19

464 83 11
                                    

Happy reading yuhu!!.

☁️☁️☁️


Setelah beberes tadi yang cukup memakan waktu juga energi, Shuyang mandi dan kini tengah menuju ke rumah sakit, ada banyak yang harus ia urus lagi.

Sampai disana shuyang langsung menuju ruangan dokter yang menangani bunda nya.

"Permisi dok" dokter yang pastinya berjas putih itu mempersilahkan shuyang duduk di kursi hadapannya.

"Keputusan kamu bagaimana?" Tanya dokter cowok itu.

"Saya akan bawa bunda berobat, ke penjuru dunia manapun, asal bunda sehat kembali" Shuyang mengangguk setelah berkata begitu.

"Baiklah saya siapkan semua berkasnya, nanti malam kita berangkat"

Setelah menghembuskan nafas berat, shuyang kembali mengangguk.

Berterimakasih dan setelah itu keluar dari ruangan itu, berjalan menuju ruang rawat sang bunda tercinta.

"Assalamualaikum bun" cowok bermarga Ren itu mengecup punggung tangan Reana dan juga mengecup pipi.

"Waalaikumsalam, kamu gak capek yang?, Gimana kemah nya?, Asik?" Dengan sayang Reana mengusap rambut anak semata wayangnya.

"Asik bun, seperti yang bunda bilang" kembali ke mode humoris cowok itu, seperti tidak ada beban apapun.

"Bunda tau?, Mingrui sempat kecemplung lumpur bareng zeyu" ceritanya.

"Iya?, Pasti zeyu di tarik mingrui kan?" Bunda terkekeh sembari membayangkan wajah kesal zeyu.

Hening setelahnya, "bun, nanti malam kita berangkat" ucap shuyang, bunda wajib tau hal ini.

"Shuyang.., tidak perlu terburu-buru, bunda gak papa"

"Shuyang mau makan masakan bunda lagi bun, secepatnya, mangkanya bunda harus cepat sembuh" Shuyang tersenyum yang sulit diartikan.

Reana menghela nafas, "Bunda mau kamu tetap disini, melanjutkan sekolah, sebentar lagi kamu ujian, bunda gak mau ganggu konsentrasi kamu"

"Tapi bun.."

☁️☁️☁️

  Cowok dengan kaos hitam berpadu dengan celana jeans hitam nya turun dari mobil dan menekan bel rumah berpagar hitam itu.

"Iya sebentar!" Teriak seorang gadis dari dalam.

Tak lama gerbang itu terbuka, menampilkan gadis dengan celana hotpants juga kaos putih yang sedikit kebesaran, kini ia hampir saja melompat karna terkejut. Dia anak dari huang renjun.

"Gue manusia nih napak, jangan kaget, kayak liat hantu aja" ucap shuyang tanpa ekspresi, walau sebetulnya ia ingin sekali tertawa melihat reaksi gadis dihadapannya.

"Lagian siapa juga yang kaget, cuma.." 

"Cuma?"

"Cuma.., gak tau lah, ada apa?" Tanya ana to the point, tak bisa ia menatap shuyang lama lama begini, terlebih pakaiannya cukup membuatnya malu.

"Gak disuruh masuk dulu ini?" Goda nya.

"Oh iya, ayo masuk" ana baru saja mau melangkah tapi shuyang lebih dulu menahannya.

"Temui bunda sekali lagi sebelum kita berangkat" ana terdiam mencoba memahami kata kata cowok itu.

"Kalau lo bingung-"

"Engga, gue paham kok, ayo tunggu disini" ana menarik shuyang dan menyuruhnya duduk di tangga teras rumah, "lima menit lagi gue turun!"

"Na gak usah-"

"Gak papa, tunggu ya!" Teriak gadis itu dari dalam rumah.

"Padahal gue mau bilang, gak usah buru buru, bunda pergi nanti malem, masih lama.."

☁️☁️☁️


"Bunda!!" Ana mengecup punggung tangan wanita yang duduk di kursi roda.

"Bunda kangen.." lirik gadis itu.

"Bunda apa lagi, bakal kangen banget nanti" reana mencubit hidung Ana.

"Bun, masih dua jam lagi bukan?, Kenapa gak tidur dulu aja bun?" Shuyang berucap setelah menyalimi bundanya.

"Enggak, bunda mau ngobrol sama Ana aja, ngapain tidur terus" kalau sudah begini, Shuyang akan terlihat seperti Anak pungut.

Ketiganya kini berada di taman rumah sakit, langit mulai berubah menjadi oranye, sangat disayangkan kalau tak dipandang.

Perbincangan kecil antara Ana juga Reana terdengar sampai satu jam lamanya, shuyang juga sesekali menimpali walau akhirnya ia akan ternistakan.

"Bunda, ayo" shuyang mengingatkan Reana kalau mereka harus berangkat.

"Ana mau antar bunda?" Tanya Reana.

"Shuyang izinin?" Tanya ana.

Melihat cowok itu mengangguk, senyum cantik ana terbit.

Dengan segera mereka menuju bandara.
Sampai disana ternyata bukan hanya mereka bertiga, melainkan ada kakek shuyang, juga dua orang pria yang tidak ana kenal.

"Bunda hati hati ya.., pulang pulang harus sudah sembuh!" Ana memeluk Reana erat.

Reana mengusap rambut gadis itu sebelum mengecup kening nya.

"Kamu juga, belajar yang giat!"

"Ayo bun" Shuyang mendorong kursi roda Reana menjauh.

Yang sekarang ada dipikiran Ana, apa shuyang akan pergi tanpa sepatah kata pun untuknya?.

Serius?.

Semarah itukah shuyang?, Iya ana tau shuyang itu tidak bisa memaafkan soal penghianatan.

Tapi cowok itu bahkan belum mendengar penjelasan darinya..

☁️☁️☁️

Galau gak tu ana.
Btw makasih ya ^^
Kalau suka vote, tdk ingin memaksakan ^^

Terimakasih ❤️

-pacartiway

Fuckboy Ren shuyang 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang