21

535 90 15
                                    

Happy reading

☁️☁️☁️

Bukannya pulang, Shuyang dan ana malah pergi mampir ke taman kota, kebetulan ramai, banyak jajanan juga, mangkanya mereka mampir.

"Bang hanyu besok pulang kesini" cerita ana pada cowok yang duduk di sebelahnya.

"Oh iya kah? Rame dong" tanggap shuyang.

"Udah jam setengah sembilan, lo nggak capek?" Tanya ana mengusap kening Shuyang, kalau dilihat-lihat shuyang seperti kelelahan, tapi aneh nya cowok itu merasa dirinya biasa biasa saja.

"Gak tau kenapa tapi gue masih mau disini sama lo lebih lama, nggak keberatan kan?"

Angin malam menghembus kencang seakan mengejar sesuatu, daun daun kering terlihat berjatuhan dari pohon, malam ini malam biasa, tapi entah kenapa rasanya berbeda.

Ana tentu menggeleng menjawabnya, dirinya juga ingin malam ini berakhir panjang, takut takut hari esok ia tak bisa merasakannya lagi.

"Gue bukan tipe cowo romantis na, Tapi kali ini gue mau bilang, kalau gue benar benar sayang sama lo, em enggak deh sayang doang gak cukup, mau bilang cinta tapi nanti di bilang alay, gak jadi dah" shuyang memalingkan wajahnya, bingung.

Ana sebisa mungkin menahan tawanya, sumpah tadi shuyang kelewat lucu.

Padahal cowok itu sering sekali mengungkapkan perasaannya tanpa ragu, jadi tanpa mengatakan lagi ana sudah tau.

"Shuyang"

"Iya?" Cowok itu menoleh cepat.

"Kayaknya pemerintah belum bayar token, noh lampunya kedap kedip" ana menunjuk lampu jalan.

Shuyang cengo seketika, kirain ana mau ngebenerin ucapannya, tapi, ah sudahlah.

"Ada PR buat besok gak, hm?" Shuyang mendekap gadisnya.

"Enggak ada sih, adanya buat lusa, bantuin mau kan?, Fisika!, Lo kan pinter tuh" shuyang mengangguk angguk sambil mengusap pucuk kepala ana.

"Boleh, sekalian buat belajar sebelum ujian" mata ana berbinar, sederhana tapi mampu membuat nya begitu senang.

Hening setelah nya, padahal malam semakin larut, tapi keduanya tak kunjung pulang.

"Na, lo bertahan hidup untuk apa?" Tanya shuyang dengan nada yang berbeda dari biasanya.

Ana diam sebentar, "Orang orang yang gue sayang, karna gue tau gimana rasanya kehilangan" shuyang tertegun mendengarnya.

"Kalau kamu?"

"Gue?, Gak rumit sih, bertahan untuk liat senja besok hari setidaknya" kali ini ana yang tertegun, shuyang memang selalu berhasil membuatnya jatuh cinta berkali kali.

"Kalau cita cita apa?" Tanya shuyang lagi.

"Cita cita?, Penulis tapi.."

"Gak pakai tapi lain kali, kamu harus yakin!, Biar bisa terwujud, oke?" Kata shuyang malam itu.

"Siap!, Kalau kamu?" Tanya ana balik.

"Gak ada, tapi gue punya mimpi, gak banyak si, salah satunya makan masakan bunda lagi hehe" cengir bocah itu.

Ana tidak ikut terkekeh, ia malah mengusap pucuk kepala shuyang sekilas.

"Tapi untuk sekarang gue rasa semua tugas gue udah selesai si.."

☁️☁️☁️

 
Shuyang mengantarkan ana pulang tentunya, tak terasa sebenarnya mereka sudah pergi sejak sore, tentu dengan izin Renjun, kalau tidak pasti ayahnya itu akan marah.

"Shuyang kapan kapan kenalan sama atlan yuk, dia baik tau" ucap ana kala shuyang sedang menyetir mobilnya.

"Boleh, nanti deh sekalian pas belajar bareng dirumah  kamu" ana mengangguk antusias.

"Kayaknya seneng banget hari ini" shuyang tersenyum melihat tingkah gadisnya.

"Iya!, Banget! Gak tau kenapa"

Sesederhana itu bahagia lo na...

"Kok lo mau sama gue si, beliin barang mewah aja gue gak pernah, paling mentok mentok bayarin seblak" ceplos shuyang.

Kalau dibilang pelit, tidak shuyang tidak pelit, tapi ia merasa belum pantas membelanjakan gadisnya dengan uang yang bukan ia hasilkan sendiri. Nanti ada waktunya kalau kata shuyang.

"Kalau soal kenapa gue mau sama lo itu kan dulu lo yang gak ada capeknya ngejar gue" lah iya juga, keduanya tertawa hanya karna flashback singkat itu.

"Terus kalau soal lo yang gak pernah beliin barang mewah, gini shuyang, cinta dan bahagia gak harus dengan kemewahan, adanya lo aja udah cukup buat gue, hadirnya lo ngerubah semua yang tadinya gak baik jadi baik, tuhan apa gak terlalu baik ya sama gue.."

"Tuhan itu adil" mengacak rambut gadisnya setelah menghentikan mobilnya di depan kediaman keluarga Huang itu, "kalau tuhan ngasih kamu hal baik, artinya kamu itu orang baik"

"Udah sana masuk, istirahat, inget jangan main handphone, udah malem" ana mengangguk dan keluar dari mobil.

Shuyang menurunkan kaca mobilnya dan kembali menyapa gadis yang baru saja turun.

"Na!" Panggil nya membuat ana menoleh, "tidur nyenyak pendek!."

"Hati hati di jalan!"

☁️☁️☁️

Aku mau double update tapi gatau deh, kl komen ny rame boleh deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mau double update tapi gatau deh, kl komen ny rame boleh deh.

Vote kalau suka ya ^^

Sekian terimakasih ❤️
-pacartiway

Fuckboy Ren shuyang 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang