Yuhuu double up nih!!
Happy reading!
Btw panggil aku pai aja ya, jngn thor wkwk.Udeh vote kan?.
Yok gas!☁️☁️☁️
Ana merutuki dirinya yang seenaknya pergi, sekarang sang ayah memarahinya, tau sendiri seperti apa."Lain kali jangan main ngilang gitu aja, udah sana, kamar mu sudah di rapihkan bibi tadi" ucap renjun.
"Oke yah, makasih!" Ana berlari kearah kamarnya berada.
Sampai dikamar, gadis itu melihat nuansa putih hitam yang memanjakan mata.
Ana bersyukur kamarnya sudah bersih, ia bisa tidur nyenyak malam ini.Gadis itu berniat mandi, ia mengambil beberapa potong pakaian di lemari nya, sudah rapih memang, tapi suara dering ponsel di tas sekolah nya membuat ana segera mengecek benda pipih itu.
Ana mengangkat panggilan yang sepertinya sudah berkali kali tak terjawab.
"Hallo-"
"Lo kemana si?, Gue telfon dari tadi juga" potong seseorang diseberang sana, yang tak lain adalah shuyang.
"Sorry, hp gue di tas, emang kenapa?, tumben" tanya ana balik.
"Kangen"
"Astagfirullah belum sehari, shuyang!, Bye gue mau mandi" terdengar kekehan kecil dari cowok itu.
"Gue kerumah nanti malam, bantu lo beberes, kalo kepake"
"Ayah bakal seneng kayaknya, ya udah gue mandi dulu, gerah, dan gue yakin lo juga belum mandi"
"Emang"
"Mandi shuyang!!"
"Iye ndek!"
☁️☁️☁️
Sesuai perkataan cowok itu, kini shuyang sudah ada di rumah nya membantu ayah merapihkan rumah baru ana."Aaaaa!!, Kaki shuyang kejepit yah" pekik cowok itu yang baru saja menggeser lemari.
Renjun tertawa kecil dan mengangkat sedikit lemari kecil itu, "lemah kamu jadi cowok, kejepit dikit doang aja" canda nya.
"Bukan gitu yah, masalahnya yang keinjek itu ibu jari" ucap shuyang tak ingin diledek.
"Halah, ana! Cowok kamu nih kejepit" ana yang baru saja mengepel lantai berjalan ke arah dua human yang berada di dapur.
"Huh?" Ana menghampiri mereka yang berada di dapur.
"Mending kalian pergi jalan, udah selesai juga" saran renjun, ayah idaman.
"Nah ide bagus, ayok!" Shuyang merangkul ana.
"Ganti baju dulu sana"
"Lo keluar dari kamar dulu!" Kesal ana, akhirnya cowok itu keluar kamar dan memilih menunggu sang gadis di ruang tamu.
Sepuluh menit kemudian, ana datang dengan jaket di tangan nya.
"Pake, takut dingin" ana menyodorkan jaket itu pada shuyang.
"Ayok" shuyang mengambilnya dan berjalan keluar rumah.
☁️☁️☁️
"Bedanya sayang sama cinta apa?" Tanya ana, kini keduanya duduk di warung makan pinggir jalan.
"Kalo sayang itu belum tentu cinta, tapi kalo udah cinta pasti sayang" jawab shuyang di akhiri kekehan.
"Iya juga, kok lo pinter si?!"
"Orang mah seneng, doi nya pinter, lo malah heran" shuyang menyentil pelan kening ana.
Ana menyengir khas nya, "udah yok pulang, eh tapi mampir ke indoapril dulu" shuyang hanya mengangguk mengiyakan.
Di dalam mobil ana terus mengoceh hingga dirinya teringat suatu hal.
"Tadi gue-" tapi tunggu, apa ana boleh menceritakan kalau ia bertemu Sea?.
Mungkin sebenarnya tidak apa, tapi ada hal yang membuat gadis ini berpikir kembali, bahkan ia merasa dirinya tak boleh bercerita pada siapapun.
Ah oke sudahlah, ia akan coba cerita lain kali.
"Kenapa lo?" Heran shuyang saat ocehan gadisnya berhenti begitu saja.
"Ana?, Nggak kesambet kan lo?, Hei?!" Shuyang menoel pelan pipi gadis itu hingga memancing omelan reflek sang empu.
"Apa lo?!"
"Eh anjir galak bener, sawan gue liat lo diem, mending ngoceh aja" shuyang kembali fokus menyetir.
"Ngoceh?, Siapa yang ngoceh?!" Ah iya sepertinya shuyang salah bicara.
"Kang parkir noh ngoceh ngoceh tadi" shuyang menunjuk keluar guna mengelak dari amukan gadis disebelahnya.
Ana hanya membulatkan mulutnya dengan wajah datar, ia tak bodoh hingga percaya begitu saja pada cowok tampan disampingnya.
"Udah sampai, mau beli apa emang na?" Tanya shuyang, dirinya melepas sabuk pengaman milik ana, mengetahui gadis itu tak bisa melakukannya.
Ana tersenyum bertrima kasih karna cowok itu sangat hapal, "makasih"
"Mau beli apa?" Ulang shuyang.
"Titipan yuna, mau ikut?" Tawar ana.
Shuyang mengangguk dan turun dari mobil disusul ana.
"Mau beli apa?" Tanya ana kala shuyang hanya membuntuti nya.
"Rumah ada?" Reflek tangan ana memukul lengan cowok itu.
"Ada noh, gambarnya doang" balas ana kemudian mengambil beberapa minuman setelah itu berjalan ke kasir.
Shuyang terkekeh pelan dan mengikuti gadis itu setelah mengambil snacks.
Setelah selesai keduanya berjalan keluar menuju mobil cowok itu.
"Sebentar" shuyang berjongkok mengikat tali sepatu gadisnya yang terlepas, ana mengernyit heran awalnya, tapi kemudian dirinya reflek tersenyum.
"Akhirnya ketemu, gue mau ngebalikin uang yang waktu itu gue pinjem, thanks ya!" Seorang gadis berhenti di hadapan ana, dan mengembalikan sepeser uang.
"Luna?" Ah bukan, ana ingat gadis itu yang meminjam uang nya saat ingin membayar di supermarket ini tempo hari.
"Sorry ya gue buru buru, sekali lagi makasih" gadis itu pergi dengan cepat.
Sedangkan shuyang baru saja selesai mengikat tali sepatu ana, cowok itu kembali berdiri.
"Siapa?" Tanya nya.
"Ah itu, dia ngembaliin duit, gue juga nggak tau nama nya, ya udah yok pulang" ana berjalan menggandeng shuyang.
Tunggu, kenapa gadis itu mirip luna?, Atau hanya perasaan ana saja?. Ah sudahlah.
"Bengong lagi gue cium sampe pingsan"
"Mesum!!"
☁️☁️☁️
Hayyi!! Para boss!!
Semoga nggak bosen ya baca nya!!
Boleh minta tolong share cerita ini gk?
Xiexie <33Untuk kesekian kalinya, jangan lupa vote!!
-pacarbubu-
-paixsm
KAMU SEDANG MEMBACA
Fuckboy Ren shuyang 2 (END)
FanfictionLEBIH BAIK BACA FUCKBOI 1 DULU ^^ "Na, lo bertahan hidup untuk apa?" Tanya shuyang dengan nada yang berbeda dari biasanya. Ana diam sebentar, "Orang orang yang gue sayang, karna gue tau gimana rasanya kehilangan" shuyang tertegun mendengarnya. "Kala...