chapter-02

987 143 27
                                    

Happy reading!!
Vote dulu yok!

☁️☁️☁️

Usapan lembut di kepala nya membuat cowok itu membuka mata yang disambut wajah cantik sang gadis.

"Basah banget rambut nya" ana meniup niup poni cowok itu.

Dengan bibir bungkam, shuyang meraih tangan ana yang berada di kening nya dan mengecup lama punggung tangan gadis itu.

"Shuyang, mata lo merah banget" shuyang menurunkan tangan ana di leher cowok itu, hal itu membuat ana dapat merasakan suhu badan shuyang yang cukup hangat.

"Lo sakit?!, Ayo berdiri buruan, ikut gue ke uks!" Shuyang tetap diam walau gadisnya sudah berdiri menarik tangan nya tak henti.

"Duduk dulu" shuyang tidak bisa menahan senyum nya sekarang.

Ana patuh dan duduk di sebelah cowok itu, dengan seragam basket tanpa lengan lalu rambut basah cowok itu membuat jantung ana harus menerima resikonya.

"Badan lo pa-"

"Panas? iya tau sayang, tapi tunggu dulu" ana mengernyit heran saat cowok itu mengeluarkan tisu.

"Tumben bawa tisu?, Buat apa?"

Karna kesal sekaligus gemas shuyang melempar satu helai tisu kewajah ana, "elapin ndek, cetek bener otak lo"

Ana merampas bungkus tisu itu dengan mata menatap shuyang sinis, "gue nggak pendek, lo nya aja yang makan tiang"

"Gini gini lo sayang kan" Goda shuyang, ana menahan senyum nya, karna jika ia tersenyum, cowok itu akan merasa menang, tidak, tidak boleh.

"Anaaaaaa kapan nikah nya si" sungguh, ana ingin sekali menggeplak wajah cowok itu.

"Masih SMA, nunggu lulus kata papah" jawab ana santai, tangan nya sibuk mengelap keringat cowok itu.

"Lama dong?" Oke kali ini ana tidak bisa menahan senyum nya lagi, masalahnya cowok itu bertanya dengan nada yang di buat buat.

"Lo bisa diem gak si?!, Emosi gue"

"Cie salting" bukan shuyang kalo gak ngeselin.

Ana tak menggubris, "disini juga na" shuyang mendongkak membuat ana reflek menoyor kepala cowo itu.

"Di leher?, Gila kali lo!, Lap sendiri"

Shuyang terkekeh dan berdiri mengajak ana pulang. Alias bolos.

️☁️☁️

"Na, bunda sakit" ucap shuyang setelah mendapat telfon dari tetangga nya.

"Bunda sakit?!, Ayo gue ikut " ana berdiri dari duduk nya.

Tapi shuyang menarik lengan gadis itu supaya kembali duduk, pandangan cowok itu lurus menatap danau yang tenang.

"Kayaknya lo nggak perlu ikut" perkataan shuyang membuat ana benar benar bingung.

"Kenapa?, Bunda nggak mau liat gue?-"

"Bukan itu, tapi ada alasan lain yang nggak bisa gue ceritain" shuyang kemudian menatap gadisnya teduh.

"Gue bakal cerita, tapi nggak sekarang" setelah itu ia mengecup kening ana lembut dan pergi.

Fuckboy Ren shuyang 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang