Bab 15

868 94 83
                                    

Meskipun Taehyung telah empat kali bertanya kapan ia ingin mereka berdua menikah, Yoona belum juga sanggup menjawab. Ia ingin menikah namun juga belum mau menikah pada saat yang bersamaan. Salahkah itu? Ia sangat menikmati hari-hari yang ia lalui bersama Taehyung dan Ara. Ia senang memasak untuk mereka berdua, jalan-jalan bersama mereka, berlibur bersama mereka. Namun untuk benar-benar melepaskan kesendiriannya selama bertahun-tahun dan memulai peran baru sebagai seorang isteri dan juga seorang ibu? Yoona tidak tahu. Ia dan Taehyung belum ada tiga bulan berpacaran. Apakah waktu tiga bulan sudah cukup untuk melompat ke dalam bahtera rumah tangga? Ataukah mereka harus menunggu 9 bulan hingga 1 tahun untuk mengucapkan ikrar hidup semati untuk selamanya?

Yoona mengambil tas Chanelnya dan keluar dari dalam ruang kerjanya di Allura. Beberapa pegawai Allura yang sedang lembur di sana berdiri dan menghormat begitu Yoona melintas di depan atau di samping mereka. Yoonapun membalas salam mereka sekedarnya. Meskipun begitu, sikap ramah Yoona ini cukup membuat mereka terpana takjub.

"Apa Allura sudah tidak punya ratu es lagi?" Salah satu anggota tim marketing menggeser kursi kerjanya sambil berbisik memerhatikan langkah Yoona yang kian menjauh dari mereka.

"Ratu es? Lim Yoona?" Temannya tertawa. Sembari mengunyah keripik ubi, ia berkata, "dia sudah meleleh karena cinta."

"Jadi benar fashion director kita sedang berpacaran dengan pria ganteng dari Nolda Toyco yang kerap datang kemari itu?"

"Ya benarlah. Buktinya setiap hari mereka selalu bertemu dan pulang bersama. Kudengar, Yoona ssi juga kerap berlibur bersama pria itu dan anaknya. Mungkin sebentar lagi kita malah akan mendapatkan undangan pernikahan."

Desas-desus mengenai hubungan Yoona dengan pacar barunya yang ganteng itu sudah sejak lama berhembus di Yeoksam Tower lantai 6, sejak Ara mengunjungi kantor Allura Magazine beberapa bulan lalu. Hampir tak ada yang tidak menyadari mengenai perubahan mood dan sikap Yoona yang semakin hari semakin baik dan semakin menyenangkan pada mereka semua. Dan mereka semua setuju bahwa perubahan Yoona terjadi karena wanita cantik itu sedang jatuh cinta.

"Yoona," panggil Seokcheon.

Yoona yang sudah hampir mencapai lobi, spontan menoleh. "Apa?"

"Jangan lupa besok traktir aku."

"Kenapa harus traktir?"

"Kau kan besok ulangtahun."

"Seharusnya Seokcheon Oppa-lah yang mentraktirku sebagai hadiah ultah." Balas Yoona.

"Kau kan sudah punya pacar. Minta traktir pada pacarmu."

"Oh, itu sudah pasti." Yoona tertawa. "Dia harus menuruti semua permintaanku."

Seokcheon memonyongkan mulutnya dengan iri. "Eh, Yoona. Apa Taehyung punya kakak laki-laki atau seorang paman yang masih lajang?"

"Tidak. Dia tak punya kakak." Yoona melepaskan ID cardnya yang menggantung di leher, "tapi sekalipun ada, aku tak yakin mereka gay."

"Tanyakan saja dulu. Siapa tahu ada." Seokcheon melambaikan tangan.

"Bye!" Yoona melangkahkan kaki di lobi.

Taehyung sudah hafal suara kekasihnya. Begitu Yoona muncul, ia langsung menutup majalah Allura yang tadi sedang dibacanya sambil duduk menunggu.

"Kau tadi mengobrol dengan siapa?" Taehyung berusaha untuk menoleh ke dalam lorong.

"Dengan Hong Seokcheon. Dia tanya apa kau punya kakak lelaki atau paman yang masih lajang. Daah, Giselle." Yoona memeluk lengan Taehyung dan mendorong pintu kaca yang memisahkan kantor Allura Magazine dengan bagian lain di lantai enam.

LAST TRAIN TO SEOUL || VYOON FANFICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang