"Perubahan tak mendasar dengan senyuman samar."
Jalan besar,bangunan tinggi, luasnya lapangan parkiran yang besar dan dikelilingi oleh banyak remaja adalah tempat yamg pas untuk menikmati masa muda terbaik. Sebuah tempat di manaasa muda lahirnya pubertas dan tumbuhnya benih-benih asmara dengan seseorang. Seorang gadis cantik dengan rambut panjang sepinggang digerai dengan jepit ramput di atas telinganya, berjalan anggun dan elegan di waktu yang bersamaan. Namun terkesan arogan dan penuh dengan kesombongan yang melekat di mata emerald green-nya. Pakaian mewah berwarna merah muda tua dinatas lututnya menambahkan aura elegannya. Berjalan memasuki lantai kampus sesantai mungkin. Orang-orang yang melihatnya tak bisa untuk tidak melihat bahkan menatapnya dengan tatapan memuja.
Dengan kacamata hitam yang bertengger apik di hidungnya tanpa memedulikan berbagai tatapan yang tertuju padanya dan terus berjalan hingga sampai di ruang kantin. Segerombolan remaja pria dan wanita menghampirinya dengan senyum mengejek dan anggun pada masing-masing mereka.
Seseorang berkata pada gadis arogan itu,"lihat Queen kampus kita telah datang~. Betapa mulianya.." ujarnya sarkastik sambil menyilang kan kedua tangannya. Gadis itu mendengus dingin dan tersenyum kecil,sambil melepaskan kacamatanya dan menenggerkannya pada dada bajunya.
"Bukankah selalu seperti itu. Mata mereka takkan pernah lepas dari dewi ini dan tak akan ada yang berani melakukannya."
"Kau benar! Sakura adalah Queen sekaligus dewi. Siapa yang akan bisa mengalahkan kecantikannya itu,benarkan?" Yang lain hanya mendengus membenarkan,di kampusnya tidak ada yang lebih cantik dan kaya dibandingkan dengan gadis arogan yang tadi baru saja memasuki kampus ini,Haruno Sakura.
Sakura melambaikan tangannya malas,"Kau terlalu melebih-lebihkan kenyataan Aoi. Motif seperti itu akan mudah diketahui oleh orang lain, jadi katakan apa yang kau inginkan dariku,hm?" Gadis yang disebut Aoi Mimura,berkilat binar di matanya. Mengepalkan tangannya didepan dadanya sambil memandang Sakura antudia. "Sungguh! Berkah Dewi selalu bersamamu!! Aku ingin.." sebelum perkataannya terselesaikan,bel sekolah telah berbunyi dengan kerasnya, mengalihkan semua urusan pribadi penghuni kampus itu. Mereka semua berbalik dan meninggalkan satu sama lain untuk memasuki kelas masing-masing.
"Oh? Sepertinya kesempatan ini akan tertunda untuk sementara. Sampai jumpa teman-teman~" Dan Sakura pergi meninggalkan teman-teman cs-nya itu.
"Ya ya..kami akan menunggumu di tempat biasa. Oh! Apa kau ingin ikut bermain setelah pulang?"
"Akan aku pikirkan."
* * *
Serangkaian tumpukan kertas mengelilinginya,seakan kertas itu selalu bertambah setiap saatnya. Mengacaukan setiap detik pada orang yang mati-matian untuk segera menyelesaikannya namun percuma. Sang Uchiha-sama ini terus berkedut pada kertas ataupun proposal yang dibawakan oleh sekretarisnya itu. Seakan tak membiarkannya lolos ataupun istirahat begitu saja. Tidak bisakah dia melihat betapa frustasinya Sasuke saat ini dan harus di hadapkan dengan berbagai tulisan yang akan membuat matanya keluar kapan saja.
Sasuke memutar-mutar pena tangannya dengan malas, alisnya menyatu dan terajut tak terelakan dan pikirannya sedang kacau. Tangannya yang sebelah lagi diketuk pada meja untuk mencoba menghilangkan kegelisahan yang sedang dirasakannya. Tanpa di tebak pun dengan melihat ekspresinya saja akan terlihat sangat jelas bahwa Sasuke sedang khawatir. Berdecak beberapa kali, matanya bergerak gelisah dan ingin rasanya dia pergi dari kursi kebesarannya untuk menemui seseorang yang menjadi penyebab kegelisahannya itu.
Setelah pergi dari rumah sakit Naruto dirawat,Sasuke langsung memerintahkan anak buahnya untuk memburu orang yang bernama Raiden. Memikirkan seribu satu cara penyiksaan yang akan dilakukannya pada manusia rendahan sampah itu dengan penyiksaan yang paling mengerikan. Mengurungnya disebuah gudang yang dipenuhi oleh hewan berbisa dan mengikat seluruh tangan dan kakinya dengan rantai panas. Menghiasi wajah pria tua itu dengan memberikan kecupan dari belati kesayangannya hingga suara merdunya akan terdengar sangat indah di mata Sang Uchiha-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Berlian yang tebuang || ✓
Roman d'amour-[Book 1]- Hanya kisah seorang anak yang hidup dengan terus menerus menentang nasibnya yang berkhianat. Tak peduli apapun, hatinya sudah beku akan kasih sayang yang membuatnya menjadi sosok malaikat pemaaf tak terbatas. Kehidupan remajanya terusik d...