14

475 79 38
                                    

Hayyii happy reading!!
Vote heula ya!!
Cieee kesel sama ana di part sebelumnya
Sama kok ^^

☁️☁️☁️

Shuyang menghela nafas kasar saat baru saja sampai di rumahnya yang kosong.
Sepi, dan ia benci itu.

Sebenarnya ia ingin langsung pergi kerumah sakit, tapi ia tak mau wajah gusar nya tertangkap sang bunda, yang takut nya malah menambah beban pikiran.

Akhirnya ia putuskan untuk pulang dan menjernihkan pikiran nya.

Soal kejadian tadi, shuyang tak tahu, yang jelas ia marah.

ia dengan cepat menyimpulkan bahwa ana menyukai cowok tadi.

Shuyang tau cowok itu atlan, cowok yang sering ana sebut sebut bersifat dingin.

Anggap saja shuyang khilaf karna mengambil kesimpulan sendiri.

"Persetan lah!" Shuyang berjalan menuju kamar mandi mencoba menyegarkan tubuhnya.

☁️☁️☁️

Hujan turun sejak petang tadi, seakan mewakili perasaan gadis yang sejak tadi duduk di depan jendela.

Hujan turun sejak petang tadi, seakan mewakili perasaan gadis yang sejak tadi duduk di depan jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bau tanah basah yang menyengat memasuki indra penciuman nya.

Netra nya sejak tadi hanya memandang kosong, padahal isi kepalanya sudah sangat runyam.

Kejadian beberapa jam lalu masih belum bisa Ana cerna baik baik, gadis itu benar benar merasa bersalah.

Tawa yang ia keluarkan saat atlan mencoba menghibur nya semata mata hanya untuk menghargai cowok itu.

Padahal saat itu hatinya benar benar gelisah, bimbang, yang ia lakukan benar atau salah?.

Kilat yang di susul suara gemuruh petir berhasil membuat nya menutup jendela, kini ia mengambil ponsel juga novel yang sejak tadi menjadi saksi bisu kegalauan seorang Huang hana.

Ibu jarinya mulai bermain di atas benda pipih itu, Ana membuka roomchat Shuyang, ragu, tapi ia tetap mengetik beberapa kata.

'Udah siap buat besok?, Jangan lupa jaketnya di bawa'

Detik setelah ana selesai mengetik dan ingin mengirim pesan itu, ia baru sadar dan berpikir lebih dalam.

Menggigit bibir bawahnya karna merasa bingung, ralat sangat bingung.

Ia tak mau Shuyang melupakan hal kecil yang penting untuk di bawa besok, tapi ia ingat ucapan kakek cowok itu, bahwa ia harus menjauhi shuyang.

Tapi kan hanya sebuah chat singkat, apa tidak boleh?.

Fuckboy Ren shuyang 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang