Flashback part
"Munculnya kecemburuan kecil."
🌻🌻
Wajahnya berseri-seri,tawanya terkembang di dalam bibir ceri merah muda, bersenandung riang seakan berada dalam dunia mimpinya sendiri. Seorang gadis kecil berusia tuju tahun itu sedang bahagia, mengungkapkan rasa senangnya sambil tertawa manis dengan kelopak bunga yang jatuh bertebaran di sekitar lokasinya. Gadis itu sedikit lelah,sambil masih mengayun pedal roda di bawah kedua kaki mungilnya tanpa harus berhenti. Memegangi pegangan di antara kedua tangannya agar seimbang dan tidak akan jatuh ketanah. Berkeliling taman bunga,meninggalkan jejak ban di setiap jalannya.Gadis itu sedang bersepeda.
Gadis kecil cantik dengan pakaian mewahnya yang berwarna merah mudanya, sedang mengayuh sepedanya dengan lancar seperti pembalap nasional. Tidak takut jika ada sesuatu yang akan terjadi ataupun dia akan terjatuh. Toh dia sudah bisa.
Di sisi lain,sosok kecil di pinggiran taman berdiri dengan kokoh. Terus memandangi gadis kecil itu dengan ragu sebelum hanya bisa melihat keasikan yang dilihatnya. Pandangannya seperti 'biarkan aku mencobanya juga' dan merasakan seperti apa rasanya menaiki kereta itu. Tapi dia takut,gadis itu sedang bermain. Dan dia hanya bisa diam dan menyaksikan.
Dengan sedikit usahanya,sosok kecil itu maju dengan perlahan. Mendekati batas jalan sepeda gadis itu dan berkata pelan,"Sakura ... biar,biarkan aku mencobanya."
Gadis itu sedikit menolehkan kepalanya, melihatnya. Dia mendekat dengan sepedanya,"Naru juga ingin menaikinya?"
Naruto kecil mengangguk semangat, mengepalkan kedua tangannya didepan dadanya sambil sedikit tersenyum. Sakura melihat dengan enggan, melihat kearahnya lalu melihat kembali pada sepedanya,"tidak. Aku masih ingin bermain."
Naruto memandang kecewa,"Tapi aku juga ingin mencobanya."
"Kamu tidak pernah bersepeda sebelumnya. Bagaimana kamu bisa menaiki ini? Aku akan lanjut bermain saja!"
Melewati jalan yang dilaluinya dan berputar-putar tanpa ujung. Tanpa memperdulikan apapun,Sakura sudah berada dalam dunianya lagi. Naruto sedikit sedih,didalam hati kecilnya dia sangat ingin menaiki sepeda itu. Dia juga ingin tertawa sama seperti yang dilakukan oleh Sakura. Memasuki dunia khayalan miliknya dan bermimpi menjadi pembalap untuk sesaat.
Tapi Sakura tidak mengijinkannya menaiki bahkan menyentuh sepedanya. Dia seperti melihat Naruto dengan mengejek tidak bisa menaikinya karna kakinya pendek. Tapi jika tidak mencobanya, Naruto tidak akan pernah tau. Sekali lagi dia harus menelan harapan kosongnya dan melihat keasikan itu dalam diam.
* * *
Sosok Naruto kecil duduk meringkuk di tepi ranjangnya. Sambil memeluk boneka rubah kesayangannya dan melamun seperti patung. Kamar sederhana yang beraroma citrus menguar disekitar dengan nuansa orange yang dominan. Tidak semewah kelihatannya namun dia menyukainya yang seperti ini. Menerapkan prinsip hemat yang diajarkan oleh orang berharganya.
Naruto kecil berusia delapan tahun masih duduk memandang kosong pada lantai batu dibawahnya. Di sampingnya ada sebuah figura yang menjadi semangat hidupnya selama ini. Angin meniupkan anak rambut pirang lurusnya hingga menutupi sebagian wajah chubbynya. Dia sama sekali tidak mengindahkan suara langkah kaki yang memasuki kamarnya dengan pelan. Duduk di samping bocak pirang dan melihatnya dengan lembut. Karna tidak mendapatkan respon sama sekali,orang itu berinisiatif melakukan kontak fisik dengan menyentuh rambutnya yang halus. Dan benar saja, setelah mendapatkan sentakan kecil,orang itu tersenyum kecil.
Sambil menyusuri jejak air mata yang telah membekas, suara rendahnya terdengar sangat lembut,"Apa yang membuat mata ini mengeluarkan air matanya?"
Naruto berkesiap dan menolehkan kepalanya tepat pada orang dihadapannya. Sambil mengusap sedikitnya air matanya dan berkata,"Kakak,apakah salah jika orang ingin lebih serakah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Berlian yang tebuang || ✓
Romance-[Book 1]- Hanya kisah seorang anak yang hidup dengan terus menerus menentang nasibnya yang berkhianat. Tak peduli apapun, hatinya sudah beku akan kasih sayang yang membuatnya menjadi sosok malaikat pemaaf tak terbatas. Kehidupan remajanya terusik d...