SN 15

556 54 1
                                    

"Desiran kelembutan dua Hati."

Beberapa hari telah berlalu dan keadaan Naruto sudah hampir dikatakan jauh lebih baik. Keluarganya selalu datang dan menjenguknya satu persatu. Dan yang paling sering dan terhitung lebih dari 10 kali adalah sang kakak tercintanya, Kurama. Dia tak bisa tidak datang bahkan hanya untuk melihat apakah dia makan dengan baik ataupun istirahat yang cukup.

Naruto dengan sabar bahkan dengan sukarela tangan terbuka selalu menyambut kakaknya yang protektif terhadapnya itu. Memaklumi bahwa sang kakak menghawatirkan nya lebih dari siapapun. Karna jujur,Kurama bahkan lebih heboh jika Naruto kekurangan apapun yang dibutuhkannya. Dia memaksa Naruto memakan makanan sehat yang sedari tadi ditolaknya dengan tegas. Bubur rumah sakit.

Namun Kurama bersikeras dan mengatakan agar dirinya bisa lekas sembuh dan pulang bersamanya kerumah. Tapi lagi-lagi Naruto menolak dengan lembut. Lidahnya terasa pahit setiap kali dia makan apalagi memakan bubur hambar yang membuatnya terasa keracunan. Kurama sedikit jengkel,namun tidak mengungkapkannya.

"Naruto,sampai kapan kau akan terus melawan?" Naruto mengerutkan keningnya dengan sedih,merasa bersalah telah melawan kakaknya. Tapi dia sudah bersumpah dia tidak akan makan bubur hambar itu untuk saat ini saja, mungkin.

"Kakak,aku sudah mengatakan lidahku terasa pahit. Jangan memaksaku memakannya."

"Satu suapan saja tidak akan membuat lidahmu terbakar,hm. Ayo,makan ini dan setelah itu aku tidak akan memaksamu lagi."Kurama menyodorkan sendok berisi bubur itu kedepan mulut Naruto. Menunggu mulut itu terbuka dan segera melesatkan dengan sekejap.

Mulut Naruto sedikit bergetar,ingin terbuka namun tidak memiliki niat sama sekali. Jika dia melakukan itu,apakah tenggorokannya akan aman dari kepahitan air liurnya?

Dia dengan ragu,dan dengan tegas pula menggelengkan kepalanya kembali. Dia masih mencintai cita rasa masakan yang lain,bahkan merindukan masakannya sendiri. Dia menolak membuka mulutnya,dan kedua tangannya memeluk tubuhnya dengan erat. Matanya terpejam kuat dan bibirnya mengerucut,mencebik bergetar,siap akan menangis. Menggoyang-goyangkan tubuh yang dipeluknya itu kekanan dan kekiri seperti anak balita yang dipaksa untuk meminum obat demam.

Melihat reaksi yang bahkan lebih menggemaskan dari gadis mungil yang merengek, Kurama menahan diri agar tidak memukul kepala makhluk kecil tak berdaya namun imut ini. Bahkan jika dia ingin melakukannya dia harus bergulat dengan batinnya dan pada akhirnya tidak melakukan apa-apa.

Tepat setelah memutuskan ingin mengeluarkan kembali rayuan untuk membujuk adiki,pintu kamar itu berderit menandakan seseorang masuk dengan mudah. Langkah ringannya membawanya langung pada kedua sosok yang sedang berdiskusi dengan cara langkah. Sambil membawa sesuatu di tangannya dia mendekati kedua orang berbeda usia dan perawakan itu.

"Mamaksanya memakan bubur hambar itu lagi?" Kalimat pertama yang diucapkannya,sedang Kurama mengangkat alisnya ringan kembali menyodorkan sendok itu dan mendapatkan respon yang sama.

"Kakak,kau sudah mengenal Naruto lebih baik tapi kau masih belum memahaminya. Naruto,sini lihat apa yang aku bawakan untukmu." Ucap Sakura, Naruto memiringkan kepalanya melihat dengan pandangan polos yang paling lucu,menurut kedua orang berneda gender itu.

Terlihat seakan tertarik apa yang ada di dalamnya, matanya terlihat kilatan penasaran. Apakah itu sesuatu yang manis,pedas,asam atau asin. Sudah jelas bahwa itu adalah makanan,dan setelah Sakura juga mengeluarkan isinya dia menjadi semakin tertarik. Kurama menyipitkan matanya dengan ekor matanya yang menangkap beberapa kotak makanan yang dia yakini adalah makanan rumah.

"Jangan memprovokasi indra perasa Naruto,Sakura. Kau tau makan seperti itu tidak sehat sebelum dia sembuh total."

Sakura dengan santai melambaikan tangannya,"Ayolah kak. Naruto sudah lebih baik seminggu yang lalu. Sudah saatnya dia kembali memakan apa yang ingin dia makan. Naru ini,ibu membuatnya sendiri,lihat. Cobalah."

[BL] Berlian yang tebuang || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang