SN 18

418 44 2
                                    

"Pandangannya bukan untukku."

Bibir pecah itu sedikit basah oleh air dengan licin. Tidak pernah berhenti bergerak seolah sedang berbicara tapi tidak bersuara. Naruto yang terlihat sedang membaca buku-buku pelajaran bergerak dengan sedikit cepat. Matanya melihat kesana-kemari memastikan sesuatu tidak ada yang salah. Berulang kali melihat waktu jam yang ada di tangannya sesekali memasukkan sesuatu ke dalam tasnya secara acak.

Beberapa hari dia sudah tidak masuk sekolah akibat kakak dan ayahnya. Naruto pernah mencoba untuk pergi secara diam-diam, namun dia sama sekali tidak pernah menduga jika Kizashi,akan memasang cctv di depan gerbangnya. Maka dengan cepat para penjaga mulai menghadangnya dan mengancam akan melaporkannya pada Kurama,sang kakak. Jadilah dia dengan pundung kembali ke kamarnya yang sunyi. Dan setelah membujuk dengan wajah manisnya, Naruto memanfaatkannya sebagai senjata pamungkas agar Kurama serta Kizashi hanya bisa berkata Iya.

Setelah menyiapkan alat belajarnya,atau dialah gurunya, Naruto bergegas keluar kamarnya. Menuruni tangga dengan sedikit tergesa-gesa namun hati-hati. Dia melihat beberapa pelayan berlalu lalang dan berjalan ke dapur. Naruto bertanya-tanya apa yang mereka lakukan sepagi ini,tidak mungkin jika mereka mulai bekerja. Waktu pekerjaan dirumahnya dimulai pukul delapan,dan ini masih pukul tujuh. Aneh,tapi Naruto mencoba untuk tidak peduli.

Naruto melanjutkan jalannya sambil sesekali memeriksa tas selempangnya,dan hampir saja dia menabrak orang yang ada didepannya. Naruto berkesiap, ternyata itu adalah ibunya yang terlihat sedang buru-buru.

Mebuki yang hampir oleng segera ditangkap oleh Naruto dan berkata dengan terkejut,"Ah ibu,maafkan aku. Aku sedang buru-buru,aku akan berangkat ke sekolah .."

Saat Naruto akan berjalan melanjutkan jalannya,Mebuki memanggilnya,"Eh,Naru. Kau tidak perlu ke sekolah hari ini. Ayo,masuk ke kamarmu dan bersiaplah."

"Tap-,ibu aku .."

"Ibu tidak bisa membantumu,ibu sedang sibuk. Jangan lupa berpakaian yang rapi ya!" Ucap Mebuki setelah berjalan menjauhi Naruto. Naruto berwajah kecewa dan seorang pelayan mendatanginya.

Pelayan berkata,"tuan muda,nyonya ingin aku membantu anda bersiap."

Naruto bertanya dengan ragu,"bisa kau beritahu aku ada acara apa sebenarnya? mengapa ibu terlihat sangat sibuk?"

"Akan ada keluarga Uchiha yang akan datang. Kata nyonya mereka datang untuk berkunjung."

Naruto sempat terkejut mendengar bahwa keluarga Sasuke akan datang berkunjung. Tidak biasanya mereka datang kecuali jika para orang tua ingin reunian. Tapi dia masih penasaran mengapa keluarga Uchiha datang kerumahnya,tanpa alasan untuk berkunjung saja bukan? Naruto diam-diam berfikir kritis

Karena tidak mendapatkan respon dari tuan mudanya, pelayan laki-laki itu menyentuh pundak Naruto pelan,"tuan muda?"

Naruto tersentak,"eh?"

"Saatnya bersiap." Naruto mengangguk dan kembali ke atas masuk ke kamarnya. Sebelum itu,dia menyuruh pelayan tadi untuk kembali ke pekerjaannya dan membiarkan Naruto untuk bersiap sendiri. Pelayan itu mengangguk dan kembali pada kelompoknya.

.
.

Di dalam kamar bertema hitam dan putih, seorang pemuda terlihat sedang berada di antara kursi dan meja rias dan berhadapan dengan bayangannya sendiri. Memperlihatkan wajah serta tubuhnya yang telanjang dada dan hanya memakai handuk sebagai penutup bagian yang tidak bisa dijelaskan. Sasuke memakai handuk kecil untuk mengeringkan rambut tintanya yang basah. Sepertinya dia telah menyelesaikan ritual mandinya dan kini bersiap untuk berpakaian.

Seseorang mengetuk pintunya dengan pelan,dan memasuki kamarnya tanpa perlu meminta persetujuan dari sang pemilik kamar. Seorang wanita paru baya memasuki kamar Sasuke dan menghampirinya,"Sasuke."

[BL] Berlian yang tebuang || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang