15.00
Radit kini sudah sampai di rumahnya. Radit memarkirkan motornya serta melepas helmnya. Lalu ia masuk ke dalam rumah.
"Bund, Radit pulang." Radit memasuki rumahnya dengan langkah gontai.
"Kenapa, Dit? Abis putus?" tanya Santi dari dapur.
"Punya pacar aja kagak, Bund," jawab Radit.
"Lah terus kenapa loyo lesu gitu?" kata Santi. Karena anaknya ini jarang sekali seperti itu. Anaknya biasanya energik, sangking energiknya sampe bikin ngelus dada.
"Gak papa, capek doang. Radit ke kamar dulu, Bund," kata Radit.
"Ya udah sana." Santi merasa aneh kepada sikap Radit.
Radit memasuki kamarnya. Ia meletakan tas di samping tempat tidurnya. Ia mengganti seragam sekolahnya dengan kaos yang lebih santai. Setelah itu, ia duduk di kasurnya.
Berarti Radit gak sehebat lu Far. Radit mah gak becus.
"Kenapa tuh kata-kata terngiang-ngiang mulu sih. Sampe bikin mood gua down segala lagi. Radit baperan, hadehhh." Radit berbicara kepada dirinya sendiri. Padahal ia tak pernah mendengarkan perkataan orang lain terhadap dirinya. Tetapi kenapa perkataan Amel sangat berefek kepadanya? Pasti ada yang salah dengan dirinya.
"Lu kenapa sih Dittt, haduhhh. Gak bener nih. Gua kayaknya salah makan," kata Radit. Sepertinya Radit frustasot.
"Bodoamat lah. Mending gua tidur," kata Radit.
Baru saja Radit memejamkan mata, tiba-tiba...
"Deett, anterin gua beli seblak kuy," kata Mila yang langsung membuka pintu kamar Radit.
"Gua mau tidur," jawab Radit.
"Ih bentar doang, Radeett."
"Gua bukan temen lu yak, gua abang lu."
"Iya-iya bang Calvino Raditya yang ganteng yang manis yang baik dan tidak sombong, huekk," kata Mila yang berusaha membujuk Radit.
"Yang ikhlas," kata Radit.
"Iya bang Radit yang ganteng. Temenin adekmu ini beli seblak yuk," ucap Mila dengan nada lembut. Sebenarnya, saat mengatakannya, Mila geli sendiri.
"Iya tau gua emang ganteng," jawab Radit yang masih rebahan di kasur sambil menutup matanya dan memeluk guling.
"Ngeselin banget sih!"
"Emang, baru tahu yak? Ke mana aja neng?"
"Huee bang Radit," rengek Mila yang langsung menuju kasur Radit dan merebut guling dari dekapan Radit.
"Hehhh, siniin gulingnya," pinta Radit yang bangun dari kasurnya.
"Gak," tegas Mila.
"Mila," panggil Radit dengan lembut.
"Gak." Mila enggan memberikan guling tersebut.
"Ya udah sono bawa pergi. Yang jauh sonoo," pasrah Radit yang kembali rebahan di kasur.
"Bang Radit ihhh," rengek Mila yang langsung melempar bantal guling ke muka Radit.
"Apesih ihh. Beli sendiri aja sono, gua gak ada duit," kata Radit.
"Bilang aja minta di traktir kan lu, bang?"
"Gak bilang, cuma kalo dikasih ya gua gak nolak."
"Ck, harusnya tuh yang tua neraktir yang muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [Completed]
Teen FictionBerawal dari kerja kelompok, empat remaja SMA menjadi semakin dekat dan menjalin persahabatan. Persahabatan ini mereka sebut dengan 'FourC'. Artinya? Simple, karena nama mereka semua berawalan huruf C. Calvino Raditya Caramel Princila Clara Santika ...