5: Solitude

621 88 10
                                        

Solitude

sol·​i·​tude | ˈsä-lə-ˌtüd

(n.) the situation of being alone without other people

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tsukishima menghentikan gerakan tangannya untuk membuka pintu.

"Eh, kita tidak jadi makan di atap?"

Tsukishima menggeleng pelan. Pintunya tidak sepenuhnya tertutup dan Tsukishima bisa mengintip sedikit dari celah pintu. Awalnya, ia berniat untuk makan bersama Aoi di atap gedung, karena ia ingin menghindari keramaian. Namun, Yamaguchi sepertinya memiliki pemikiran yang sama dengannya.

"Tsukishima?" gadis itu mulai menarik-narik bajunya perlahan dan mencoba untuk mengintip, tapi Tsukishima langsung menutup pintu dengan cepat.

"Kita... makan di bawah saja." Tanpa menunggu jawaban dari gadis itu, ia langsung menuruni tangga. Aoi tidak mengerti dengan perubahan sikap Tsukishima, tapi ia memutuskan untuk langsung mengikuti langkah Tsukishima.

Tsukishima mengernyit gusar dan mengepalkan kedua tangannya. Ia kesal. Ia tidak ingin menyaksikan pemandangan itu. Sebenarnya, ia tidak ingin Yamaguchi dekat dengan Hitoka Yachi. Ia mengatur napasnya, mencoba untuk menenangkan emosinya. Ia melangkah dengan cepat ke lantai bawah dan baru menghentikan langkahnya di depan kelasnya.

"Tsukishima, tunggu sebentar!"

Tangannya masih terkepal di kedua sisinya. Wajahnya mengeras. Ia... tidak ingin memikirkannya.

Tapi, ia sudah kehilangan kesempatan, bukan?

***

Tsukishima Kei tidak bersikap seperti biasanya. Yamaguchi menyadarinya.

"Tumben sekali, kau pulang sendirian?"

Yamaguchi tersenyum canggung ke arah kakak kelasnya, Ennoshita Chikara. "Tsuki sepertinya sedang sibuk dengan temannya."

Manik mata Ennoshita membulat, lalu ia mengangguk-angguk. "Rasanya aneh melihat dia dekat dengan orang lain, selain dirimu."

Ia tahu. Rasanya sangat aneh dan menyakitkan. Perlahan-lahan, dirinya mungkin akan tersingkirkan oleh orang lain, orang yang laki-laki itu cintai, tapi bukan dirinya. Yamaguchi memang sudah berniat untuk mundur sejak awal.

Ini bukan kisah Cinderella. Yamaguchi tidak mungkin akan menemukan cinta sejatinya di dalam diri Tsukishima Kei.

Tsukishima menolak untuk pulang bersamanya dengan dalih sudah berjanji untuk pulang bersama gadis itu. Namun, laki-laki itu berjanji untuk mendatangi rumahnya, setelah ia mengantar pulang gadis itu. Tsukishima tidak seharusnya repot-repot kembali untuk dirinya, bukan? Ia hanya tidak ingin mengganggu hubungan sahabatnya itu dengan kekasih barunya.

Lalu, di sinilah dia sekarang. Berjalan sendirian di tengah jalan besar yang tidak terlalu ramai oleh orang yang berlalu-lalang. Yamaguchi tidak terbiasa berjalan sendirian. Biasanya, ia selalu pulang dengan Tsukishima atau dengan rekan-rekan lainnya. Hanya saja, hari ini, mereka memiliki urusan masing-masing dan tidak ada yang bisa menemaninya pulang.

Ia berjalan perlahan dengan kepala tertunduk, tidak ingin melakukan kontak mata dengan orang asing di sekitarnya. Rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah dan ia harus melewati beberapa blok perumahan sebelum ia bisa mencapai rumahnya. Ia terus berjalan hingga akhirnya ia menabrak seseorang dan terjatuh.

"ARGH!"

Yamaguchi terkejut. Ia mengangkat kepalanya perlahan dan menemukan seseorang yang sedang ia tidak ingin temui saat ini. Miyazaki dan beberapa anak laki-laki lainnya yang terlihat menyeramkan menatap ke arahnya dengan tajam. Di depan mereka, ada beberapa botol minuman keras dan rokok yang tergeletak di atas tanah. Sepertinya, ia tidak sengaja memecahkannya, ketika menabrak mereka tadi.

ORPHEUS [Tsukiyama]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang