Baloney
/bəˈləʊ.ni | bəˈloʊ.ni/
(n.) nonsense
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Yamaguchi, kau sendirian lagi?"
Yamaguchi tertawa canggung. "Aku tidak mau menganggu Tsuki berkencan."
Yachi duduk di sebelah Yamaguchi. Mereka berdua duduk di bawah sebuah pohon besar yang ditanam di belakang sekolah yang sepi. Benar-benar damai. Yamaguchi menarik napas dan menghembuskannya perlahan.
Lagi-lagi, hal ini terulang. Ia tidak berangkat bersama dengan Tsukishima, tidak juga makan siang bersama seperti biasa. Yamaguchi secara perlahan mulai tersingkir dalam kehidupan seorang Tsukishima Kei. Entah berapa lama lagi, ia harus bertahan seperti ini.
"Kau baik-baik saja?" tanya Yachi.
Yamaguchi menggeleng dan menjawab, "Kurasa, tidak." Ia memainkan tangannya dengan gugup, lalu berkata lagi, "Kau tahu, aku hanya sedang berpikir akhir-akhir ini, kira-kira apa yang akan terjadi, jika ia tahu perasaanku yang sebenarnya?"
Selama ini, Yamaguchi mencoba untuk baik-baik saja, menyembunyikan luka hatinya. Kau tahu, rasanya menyakitkan untuk melihat cinta pertamamu memilih orang lain dibandingkan dirimu. Ia tahu kesalahannya. Ia takut untuk berbicara jujur mengenai hal ini kepada sahabatnya.
Mencintai sahabatnya sendiri itu bukan sesuatu yang mudah.
"Kau masih punya kesempatan, Yamaguchi," ucap Yachi sembari bersandar pada pohon besar di belakangnya. "Mereka hanya berkencan, belum resmi benar-benar menjadi kekasih."
Yamaguchi menyahutinya dengan suara pelan, "Andai aku bisa bersikap egois seperti itu."
Yachi menepuk pelan lengan Yamaguchi dan berseru, "Tentu kau bisa! Jika aku memberitahumu bahwa Tsukishima menyukaimu, apakah kau akan percaya kepadaku?"
Yamaguchi terdiam. Ia memikirkan kata-kata Hitoka Yachi, Ucapan gadis itu terdengar seperti sebuah angan-angan di telinganya. Bahkan jika Tsukishima benar-benar menyukai dirinya seperti ia menyukainya, ia juga tidak akan bisa menerimanya. Ia merasa sangat salah telah jatuh hati kepada sahabatnya dan ia tidak bisa mengubah pemikirannya.
"Bohong," bisik Yamaguchi dengan sedih. "A-aku tidak akan bisa melakukannya... Aku tidak seharusnya mencintainya..."
Katakan, jika memang Tsukishima menyukai dirinya seperti ucapan Yachi, mengapa laki-laki itu terlihat seperti menghindarinya akhir-akhir ini? Mengapa laki-laki itu memilih gadis lain dibandingkan dirinya? Semua itu terdengar seperti... omong kosong.
Ia selalu benci ketika harus membicarakan perasaannya. Entah kenapa, ia merasa semuanya terlihat tidak adil dalam hidupnya. Kehidupannya tidak terdengar normal seperti anak-anak lainnya, punya masalah dengan kehidupan sosial, keluarga yang tidak harmonis, lalu cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Ia harusnya berhenti menyakiti dirinya sendiri seperti ini, tapi ia terlanjur mencintai rasa sakitnya itu.
Mencintai Tsukishima Kei itu indah, ia seperti sedang mengukir kisah dongengnya sendiri.
"Aku merasa kalian berdua itu bodoh." Yachi menenangkan dirinya sesaat, sebelum berkata lagi, "Aku yakin ia menyukaimu, tapi tidak memberitahumu. Mungkin, ia menunggumu untuk berbicara duluan."
Yamaguchi masih menutup mulutnya. Ia melirik ke arah lain, menghindari tatapan Yachi. Kebiasaan gadis itu mulai muncul lagi. Gadis itu pasti mulai mencoba untuk membuatnya jujur kepada Tsukishima. Hitoka Yachi pasti kesal melihat dirinya yang terlihat terus-terusan bersikap seperti ini dan mencoba menariknya keluar dari zona nyamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHEUS [Tsukiyama]
FanficYamaguchi Tadashi mungkin memang dilahirkan sebagai seorang anak laki-laki pengecut. Takdir mempertemukannya dengan Tsukishima Kei di waktu yang tepat. Walau ia memiliki Tsukishima Kei di sisinya, tidak semua dalam kehidupannya selalu berjalan denga...