10.30
"Claraaaa," panggil seorang cewek.
Clara yang sedang berjalan bersama Faro menuju kantin pun menoleh, "Ya ampun, abis ngapain? Kok keringetan gitu?" tanya Clara.
"Abis dijemur nih gua. Gara-gara Radit noh," sungut Amel. "Hahahaaa mampus," tawa Clara.
"Tapi enak kan Mel? Berduaan sama gua?" celetuk Radit.
"Enak apaan anjir, begah nih perut gua. Kebanyakan makan. Untung gua tetap lansing," kata Amel.
"Karena cacingan," ledek Radit.
Pletak
Amel menjitak kepala Radit. "Emang lu ye Dit! Coba sedetik aja jangan bikin orang naik darah. Kasian banget nanti yang jadi istri lu."
"Kan elu yang bakal jadi istri gua." Perkataan Radit tersebut membuat 3C terdiam. "Hebat banget gua yak, bisa bikin kalian diem dalam sekejap," kata Radit.
"Kayaknya tadi otak lu ikut kebakar ya, Dit?" celetuk Amel.
"Iya Mel. Hati gua juga ikut kebakar nih." Radit memegang dadanya dengan dramatis. "Kebakar api asmara, eaa eaaa," lanjut Radit.
"Kayaknya lu udah gila deh, Dit," ucap Amel.
"Gila karenamuuu, aduh!" Radit tersandung kaki Amel. Amel sengaja melakukannya. "Mampus," ucap Amel.
"Hahahhaaa cie Radit cieee. Pepet terus Dit," goda Clara. Faro berusaha menunjukan senyum terbaiknya, walau hatinya tak begitu.
"Siap Ra. Tunggu aja undangannya ya," ucap Radit. Clara tertawa.
"Sinting, gila, miringnya coming soon," ucap Amel. Semuanya tertawa.
Akhirnya mereka sudah sampai di kantin. Tapi tak lama, bel pulang berbunyi. Akhirnya mereka tidak jadi memesan makanan dan pergi ke kelas untuk pulang.
"Eh Mel, sorry ya gua kayaknya pulangnya nantian deh," kata Clara.
"Kenapa? Kumpul OSIS lagi?" tanya Amel. Clara hanya mengangguk. "Hm ya udah deh," kata Amel.
Faro melirik ke arah Radit dan memberi kode kepada Radit lewat matanya. "Matanya lu kenapa Far? Kelilipan?" tanya Radit. Sontak Amel dan Clara yang sedang membereskan tasnya, melihat ke arah Faro.
"E-eh ng-nggak kok. Eh Dit, temenin gua dulu yuk," ajak Faro.
"Ke mana?" tanya Radit.
"Ke luar." Faro langsung merangkul leher Radit dan membawa Radit keluar dari kelas. Setelah dirasa sudah cukup jauh, Faro melepaskan rangkulannya. "Lu gak paham, Dit?" tanya Faro.
"Paham apaan?" tanya Radit balik.
"Anterin Amel lah Dit," kata Faro. Faro sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk perlahan menjauh dari Amel, agar perasaanya tak semakin dalam.
"Lah ngapain? Kan dia mah bisa pulang sendiri," kata Radit.
"Lu udah gua kode masa gak paham," geram Faro.
"Gua bukan anak pramuka. Gak paham kode-kodean." Radit cengengesan.
"Iya-iya dah. Pdkt lah Dit," kata Faro.
"Oiya juga yak. Bego banget lu," kata Radit.
"Elu kali."
"Iya elu, bukan gua."
"Ya udah gua," pasrah Faro. Faro tak bisa melawan perdebatan Radit.
Radit tertawa. "Eh tapi kan rumah Amel mah searah sama apartemen lu. Kalo gua tiba-tiba ngajak Amel pulang bareng mah keliatan banget modusnya," kata Radit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [Completed]
Teen FictionBerawal dari kerja kelompok, empat remaja SMA menjadi semakin dekat dan menjalin persahabatan. Persahabatan ini mereka sebut dengan 'FourC'. Artinya? Simple, karena nama mereka semua berawalan huruf C. Calvino Raditya Caramel Princila Clara Santika ...