"Mencintai mu bukan sebuah kesalahan, aku tak pernah menyesal mengenalmu lebih dalam."
-Alana.
Dengan kepala yang di balut perban, gadis itu berjalan pelan menyusuri koridor sekolahnya. Langkah gadis itu terasa berat.
Netra nya terangkat menatap satu objek yang sedang menjadi pusat perhatian seantero sekolah. Gadis itu melangkahkan kakinya mendekat kesana.
Matanya terlihat berkaca-kaca, tubuhnya meremang seketika. Ia tak bisa berucap apa-apa lagi, ketika matanya menangkap orang yang dirinya cinta memakaikan sebuah cincin putih pada gadis lain.
"Yeaah!" Seru mereka semua yang menyaksikan kejadian itu, sembari bertepuk tangan.
"Mulai hari ini gue resmi jadi pacarnya Gevandra. Seorang ketos tampan SMA GARUDA,"
Sebuah tangan kecil melingkar di pundak Alana, segera Alana mengusap air mata yang tadi sempat mengalir, ia tak mau di pandang lemah oleh orang lain.
"Kamu gak papa, Na?" Tanya Tari---Teman sekelas Alana. Tari tahu, jika mereka sedang menjalin hubungan.
"Aku gak papa kok," jawab Alana bohong.
"Kita ke kelas aja, yuk," ajak Tari, cewek itu menarik pelan pergelangan tangan Alana, agar gadis itu mengikuti langkahnya.
Bruk!
Alana jatuh tersungkur di tengah keramaian siswa, ketika dirinya tersandung kaki salah sorang penonton.
"Aw," ringis Alana pelan, melihat lututnya ternyata mengeluarkan darah.
"Astaga Alana," Tari terkejut.
Vandra menyipiktan matanya, sedetik cowok itu berlari, membelah lautan siswa yang ada. Dengan segera ia menopang tubuh Alana, membawanya ke sebuah ruang yang tak lain adalah UKS.
"Va---Vandra, turunin aku! Aku bisa jalan sendiri."
Vandra tak memperdulikan rintihan kecil gadis itu. Ia tetap berjalan santai dengan tatapan datar. Alana saat ini memang berada di dekapan orang yang ia cinta, namun rasanya hati orang itu sangat jauh darinya.
Vandra menurunkan Alana pada brankar ruang UKS, tatapannya terlihat prihatin pada gadis di hadapannya. Sedangkan Alana, ia lebih memilih menundukan kepalanya, tak mau menatap Vandra karena itu hanya akan membuat hatinya sakit.
Cowok itu menatap Alana sendu, gadis itu terluka, dan itu terjadi karena dirinya, ia sangat merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Alana.
"Punggunng kamu kenapa?" Tanya Vandra, walau sebenarnya ia sudah tau pasti itu ulah Ayahnya.
"Gak papa, cuman di jahit dikit,"
Penuturan Alana membuat hati Vandra seketika menjadi sesak. Mengapa gadis itu terlihat baik-baik saja, disaat tubuhnya saja di penuhi dengan luka.
Dari sini Vandra bisa menilai, jika Alana sangat pintar menyembunyikan luka.
Vandra hanya berdiri mematung tak bersuara, sejak pertama kali mereka memasuki ruang ini. Dia seperti bukan Vandra yang Alana kenal
KAMU SEDANG MEMBACA
WUNDE ( Selesai )
Teen Fiction🥀Wunde dalam bahasa Jerman, berati Luka.🥀 Ini hanya secarik kisah tentang Alana Audreleya, seorang gadis yang tak pernah di berikan sedikitpun kekuatan untuk melawan kerasnya semesta. Dan suatu malam, dia di pertemukan dengan -Gevandra- lelaki ya...