appa mau ke mana?" Leher Ara berputar mengikuti gerakan ayahnya.
"Appa mau memenangkan hati ibumu sekali lagi." Taehyung menyambar jaket dan kunci mobilnya.
Girang mendengar perkataan ayahnya, Ara spontan melompat dari atas bangku meja makan. "Jangan sampai gagal ya, Pa!" Teriaknya memberi semangat.
Taehyung tersenyum sebelum ia menutup pintu apartemen.
_______________________________________
"Jangan peluk aku jika kita hanya akan berpisah lagi." Yoona menggeletar di dalam dekapan Taehyung.
"Apakah kau ingin berpisah dariku?"
"Tidak, tapi..." Yoona meringis tak berdaya. Saat ini Taehyung bukanlah miliknya lagi. Lelaki itu sudah memberikan janji untuk menikah kepada wanita lain.
"Tapi apa?" Tatap Taehyung. "Kau lebih mencintai Daniel daripada aku?"
"Daniel?" Yoona menggeleng. Tak ada satu lelakipun di dunia ini yang lebih ia cintai daripada Taehyung.
"Kalau begitu cintailah aku sekali lagi." Taehyung meremas tubuh Yoona.
"Bolehkah? Bukankah kau sudah menjadi milik wanita lain?"
"Wanita lain? Tidak ada wanita lain manapun yang memilikiku selain engkau."
"Jangan bohong, Tae. Bagaimana dengan So---Somin? Bukankah kalian berpacaran?"
Taehyung hampir tertawa mendengar tuduhan Yoona. "Kau cemburu pada Somin? Ah ya ya ya, kau pasti cemburu padanya." Taehyung mencium bibir Yoona dengan bahagia.
Hanya sedetik saja Yoona membiarkan bibirnya dinikmati oleh Taehyung. "Tolong jangan cium aku. Aku tak mau membuatmu mengkhianati calon isterimu."
"Calon isteri?" Taehyung tergelak. "Aku tak punya calon isteri karena calon isteriku yang begitu kucintai lebih memilih lelaki lain dan pindah ke New York." Taehyung tersenyum. Senyumnya bersorban segurat duka tatkala teringat akan hubungan Yoona dengan Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST TRAIN TO SEOUL || VYOON FANFIC
FanfictionHanya karena sebuah kejahilan yang salah sasaran, kesucian Yoona direnggut secara paksa oleh Taehyung tanpa mereka pernah saling mengenal atau mengetahui wajah masing-masing. Sepuluh tahun kemudian Yoona bertemu lagi dengan Taehyung di dalam sebuah...