08

636 103 29
                                    

Hayiii
Udah vote?
Jangan lupa ramein!!
Happy reading!!

☁️☁️☁️

"Aish!, Yuna turun, rantai nya copot" gadis berponi di belakangnya turun dan menatap malangnya rantai sepeda itu.

"Lo si pake ngebut" ana berjongkok berniat memasang kembali rantai sepeda yang terlihat kendur.

"Yakan biar cepet nyampe"

"Udah sampe sih, tinggal 5 langkah" yuna memilih berjalan meninggalkan sang kakak yang masih berjongkok di samping sepeda itu.

Saat tangan nya ingin menyentuh benda berlapis oli itu ada tangan lain yang terlebih dahulu bergerak dan menyelesaikan rantai yang lepas.

Ana mendongkak menemukan wajah cowok tampan yang tersenyum manis dihadapannya.

"Atlan?" Setelah menatap cowok itu, ana berdiri dan menepuk tangan nya yang sedikit kotor.

"Iya ini gue, lo baru pulang sekolah?" Pertanyaan bodoh dari bibir cowok itu.

"Iya, lo habis dari mana?"

"Main" jawab nya singkat.

Ana mengangguk saja, dirinya naik ke atas sepeda, "oh iya, kenapa gue nggak pernah liat pintu rumah lo kebuka?"

Atlan berdehem singkat, "gue jarang lewat pintu itu, gue boleh minta tolong?"

Ana mengernyit heran sebelum akhirnya mengangguk, "boleh, apa emang nya?"

"Jangan ganti jendela yang rusak dirumah lo"

"Hah?, Ke-kenapa?" Ana sungguh heran.

"Kalo lo ganti, mungkin oyeng nggak bisa lewat" jawaban konyol tapi ana mengangguk saja.

"Oh itu, iya" ana tersenyum dan pamit, "gue pulang dulu ya"

Belum juga ana menggoes sepedanya, "hana"

"Iya?"

"Besok pagi, mau joging bareng?"

Ana tampak berpikir sejenak, "boleh!"

  ☁️☁️☁️

"Ayo!" Ana berdiri dibelakang cowok itu, dirinya baru saja mengganti pakaian.

Shuyang menoleh, manik matanya menemukan gadis cantik yang tersenyum manis di hadapannya.

Seperti magnet dirinya juga ikut tersenyum, "pacar siapa si?, Cantik banget?" Berniat menggoda, shuyang merangkul gadisnya dan mengacak rambut nya.

"Aish, nanti berantakan tau" ana menjauhkan kepalanya dari cowok itu.
Bukannya kesal, shuyang malah semakin gemas.

"Udah ayo" keduanya berjalan menuju mobil hitam shuyang.

Ngomong ngomong mereka sudah pamit kok, nggak pamit bisa di geplak ayah njun, nyari mati aja.

Selama perjalanan ana menceritakan kucing tunggal nya yang seringkali menghamili kucing tetangga.

Inilah hal yang paling shuyang suka, ana selalu bercerita tanpa disuruh, tapi terkadang hal yang harusnya diceritakan malah ia sembunyikan.

"Nambah kucing na, biar si jamet punya temen" panggilan kesayangan pada kucing ana kalo kata shuyang.

Fuckboy Ren shuyang 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang