22. Pingsan

106 38 247
                                    

Jum'at, merupakan hari terakhir Ujian Praktik bagi siswa kelas dua belas di minggu ini. Karena minggu selanjutnya mereka akan menghadapi ujian lainnya, yaitu Ujian Sekolah lalu Ujian Nasional.

Sebenarnya masa-masa ini adalah masa yang menyenangkan tetapi juga menyedihkan. Mereka senang sebentar lagi lulus, tetapi mereka juga sedih akan berpisah dengan teman-teman mereka. Tetapi itulah yang dinamakan sekolah.

Jadwal Ujian Praktik hari ini untuk kelas XII IPA 4 adalah Ujian Praktik Penjas Orkes. Olahraga yang diujikan adalah lari jarak menengah. Dan kini siswa kelas 12 IPA 4 sudah berada di lapangan.

"Baiklah anak-anak, silahkan kalian pemanasan terlebih dahulu," perintah pak Agung, selaku guru OR.

"Baik Pak!!" jawab semua siswa. Semua siswa pun melakukan pemanasan.

Pritt

Pak Agung meniup peluit menandakan waktu pemanasan sudah habis.

"Nomor absen satu silahkan ke garis start," perintah pak Agung. Absen satu pun ke garis start. Setelah menerima aba-aba dari pak Agung, siswa tersebut pun berlari menuju garis finish.

"Ya, silahkan nomor absen dua," perintah pak Agung setelah absen satu sudah sampai di garis finish. Hal itu berlaku sama dengan nomor absen yang berikutnya.

Hingga waktunya bagi Clara untuk berlari. Clara berlari dengan sekuat tenaga. Tetapi tiba-tiba...

"Clara!!" Amel berteriak saat melihat Clara terjatuh dan pingsan. Beberapa murid pun ke sana. Pak Agung juga ikut melihatnya.

"Bawa ke UKS saja," kata pak Agung.

Faro dengan sigap membopong tubuh lemah Clara. Amel kaget dan... cemburu. Radit melihat raut wajah Amel. Amel kenapa? Cemburu? tanya Radit dalam hati. Radit langsung mengalihkan pemikiran tersebut.

Amel dan Radit pun mengikuti Faro ke UKS. Setelah sampai di UKS, Faro membaringkan Clara di kasur yang berada di sana.

"Gua panggil bu UKS dulu yaa," kata Amel.

"Oke," kata Faro. Amel pun pergi ke kantor.

"Lu ke lapangan aja Far, lu belum UP kan tadi?" kata Radit.

"Okee," jawab Faro. Karena nomor absen Faro memang paling akhir di antara mereka. Faro pun pergi ke lapangan.

Setelah Faro keluar dari UKS, Amel datang bersama dengan Ibu guru yang biasanya bertugas di UKS. Bu UKS langsung mengecek keadaan Clara.

"Clara kenapa ya, Bu? Kok bisa pingsan," tanya Amel.

"Dia kayaknya belum sarapan yah. Gak papa kok dia. Nanti Ibu bawain makanan sama teh manis aja," kata Bu UKS.

"Baik Bu. Terima kasih," jawab Amel. Bu UKS mengangguk. "Eh salah satu ikut Ibu yuk. Nanti kalian yang bawa makanannya. Ibu masih ada kelas soalnya," kata bu UKS.

Amel mengkode Radit untuk ikut Bu UKS, karena Amel masih merasa lelah. Radit pun menurut.

Tak lama setelah itu, Clara mengerjapkan matanya. "Euhh, gua kenapa bisa di sini?" Clara mencoba mengambil posisi duduk walau masih merasa sedikit pusing.

"Ehh gak usah bangun dulu, Ra. Lu masih lemes. Tadi lu pingsan pas lagi lari," kata Amel.

"Pingsan? Trus yang bawa gua kesini siapa? Elu Mel?" tanya Clara.

"Bukan, Faro yang bawa lu kesini," kata Amel sambil tersenyum. Cemburu? udah daritadi. Tetapi Amel menyingkirkan pikiran tersebut terlebih dahulu.

"Hah?! Ya ampun maaf, Mel," ucap Clara. Clara memang sudah tahu jika sahabatnya ini menyukai Faro.

Complicated [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang