Tiga hari kemudian Ara muncul di apartemen Yoona. Dengan senyum khasnya yang jenaka, gadis kecil itu berdiri di muka pintu dengan mengenakan jeans overall biru dan kaus lengan panjang warna ungu yang dibalut oleh sebuah jaket musim dingin yang cukup tebal. Sambil menggendong sebuah ransel, Ara menoleh seorang wanita paruh baya di sampingnya.
"Nanti jemput ya kalau saya telepon." Pinta Ara kepada wanita tersebut.
"Iya, nanti Ahjumma jemput." Yeonghee Ahjumma tersenyum pada Yoona, "jam berapa kira-kira saya harus datang menjemput Ara? Tuan Kim biasanya pulang jam sembilan malam, tapi setiap jam tujuh, dia selalu menelepon untuk memastikan Ara sudah makan malam dan mengerjakan semua tugas sekolahnya."
"Ahjumma boleh kembali jam enam nanti." Jawab Yoona.
"Baik." Yeonghee mengelus kepala Ara, "jangan merepotkan Yoona Ahjumma, ya."
"Oke." Ara menyatukan telunjuk dan ibu jarinya untuk membentuk huruf O.
Yeonghee berpamitan.
"Masuk." Yoona menunggu sampai Ara melangkah ke dalam apartemen sebelum ia menutup pintu.
Ara melepas jaket dan menggantungnya di gantungan mantel. Gadis cilik itu lalu mengganti kedua sepatu sneakernya dengan sepasang sendal rumah. "Saya bawa ini untuk Ahjumma."
"Apa itu?" Yoona tidak serta merta menerima kantung kertas yang disorongkan oleh Ara.
"Susu, jeruk, dan pisang."
"Apa itu bekal makan siangmu?"
Ara menggeleng, "saya membawakannya untuk Ahjumma. Oleh-oleh dari rumah."
Yoona mendengus tipis, ia menduga Ara mengambil semua makanan itu dari dapur ayahnya. Yoona akhirnya menerima kantung kertas itu karena ia menghargai kebaikan dan perhatian yang diberikan oleh Ara kepadanya.
Ara melompat-lompat masuk ke dalam ruang tamu Yoona. "Apartemen Ahjumma besar juga."
"Jangan melompat-lompat, Ahjumma pusing melihat anak yang melompat-lompat."
"Kami juga punya TV yang seperti ini. Merknya juga sama." Ara tak menghiraukan teguran Yoona, ia malah menunjuk televisi di ruang duduk yang berukuran sangat besar. "Ahjumma suka menonton TV? Sukanya nonton apa? Film horor suka, tidak? Ahjumma kenapa belum pasang pohon Natal?"
"Kau mau diajari masak atau mau berceloteh sampai Yeonghee ahjumma datang menjemputmu?"
Ara nyengir, "masaknya di dapur, ya?"
"Bukan, di kamar mandi."
Ara tergelak mendengar jawaban Yoona. Ia berlari menyusul wanita cantik itu masuk ke area dapur.
"Pakai ini." Yoona mengambil sebuah apron berukuran kecil yang kemarin sengaja ia beli untuk Ara.
"Saya sudah seperti koki, ya." Ara memasukkan kepalanya ke dalam tali apron. Susah payah ia berusaha untuk mengikat bagian belakang apronnya.
Yoona menarik dan memutar tubuh Ara. Ia mengikatkan tali apron gadis itu. "Terlalu kencang?"
"Tidak." Geleng Ara.
Yoona mengambil ikat rambut dan mengikat rambut Ara serta rambutnya sendiri. "Sekarang cuci tangan." Perintah Yoona.
Ara menurut. Ia meniru semua yang dilakukan oleh Yoona. Ia membantu mengeluarkan panci, wajan, serta sayuran dari dalam kulkas. Dengan serius, Ara memerhatikan Yoona memotong daging dan juga instruksi-instruksi lainnya yang ditujukan untuknya.
"Marinasi dagingnya di wadah ini." Yoona memasukkan potongan-potongan daging sapi dan mencampurnya dengan sedikit saus. Sementara Ara mengubek-ubek isi wajan aluminium, Yoona menyiapkan sayuran dan bahan mie bening.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST TRAIN TO SEOUL || VYOON FANFIC
FanfictionHanya karena sebuah kejahilan yang salah sasaran, kesucian Yoona direnggut secara paksa oleh Taehyung tanpa mereka pernah saling mengenal atau mengetahui wajah masing-masing. Sepuluh tahun kemudian Yoona bertemu lagi dengan Taehyung di dalam sebuah...