Chapter 37:(Anak Bungsu:NaruHina)

89 6 4
                                    

5 Tahun Kemudian...
Kediaman Uzumaki...

Seorang bocah lelaki bersurai kuning tengah bermanja di perut ibunya yang tengah hamil 6 bulan dengan wajah yang lesu.

"Nee, imouto...kapan kau keluar dari perut Mama?...Nii-san tidak sabar ingin bermain-main dan memanjakanmu-dattebasa" kata Boruto lemas dengan wajah yang lesu sembari menempelkan pipinya ke perut ibunya yang tengah hamil calon adiknya.

"Sabar ya Nii-san, tunggu 3 bulan lagi ya. Nii-san sabar menunggu imouto kan?" ucap Hinata menirukan suara anak kecil.

"Ha'i, Nii-san akan sabar menunggumu..." jawab Boruto masih lesu.

"Nee, Kaa-san" panggil Boruto pada ibunya.

"Nani?" respon Hinata.

"Apa Kaa-san sudah memiliki nama untuk adikku?" tanya Boruto sembari menatap ibunya yang dibalas dengan  anggukan sang ibu.

"Benarkah?, siapa namanya?" tanyanya lagi.

"Tentunya nama yang indah sayang" jawab Hinata singkat sembari mengelus surai pirang putranya.

"Nampaknya kau sudah tidak sabar ingin bertemu adikmu kah, Boruto?" tanya Naruto yang tiba-tiba nimbrung.

"Tentu saja, Tou-san. Namun imouto nya bilang aku harus menunggunya tiga bulan lagi. Akan tetapi Tou-san  tenang saja, karena aku akan sabar... menunggunya...dattebasa..." jawab Boruto semangat meskipun perlahan-lahan suaranya semakin mengecil dan matanya semakin memberat akibat belaian Hinata dan akhirnya tertidur, dengan kepalanya yang masih setia menjadikan perut buncit ibunya yang tengah hamil calon adiknya sebagai bantal.

"~Mouu, Boruto-kun sudah tidur" gumam Hinata gemas menatap Boruto yang tengah tertidur di perutnya sambil mengelus surai kuning anaknya.

Hinata kemudian hendak menggendong Boruto ke kamarnya untuk ditidurkan di kamarnya, meskipun pada akhirnya suaminya yang berinisiatif.

"Biar aku saja, hime" ucap Naruto yang mengambil Boruto dari genggaman Hinata karena sudah tahu kalau istrinya ingin mengantarkan anaknya ke kamar.

"Oh iya, Naruto-kun. Aku ingin pergi keluar sebentar ke Konoha Cemetery, apakah tidak apa-apa?" tanya Hinata meminta izin suaminya dan hanya dibalas anggukan.

"Baiklah, kalau begitu aku akan keluar dulu...itte kimasu, Anata" ucap Hinata meminta izin lalu mulai bergerak keluar rumahnya.

"Itte rashai-dattebayo, Hinata-chan. Jangan pulang terlalu malam, karena kau tengah hamil besar dan angin malam tidak baik untukmu" ucap suaminya sembari mengingatkan agar Hinata tidak pulang terlalu malam.

Beberapa menit berjalan, Hinata kemudian menghentikan langkahnya di Toko Bunga Yamanaka dan kemudian memasukinya. Saat itu toko tersebut tengah dijaga oleh Sai.

"Aku ingin memesan bunga matahari 6 tangkai dan bunga Sakura satu ikat" ucap Hinata memesan.

"Kalau aku boleh tahu, untuk siapa bunga-bunga ini?" tanya Sai memastikan.

"Untuk Neji Nii-san dan Sakura-san" ucap Hinata sendu dan kepala sedikit tertunduk.

Sai hanya tersenyum maklum sebelum kemudian mengambil pesanan Hinata dan lalu menyerahkannya pada teman wanitanya yang bersurai ungu itu.

"Baiklah, Sai-san. Aku pergi dulu, Jaa" kata Hinata pamit dan lalu mulai berjalan keluar dari Toko Bunga Yamanaka.

"Aa" gumam Sai singkat lalu kembali mengurus toko bunganya.

Akan Kupenuhi Wasiatmu Kawan-A Naruto Shippuden Fanfic (End✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang