"Semesta memang mempunyai banyak rahasia, tapi semesta juga mengajarkan kita bagaimana cara kita untuk selalu bersyukur."
-ALANA-
Sinar matahari pagi menerpa netra seorang gadis yang sedang terpejam damai dalam tidurnya. Nafasnya nampak terengah, keringat bercucuran membasahi dahi nya.
Mendudukan dirinya di atas ranjang, meraih sebuah ponsel di atas nakasnya. Jari jemarinya mulai mengetik kan sesuatu di atas sana.
Gue gak bahagia, Na.
Sepotong kalimat itu masuk ke dalam mimpi Alana, bisa ia tebak, itu adalah suara Shafa. Alana tak bisa melupakan suara itu, suara yang selama ini ia rindukan.
Karena cemas akan kondisi sahabatnya, Alana memutuskan untuk menelepon nya, walau ia tau pasti tak akan ada jawaban dari seberang sana, namun Alana sangat berharap sahabatnya itu akan menerima jawaban dari semua pesannya.
Tuttt tuttt tuttt
Masih setia menunggu, Alana merentangkan tubuhnya kembali di atas kasur, menatap langit-langit kamarnya. Kaki jenjangnya melangkah, mendekat ke arah balkon kamarnya.
Netra nya menyapu segala sisi luar jendela sana, sudah ramai kendaraan yang berlalu lalang.
Menutup matanya sejenak, serta mengambil udara dalam, mengisi rongga paru-paru nya yang terasa kosong. Gadis itu duduk di pojok sana, menggigit bibir bawahnya dalam.
Dulu, ia sangat dekat dengan Shafa. Shafa adalah sesosok manusia yang mungkin sangat sulit di cari pada zaman sekarang. Shafa jika di ibaratkan adalah sandarannya tatkala dunia nya sangat suram. Mau mendengarkan semua keluh kesah Alana tanpa pamrih, Shafa selalu memberikannya solusi yang membuat nya tenang.
Shafa cantik, tapi Shafa mau berteman dengan Alana, gadis beasiswa yang masuk SMA swasta yang tergolong mahal.
Alana meraih ponselnnya, membuka galery yang sudah lama sekali tidak ia buka, namun ternyata di penuhi foto nya dengan Shafa. Lagi-lagi, Alana hanya bisa menghembuskan nafas pelan, menahan gejolak rasa rindu yang menyerangnya secara bertubi-tubi.
Mengelus pelan handphone nya, tanpa ia sadari setetes air mata jatuh membasahi ponsel nya yang nampak sudah di penuhi retakan itu. Air mata itu mengalir, melewati segala cela retakan nya.
"Sha-fa," lirihnya terbata.
Alana membuka aplikasi chatroom nya, mencari sesuatu disana yang mungkin bisa membuatnya sedikit tenang dari rasa kerisauannya ini.
Tak ada.
Tak ada apa-apa di sana, di dalam sana hanya ada sepi. Tak ada yang memberi nya pesan, bahkan satu pesan pun tak ada.
Netranya menangkap satu nama kontak yang berada di paling atas chatroom nya, chat yang sengaja ia sematkan paling atas.
Shafaluna 🦋
Nama itu terpampang jelas di penglihatannya. Alana menekan kontak itu, mengirimkan sebuah pesan yang ia tulis dari lubuk hati terdalamnya.
Anda|
Shafa, hari ini aku mimpiin kamu lagi. Kamu baik-baik aja kan di sana?
KAMU SEDANG MEMBACA
WUNDE ( Selesai )
Teen Fiction🥀Wunde dalam bahasa Jerman, berati Luka.🥀 Ini hanya secarik kisah tentang Alana Audreleya, seorang gadis yang tak pernah di berikan sedikitpun kekuatan untuk melawan kerasnya semesta. Dan suatu malam, dia di pertemukan dengan -Gevandra- lelaki ya...