Dari luka berakhir duka.
🌻🌻Satu hari terlewati dengan kelelahan itu berakhir dengan senyuman. Setelah melewati waktu yang panjang dan juga melelahkan tubuh,acara selesai tepat pada pukul lima sore hari. Para peserta serta kerabat mulai berangsur-angsur kembali setelah mengucapkan selamat.
Ketika selesainya pernikahan,keluarga Haruno memutuskan untuk kembali ke kediamannya setelah mengucapkan salam perpisahan kepada sang anak mereka. Senyum dan kalimat kasih sayang terus di layangkan untuk Naruto di hari bahagianya. Dan di antara semua, Kurama-lah yang terlihat tidak terlihat bahagia dan menatap semuanya dengan cara yang tidak biasa. Lebih tepatnya merendahkan.
Pria itu juga yang ingin cepat pergi meninggalkan tempat itu. Dalam pikirannya dia hanya ingin cepat pulang dan mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Dia sungguh lelah untuk beberapa alasan batin.
Saat keluarga itu pergi, keluarga Uchiha juga memutuskan untuk pulang dan melanjutkannya di rumah. Akan ada sedikit perayaan kecil penyambutan menantu baru. Mikoto menjadi bersemangat dalam memikirkannya. Dan disinilah mereka saat ini,di depan gerbang kediaman besar keluarga terpandang.
Sasuke dan Naruto turun belakangan dan membiarkan Mikoto menyambut mereka yang sudah pulang lebih dulu dari mereka. Mengucapkan beberapa kata salam,mereka akhirnya memasuki rumah itu. Sasuke tersenyum menatap wajah di balik tudung putih Naruto,walau samar tapi dia masih bisa melihatnya. Matanya menampakkan kelembutan menyapa dan penuh cinta melihat Naruto yang saat ini telah sah menjadi pasangan hidupnya.
Melihat itu,mereka yang ada di sana memberikan ruang bagi pasangan baru itu. Mikoto tersenyum manis dan melirik suaminya. Memberikan wink,sebagai kode. Fugaku yang mengerti pun hanya mengangguk mengerti, begitupun dengan Madara.
“Baiklah,Sasuke. Kau bawa menantu untuk istirahat. Kalian pasti lelah kan,ibu akan menyiapkan makan malam spesial,hm?”
Sasuke mengangguk dan membawa tangan Naruto dan menuntunnya ke kamar pengantin. Naruto hanya menurut tanpa berkata-kata. Perasaan senang dan bahagia membuncah,namun ada satu bagian terdalam yang di sembunyikannya agar tidak terlihat.
Meninggalkan keluarganya di bawah, Sasuke menaiki lantai atas guna memasuki kamarnya yang telah berubah menjadi merah kamar pengantin. Karna dia tau Naruto akan pulang kerumahnya setelah mereka menikah,maka dari itu kamarnya telah dirubah sesuai keinginan sang ibu.
Dengan lembut dia menuntun Naruto duduk di satu-satunya ranjang di kamar itu. Cukup besar dan mewah dan sangat elegan. Kamar Sasuke yang biasanya monoton telah dirubah menjadi warna-warni. Naruto menurut dan duduk di sana, perasaannya berdebar antara takut dan cemas. Dia memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi pada dirinya nanti. Jika dia bebas,maka dia akan bersuka cita melakukan apapun.
Dia menjadi panik saat Sasuke mengunci pintu kamarnya dan berjalan menuju arahnya dengan langkah pasti. Seketika dia meremat kimononya sedikit kencang.
Sasuke yang sudah lama menunggu saat-saat seperti ini pun akhirnya melepaskan pertahanannya. Dia beranjak lebih dekat mendekati Naruto yang seperti mengecil meringkuk di tengah ranjangnya. Memikirkan bagaimana dia akan memulai malam pertama mereka,Sasuke menjadi sangat tidak sabar.
“Naru... Bisakah sekarang aku membuka tudungmu?” tanya Sasuke lembut dan halus. Ada sedikit keanehan pada Naruto,dari mulainya acara,pemuda manis itu bahkan tidak mengeluarkan suaranya sama sekali. Dan kali ini Naruto lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya. Terkesan kaku dan... Ragu.
Mendapatkan respon positif,Sasuke tanpa curigapun segera membuka tudung yang sedari awal menghalanginya untuk melihat sang pujaan hati. Tidak tergesa,terkesan slowmotion agar sedikit mendrama seperti film FTV. Tudung sedikit tersibak dengan memperlihatkan mulut, kemudian hidung secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Berlian yang tebuang || ✓
Romansa-[Book 1]- Hanya kisah seorang anak yang hidup dengan terus menerus menentang nasibnya yang berkhianat. Tak peduli apapun, hatinya sudah beku akan kasih sayang yang membuatnya menjadi sosok malaikat pemaaf tak terbatas. Kehidupan remajanya terusik d...