Kalopsia
kal·op·si·a || kal-op–see–uh
(n.) a condition, state or delusion in which things appear more beautiful than they really are
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2 hari berlalu semenjak mimpi terburuk Yamaguchi dimulai. Laki-laki berwajah manis itu tidak menampakkan batang hidungnya lagi di sekolah dan mengurung dirinya di rumah. Ia hanya ingin mencari ketenangan di dalam kamarnya, tapi dunia seolah tidak membiarkannya tidur dengan nyenyak sehari saja. Terkadang, ia tidak bisa tidur sama sekali, selalu terganggu dengan pikirannya yang kusut. Mereka terus saja menerornya melalui ponselnya. Selain itu, ia juga tidak makan dengan teratur. Hanya akan makan, jika Tsukishima datang dan membuatkannya makanan.
Kali ini, ia bisa tertidur selama beberapa jam. Tidak lama, hanya sekitar 3 jam. Matanya yang masih berat terpaksa terbuka, karena sinar matahari yang menyinari wajahnya dari balik jendela. Seperti biasa, ia akan terbangun dengan rasa sakit yang semakin menggila di kepalanya. Tidak hanya itu, ia juga merasa dadanya jauh lebih berat dari biasanya. Tubuhnya yang lemah beranjak perlahan dari tempat tidurnya. Ia berjalan dengan sedikit terhuyung-huyung. Bahkan, melangkahkan kakinya saja sudah sangat sulit baginya!
Beruntung baginya, ia sempat makan tadi. Walau tidak banyak, setidaknya ia masih memiliki sisa energi untuk menjaga tubuhnya tetap seimbang dan tidak ambruk tiba-tiba. Ia melangkah semakin dekat ke arah pintu, tapi terus menendang sesuatu di lantai.
Ada banyak gulungan perban dan berbagai obat yang berserakan di lantai kamarnya. Ia melirik sedikit ke sekitarnya, termasuk ke arah tempat tidurnya. Kasurnya yang seharusnya berwarna putih memiliki beberapa motif bercak darah yang menyebar di atasnya. Terlebih lagi, ia tidak menyadarinya, jika ia tertidur dengan silet di dekatnya. Matanya menatap ke arah lengannya yang dipenuhi dengan bekas luka sayatan.
Yamaguchi pasti melakukannya lagi, tanpa ia sadari. Kedua matanya menelusuri lengannya. Bekas lukanya yang paling dalam terdapat di kedua pergelangan tangannya. Sedikit lebih dalam lagi dan ia pasti akan mati kehabisan darah. Beruntungnya, ia masih bernapas saat ini. Walau begitu, ia tidak tahu harus senang atau sedih, karena rencananya gagal.
Baginya, mati jauh lebih menyenangkan, dibandingkan memiliki kehidupan seperti ini.
Ia membuka pintu kamarnya perlahan dan menemukan sebuah kotak makan dan susu di depan sana. Pasti Tsukishima yang meletakkannya. Laki-laki itu sudah hampir 2 hari terakhir datang mengunjunginya. Selalu meletakkan makanan di depan pintu kamar Yamaguchi, tapi mereka tidak pernah berbicara sama sekali. Lebih tepatnya, Yamaguchi tidak ingin Tsukishima melihatnya dalam kondisi yang kacau seperti ini.
Ia mengambil kotak makan dan susu itu, lalu membawanya masuk ke dalam kamar. Yamaguchi duduk perlahan di tempat tidurnya dan membuka kotak makan itu. Tsukishima membuat kentang goreng untuknya. Ah, sebenarnya, Yamaguchi sama sekali tidak bernafsu untuk makan. Namun, ia masih menghargai kebaikan Tsukishima dengan memakannya.
Dari kejauhan, ia mendengar suara seseorang yang sedang memasuki rumahnya.
"Yamaguchi? Apa kau ada di dalam?" Tsukishima mulai mengetuk pintunya. "Apa kau sudah makan? Apa mau kubuatkan makanan?"
Yamaguchi diam, tidak menjawab atau bergerak sedikit pun. Ia hanya duduk diam dan menatap kosong ke arah pintu kamarnya. Tidak bicara, hanya akan mendengarkan.
"Apa kau tidur dengan nyenyak? Apa kau masih bermimpi buruk? Apa kau baik-baik saja di dalam sana?"
Tsukishima kembali mengetuk pintunya. Namun, berapa kali pun ia mengetuknya, Yamaguchi tidak akan membukanya. Karena itulah, ia memutuskan untuk duduk di depan pintu kamar sahabatnya dan berbicara sembari berharap Yamaguchi sedang mendengarkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHEUS [Tsukiyama]
FanficYamaguchi Tadashi mungkin memang dilahirkan sebagai seorang anak laki-laki pengecut. Takdir mempertemukannya dengan Tsukishima Kei di waktu yang tepat. Walau ia memiliki Tsukishima Kei di sisinya, tidak semua dalam kehidupannya selalu berjalan denga...