SN 4

785 87 3
                                    

"Pertemuan mereka."

Sebuah mobil deep black melaju membelah jalan dengan kecepatan sedang menikmati alur. Menikmati perjalanan dengan wajah yg sentiasa datar dan dingin. Mobil itu memiliki dua penumpang,yang satu menyetir dan satunya adalah bosnya.

"Kita akan pergi dari tempat pembangunan di laksanakan. Kau tahu tempatnya bukan, Shikamaru?"

"Mendoksai, tentu saja aku tahu. Tempat itu tepat disebuah desa kecil pinggiran kota,Desa Suna."

"Hn."

Mobil itu berhenti di sebuah gerbang desa kecil nan kumuh. Banyak orang-orang yang ada di sana menggunakan pakaian lusuh dan tak berbentuk. Tapi Sasuke tak peduli sama sekali. Dia tidak pernah menatap jijik ataupun awas akan kotoran yang ada ataupun dibawah oleh mereka. Dia santai,dia juga mempunyai rasa kasihan pada orang yang hidup dalam kekurangan. Berjalan bersama Shikamaru yang entah dari kapan telah berada disampingnya.

Menyusuri jalan orang awam yang menatap mereka dengan bingung,binar,dan aneh. Saat sampai di sebuah bangunan tua yang jika disentuh saja akan runtuh,Sasuke mengamati setiap inci sisi gedung itu.

"Ada apa Sasuke?" Tanya Shikamaru melihat Sasuke yang menampilkan mimik aneh. Sasuke menoleh sedemikian detik,dan kembali memandang bagunan didepannya.

"Tidak. Apa kau yakin bangunan di sini cocok untuk membuat Sekolah? Kau sudah mendapat ijin dari pemiliknya?"

"Jadi itu yang kau pikirkan? Yeah,aku sudah meminta bahkan membeli tanah ini,"

"Kau sendiri yg mengatakan,jika mereka tidak mau memberikan secara gratis maka lakukan dengan uang."jelas Shikamaru menjelaskan. Sasuke mengangguk mengiyakan.

"Hn,catat apa saja yang harus di beli dan hubungi para proyektor untuk mulai bekerja, besok."

"Baik, Uchiha-sama."

• • •

Seorang anak kecil berusia 8 tahun berjalan sendiri sejak setelah kelas berakhir. Anak surai merah itu berjalan sambil bersenandung kecil,membawa tas selempang di samping tubuh kecilnya. Kaki jenjang kecil itu terus berjalan tanpa memperdulikan sekiarannya.

Hingga segerombolan anak muncul dihadapannya dan menghadang jalannya. Akirara,anak yang tadi berjalan terpaksa harus berhenti,ketika tahu siapa yang telah berani menghentikan langkahnya. Mereka adalah Yuki,dan teman temannya. Akirara mengambil jalan mundur memandang lurus Yuki.

"Hai, bocah sampah. Mau pulang?" Tanya Yuki dengan senyum mengejek. Akirara mengerutkan dahinya, menghela nafas dan kembali bersikap biasa berjalan melewati mereka. Yuki menggeram,menarik paksa tangan Akirara.

"Ssh,apa yang kau lakukan?" Tanya Akirara akhirnya,Yuki kembali tersenyum mengejek

"Jangan kau pikir urusan kita sudah selesai bocah sampah."

"Lalu apa yg kau inginkan?"

"Entahlah,tapi mungkin aku tidak akan membiarkanmu lolos kali ini." Jawab Yuki melipat kedua tangannya dan menyeringai iblis kearahnya. Akirara mempunyai firasat buruk. 'ini tidak bagus.' batinnya awas.

Yuki mengangguk sebagai kode pada temannya. Mengerti dari itu,mereka mulai mengambil tindakan dengan kedua lengan Akirara.

"OI! Apa yang ingin kau lakukan?! Lepaskan aku!" Teriak Akirara marah,Yuki semakin menyeringai dan melangkah maju dihadapan Akirara. Mengeluarkan cutter kecil di belakang sakunya dan memainkan di tangannya. Melihat itu Akirara semakin panik, tubuhnya berkeringat dan sedikit gemetar.

[BL] Berlian yang tebuang || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang