23

686 96 36
                                    

Masih terasa hembus nafasmu
Saat 'ku gundah kau lipur laraku
Kini terasa semakin dalam
Rasa rinduku pada dirimu

Oh, Tuhan, tolonglah, bawa dia kembali
Bersamaku di sini, menjagaku selalu
Dengarlah doaku yang tak pernah meminta
Bawa dia kembali bersama walau hanya sesaat

-mahali bawa dia kembali-

HAPPY READING
Makasih yg masih mau baca❤️
Sayang banget seriuss❤️
️☁️☁️

Persis seperti yang Shuyang katakan kemarin malam, besok akan ramai bukan?, Iya ramai, tapi bukan ramai ini yang Ana maksud.

Kediaman Shuyang pagi ini ramai, kerabat kerabat, juga tetangga tetangga bergiliran datang, banyak juga teman teman sekolahnya bahkan sampai teman yang cowok itu tidak kenal datang untuk mengantarnya pulang.

Ana sudah bilang bukan, kalau shuyang Memiliki peran penting untuk banyak orang.

Dari banyaknya orang disini, hanya satu orang terpenting untuk cowok itu yang tidak ada, Reana, sang bundanya, bisa di katakan kalau reana pun belum mendapat kabar duka ini, takut kalau kondisi kesehatannya menurun lagi.

Tapi bukan berarti mereka berniat menyembunyikannya, setelah keadaan reana membaik, mereka pasti akan memberitahu.

Sejak semalam tangis gadis itu tak henti-hentinya, mereka yang melihat hanya mampu menatap pilu, membiarkan ana menangis di sebelah tubuh shuyang dibaringkan diruang tengah rumahnya.

Mingrui pagi ini terlihat lebih baik ketimbang semalam, walau wajahnya masih tersirat kesenduan.

Begitu juga zeyu, walau terlambat, cowok itu semalam datang, tak menangis memang, karna ia harus menjadi penenang teman temannya.

Mingzha, mayleen, yuna dan Luna masih terus saja berada di samping sahabatnya, mencoba menenangkan ana.

Disini satu satunya keluarga cowok itu yang hadir hanya paman nya yang tinggal di luar kota.

Berbeda dengan semua temannya, disini di taman belakang rumah cowok itu yang sering mereka kunjungi, dianjia menatap kosong kolam didepannya, tatapan itu seperti tidak berarti, dirinya masih tidak bisa menerima kabar buruk ini, seperti tidak mungkin.

Mereka kemarin masih bercanda bersama..
Tapi kenapa kepulangannya tak terencana..

Bahkan cowok itu tak bisa berkata apa-apa, ia hanya bisa memejamkan matanya, menerima semuanya.

Di depan sana ada hanyu juga yang duduk bersama rachel dan minghao, sama sama diam, sama seperti dianjia, mereka juga tidak percaya dengan apa yang terjadi sekarang, kepulangannya tak memberi tanda.

"Bang hanyu mau?" Minghao memecahkan keheningan dengan menyodorkan mineral, melihat bibir pucat hanyu.

Hanyu menerimanya, "bener ya, takdir itu nggak bisa di tebak" detik itu juga air mata rachel menetes jatuh ke punggung tangan nya sendiri.

Sekuat apapun seorang gadis, disaat seperti ini mereka akan menangis, hati wanita itu lebih mudah tersentuh.

Kembali ke ana yang kini sudah berusaha keras menahan tangisnya, memeluk tubuh cowok itu dari samping, berharap detak jantung shuyang kembali terasa, juga berharap mata cantik itu terbuka lagi.

Seperti yang lainnya, ana lebih lebih tidak menyangka hal buruk ini ternyata nyata, awalnya ia pikir ini mimpi buruk, yang kemungkinan saat bangun ia akan bisa merasakan pelukan hangat cowok itu, tapi tidak, ini nyata.

Fuckboy Ren shuyang 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang