03. Nebeng

258 100 328
                                    

3 bulan kemudian ...

Tak terasa sudah sekitar tiga bulan Faro bersekolah di Jakarta. Selama itu juga Faro berteman dengan Radit, Clara, dan Amel. Mereka sudah semakin akrab sekarang.

Hari ini adalah hari jumat, hari yang menyenangkan. Karena hari tersebut kita para murid bisa pulang lebih awal dan besoknya weekend.

Faro yang sudah siap dan rapi memakai seragam pramukanya berangkat ke sekolah dengan mengendarai motornya. Di saat di halte bus, ia melihat cewek mirip ...

"Amel?" Faro pun membuka kaca helmnya dan menghentikan motornya.

"Eh Faro, hai," sapa Amel yang tengah menunggu bus sambil memainkan ponselnya.

"Kok belum berangkat? Dah mau telat loh ini," tanya Faro sambil melirik jam tangannya.

"Iya nih tadi kesiangan."

"Bareng aja kuy," ajak Faro.

"Ehmm-" Amel bingung.

tinnn ...

Faro membunyikan klakson motornya.

"Mau gak? Nanti telat dihukum bersihin lapangan lho," ajak Faro lagi sambil tertawa. Amel akhirnya setuju dan membonceng Faro.

Akhirnya Faro dan Amel sampai di parkiran. Banyak pasang mata yang melihat mereka. Mereka pun segera meninggalkan parkiran dan ke kelas bersama.

Sesampainya di kelas, Amel langsung duduk di kursinya. Clara menahan senyumnya saat melihat Amel yang berangkat bersama Faro. Ia akan menggodanya nanti.

"Hmm," goda Clara sambil menaik turunkan alisnya dan tersenyum kepada Amel.

"Apaan sih, Ra." Amel sambil mengangkat tangannya ke udara, berniat memukul Clara.

"Hahaaa santuy beb, sini duduk dulu nona." Clara yang belum puas menggoda Amel.

"Apaan sih nona nona, nano nano iya tuh," kesal Amel yang melepas tas nya dan akhirnya mendaratkan bokongnya ke kursi. 'nona' Ia pun teringat pada Faro yang kemarin memanggilnya nona juga. Ia pun sedikit melirik ke arah Faro yang berada di sebelah kursinya.

Lelaki itu terlihat lebih tampan sekarang. Rambutnya yang rapi tanpa pomade, mukanya yang manis dan tampan, pawakannya yang gagah dan jangan lupakan jaket hitam yang selalu ia kenakan dan itu menambah kesan cool yang melekat padanya. Serta pribadinya yang hangat menambah pesona yang dimilikinya. Eh satu lagi, wangi parfumnya yang maskulin juga menambah daya tariknya.

"Ekhem." Clara berdehem ketika melihat Amel yang sedang memperhatikan Faro.

"Liatin aja terus Mel, gak akan ilang kok," kata Clara sambil tertawa.

"Asem lu, Ra," ucap Amel yang tersadar dari kegiatannya dan menggeplak tangan Clara pelan.

Tak lama, seorang guru masuk ke kelas mereka. Guru tersebut pun mengajar seperti biasanya. Tetapi hari ini sedikit berbeda. Hari ini mereka disuruh membuat kelompok, dan dalam satu kelompok terdiri dari empat anak.

"Sama siapa aja ya, Mel? Kurang dua nih," tanya Clara.

"Ter-se-rah," kata Amel dengan malas. Dan ia meletakan kepalanya di meja dan menjadikan tangannya sebagai bantal. Ia memiringkan kepalanya ke sebelah kiri dan secara kebetulan Faro juga meletakan kepalanya di meja dan menghadap ke kanan. Mereka pun saling menatap.

Complicated [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang