31🥀

4.1K 403 31
                                    

Nikmati saja semuanya...

"Kenapa kita kesini, Van?" Tanya Alana, lantaran ia heran, mengapa cowok itu membawa nya ke rooftof sedangkan sekarang bel masuk sudah berbunyi sejak lima menit lalu.

Cowok itu menghembuskan napas pelan, memejamkan mata nya, menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhnya.

Alana ikut menikmati angin pagi yang berhembus, hingga ia tak menyadari ada tangan kekar yang memegangi telapak tangannya, dan menggenggam nya sangat erat.

Vandra membawa Alana untuk duduk di tepian Rooftof sekolahnya. Kini kedua nya saling menatap.

"Aku bawa kamu kesini, karena aku mau, hari ini jadi hari yang gak bakalan pernah kamu lupain," tutur cowok ber-almamater osis itu.

"Apa kamu mencintai aku, Alana?" Tanya Vandra, cowok itu menatap Alana lekat.

"A---Aku--"

"Jika benar kamu mencintaiku, izin kan aku untuk selalu menjaga mu, biarkan aku mencintai mu, hingga nanti." Tuturnya.

"Mengapa kamu mau mencintai aku, Vandra? Sedangkan Tuhan kita saja berbeda,"

"Aku tahu semua itu. Akan tetapi, Kamu itu berbeda dari gadis lainnya. Aku tahu kamu gadis kuat, yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan."

Alana membuang muka ke lain arah. "Jika kamu akan menjaga ku hanya karena rasa kasian, lebih baik pergi."

"Tidak. Aku sangat mencintai mu, Alana." Bantah lelaki tampan itu.

"Lalu, bagaimana hubungan mu dengan Kak Capela? Selama ini, kamu selalu saja mengejar nya bukan?"

"Kamu tak tahu apa yang sebenarnya terjadi,"

"Kita selamanya tak akan pernah bisa bersama, Vandra. Dan kamu tahu akan hal itu!"

"Aku sudah meminta izin ke Tuhan ku, untuk menyayangi mu, dan menjaga mu hinggga nanti."

"Kita bisa bersama, Alana. Dan mulai hari ini, kamu adalah milik ku, milik seorang Gevandra." Tuturnya seolah tanpa bantahan.

🥀_Wunde_🥀

Alana berlari memutari lapangan sekolahnya, karena dirinya baru saja terkena hukuman akibat membolos jam pertama.

Gadis itu mengistirahatkan dirinya di tepi lapangan lantaran sangat lelah, ia meluruskan kedua kaki nya, dan mengelap keringat yang sedari tadi menetes membasahi keningnya.

Alana mengikat tali sepatunya yang rupanya terlepas. Dengan sedikit membungkukkan badannya.

Ia sedikit terkejut ketika mendapati seseorang yang berdiri tepat di hadapannya.

"Ini buat kamu," Vandra menyodorkan sebotol air mineral.

"Buat apa? Dan kenapa?" Tanya Alana heran.

"Buat kamu minum, dan karena aku mencintai kamu, Alana."

Alana sedikit tersipu malu, sejak tiga jam yang lalu dirinya menerima cinta Vandra, kini ia benar-benar gugup jika bertemu Vandra.

"Ma--Makasih," jawab Alana kik-kuk.

Alana menegak sebotol air mineral itu, Vandra ikut duduk lesehan di pinggiran lapangan bersama Alana.

Jam sudah menunjukkan pukul 11.45 namun Alana belum juga tuntas mengerjakan hukuman lari nya. Gadis itu justru duduk santai bersama ketua osis tampan, yang notabene nya sekarang adalah kekasihnya.

"Nih buat kamu," lagi-lagi Vandra memberikan sesuatu pada Alana.

Alana meraih setangkai mawar putih dengan wajah yang berbinar. Sifat Vandra benar-benar berubah jika di dekatnya, dan Alana sangat menyuakai hal itu.

"Kamu tau gak, Na. Aku dapet bunga itu dari mana?" Tanya Vandra, cowok itu terlihat sangat kelelahan.

Alana menggeleng pelan. "Enggak,"

Cowok itu menghembuskan napas kasar. "Nyuri di bangunan samping sekolah, yang ada tulisan 'Awas anjing galak' itu."

Alana membelalak sempurna. "Kamu berani, Van?" Tanya nya di iringi kekehan ringan.

Vandra menoel pipi Alana. "Demi kamu sih, aku berani melawan apa pun."

Alana kembali tersenyum, ia sangat bersyukur bisa mengenal dan dekat dengan Gevandra.

"Aku bahagia, Van."

🥀_Wunde_🥀


"Vandra?"

Vandra memberhentikan langkahnya, cowok itu menoleh ke belakang. Di sana, terdapat seorang gadis melambaikan tangan dengan tersenyum ke arah nya.

Vandra kembali melanjutkan langkahnya, sedetik kemudian ia kembali berhenti lantaran tangan nya di cekat oleh gadis itu.

"Kita bisa ibadah bareng 'kan?" Ajak Capela dengan antusias.

"Tumben banget lo ke Gereja?"

Tanya Vandra, ia sangat heran. Tumben sekali gadis malas dengan ibadah itu datang ke Gereja. Biasanya meskipun ia sudah menyuruhnya, Capela tetap saja tak mau datang. Dan ini lah yang paling Vandra tak sukai dari sosok Capela.

Namun sekarang, Vandra justru sedang menjalin hubungan dengan gadis yang tak se-Kiblat dengan dirinya.

"Aku mau berubah, Van." Bantah Capela, membela diri.

"Buat siapa kamu berubah?" Tanya cowok itu, tatapannya masih menatap ke depan sana.

"Buat kamu lah, Van!"

Vandra menoleh ke arah Capela. Ia menatap nya tajam.

"Kalo lo berubah cuman demi gue, mending gak usah."

Capela terdiam sesaat. Sedetik kemudian, suara bariton milik Vandra kembali memecah keheningan suasana.

"Berubah itu demi Tuhan, dan harus di lakuin dengan sungguh-sungguh." Nasehat Vandra, kemudian berlalu meninggalkan Capela yang masih tak bergeming di tempatnya.

🥀_Wunde_🥀

Hai aku update lagi dong! Cuman sedikit part nya, semoga suka ya.

Kalo ada kesalahan, mohon krisar nya. Thanks.

Alana and Gevandra hari ini jadian📝

12 september 21

WUNDE ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang