13

473 85 12
                                    

Hayii happy reading!!
Udah vote kan?

☁️☁️☁️


Brak

Ana menutup pintu loker nya dan berjalan menuju lapangan, tangan gadis itu menenteng botol air.

Iya dia baru saja selesai kelas olahraga, tapi belum berganti baju.

Hari ini terasa sangat lama, ia bahkan belum berhasil menjauhi shuyang.

"Ana sini na gabung!" Panggil mayleen yang kelihatan nya sedang minat basket.

"Oke, tapi kalo gue cetak banyak poin kita tukeran PC ya!" Ucap ana yang membuat mayleen menggembungkan pipinya lucu.

"PC gue Renjun semua!" Tolak nya tak terima.

"Bercanda leen"

Kemudian setelah itu mereka bermain sebisa mereka, ya iseng iseng aja.

Lagian tumben banget Ryan and the gang gak maen basket, baek banget kan minjemin lapangan ke mereka.

Mingzha melempar bola basket nya ke arah ana, dengan baik dan benar walau asal asalan ana menangkap nya, dan sekarang dirinya harus memasukan bola itu ke dalam ring basket.

Namun bukan nya masuk kedalam ring, bola itu melayang ke koridor dan mengenai kepala seseorang.

Ana berlari cepat menghampiri cowok itu yang tengah memegangi kepalanya, ana yakin itu pasti pening, walau ia melempar nya tidak begitu keras.

"Sakit banget ya?" Ana reflek menangkup wajah Korban lemparan bola nya.

Cowok itu menggeleng pelan.

"Tapi pening kan?, Gue gak sengaja" ana merasa bersalah, ia menghembuskan nafasnya pelan.

"Gue tau kok, lagian gue gak kenapa kenapa"

"Bohong" ana menekan luka di dahi cowok itu.

"Aw!" Ringis nya pelan, "jangan di teken ndek"

Iya cowok itu shuyang, lagi lagi ana belum berhasil membuat jarak di antara keduanya.

Kenapa takdir seakan tidak mengizinkan?, Ayolah ana mohon bantu ana menjauhi cowok itu.

"Mau gue obatin lagi?" Tawarnya, walau begitu ana masih belum juga bisa mengikuti apa yang batinya katakan.

Shuyang menggeleng pelan, "gak usah, gue ngantuk mau tidur, mau nemenin gue emang?"

"Emm, tunggu disini!" Ana berlari mengambil botol minum nya yang berisi teh hangat.

"Nih, di minum, biar nggak pening banget" lantas shuyang tersenyum teduh, menerima pemberian gadis nya.

"Makasih ndek"

Setelah itu shuyang pergi menjauh.

☁️☁️☁️

Sekolah sudah cukup sepi, sebab sudah lima belas menit yang lalu bel sekolah berbunyi.

Huang hana, pemeran utama kita berjalan menuju gerbang sekolah, sedikit terlambat dari biasanya, karna gadis itu ada jadwal piket.

Alasan lain, sebenarnya untuk menghindari cowok bermarga Ren itu.

Berharap shuyang sudah pulang, atau setidaknya tidak melihat dirinya disini.
Namun harapan itu musnah saat seseorang memanggilnya dari arah belakang.

"Ana!" Karna koridor masih terisi beberapa orang ana berlagak tak mendengar panggilan cowok itu.

Berkali kali cowok itu memanggil namanya, tentu juga mengejarnya dari belakang.

"Huang hana" ana berhenti saat shuyang menahan bahunya.

"Ha?" Gadis itu sungguh gugup sekarang.

Shuyang merapihkan rambut kekasihnya, menyelipkan rambut nakal itu ke belakang telinga.

"Lo ngehindar?" Mengapa tepat sasaran?.

"Siapa?, Gue? Enggak, lo aja kali yang ngerasa" Ana mencoba berbicara biasa saja.

"Jawab jujur" dengan sekejap shuyang mengubah tatapan nya menjadi setajam elang, entah bagaimana caranya.

"Engg-"

"Alasannya"

"Gak ada, udah gue mau pulang" ana berjalan cepat menjauhi cowok tampan itu.

Shuyang awalnya diam hanya melihat gadis itu keluar gerbang sekolah.

Ana baru saja ingin menyebrang jalan, tapi tangan nya di tahan dan di tarik paksa, membuatnya Limpung dan jatuh di dekapan seseorang. Lelaki tentunya dan dia bukan shuyang.

Bertepatan dengan itu shuyang yang baru sampai tentu terkejut.

"Oh, jadi ini alasan lo ngehindar dari gue?" Shuyang mengangguk sekilas dan berlalu.

Ana tentu saja tidak diam, dia ingin mengejar cowok itu, tapi seseorang yang menolong nya tadi kembali menahannya.

"Lo mau ngejauhin shuyang bukan?" Ana mengangguk menjawab nya.

"Kalau gitu ini bisa jadi alasan yang bagus" ucapnya lagi.

Ana diam bergelud dengan pikiran nya.
Itu benar, ana harus bisa memanfaatkan hal ini sebaik mungkin.

Tapii..

Untuk kedepannya, ia tidak tahu, yang penting sekarang ia bisa menjauhi shuyang, seperti perintah kakek cowok itu.

"Lo bener atlan, makasih" atlan hanya diam menatap kosong gadis dihadapannya.
Tatapan kosong yang memiliki beribu misteri didalamnya. 

"Mau pulang?" Ana mengangguk masih dalam diam nya.

"Ayo, jangan ngelamun, kucing lo kelaparan di rumah noh" ucap atlan dengan jenaka.

"Bohay nggak rakus ya!"

Kemudian keduanya tergelak bersama.

☁️☁️☁️

Lama gk update, mianhe ((Jangan lupa vote wokeii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lama gk update, mianhe ((
Jangan lupa vote wokeii.
Xiexie

-bubugf

Fuckboy Ren shuyang 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang