04. KerKel

238 98 255
                                    

Pagi hari di hari libur ini, Clara memutuskan untuk pergi joging bersama Amel.

"Eh istirahat dulu yuk, Ra. Gua haus nih," kata Amel yang sudah meletakan tangannya di lutut tanda ia sudah lelah.

"Yah payah lu. Oke deh kita istirahat di sana aja yuk," kata Clara yang jaraknya sedikit jauh dengan Amel. Amel hanya mengangguk dan mengerahkan tenaganya yang tinggal sedikit.

Ketika mereka sedang istirahat, mereka melihat lelaki yang tidak asing.

"Faro?" sapa Clara yang melihat seorang laki-laki dengan hoodie abu-abu dan earphone di telinga kirinya.

"Eh hai Clara, Amel," balas Faro sambil menghentikan larinya dan mengusap rambutnya ke belakang. Ia melepas earphone yang sedang tadi menemani lari paginya.

"Sendirian, Far?" tanya Clara.

"He'em, tadi mau ngajak Radit tapi malah dia masih molor," kata Faro sambil tertawa kecil. Dan tawa itu juga disusul oleh Clara dan Amel. Faro ikut beristirahat dan duduk di bangku tersebut. Mereka berbincang-bincang santai.

"Eh gua pulang dulu ya. Dah lumayan panas," kata Faro yang mulai bangun dari duduknya.

"Oke, jangan lupa nanti kerja kelompok di rumah gua jam sepuluh yaa," kata Clara yang sedikit menyipitkan matanya karena silau terkena sinar matahari yang mulai naik.

Faro hanya mengangguk dan meneruskan larinya. Sedangkan Clara dan Amel juga mulai kepanasan dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Sesampainya di rumah, Clara dan Amel duduk di depan tv dan menonton kartun.

"Ahahahahaa ternyata cuma pindah ke sebelah doang hahahaa. Kasian banget mana udah pada nangis-nangis hahaaa," tawa Amel yang sedang melihat salah satu adegan di film kartun asal Malaysia itu. Clara juga ikut tertawa. Mereka lanjut menonton kartun yang ditayangkan di televisi. Sesekali mereka mengganti channel TV karena iklan.

"Eh udah jam setengah sembilan nih, gua mandi dulu ya," kata Clara. Amel mengangkat tangannya tanda ia mengiyakannya.

Sekitar dua puluh menit, akhirnya Clara sudah wangi dan cantik karena nanti mereka kan akan kerja kelompok. Dan Amel yang masih bau keringat pun melenggang ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah Amel selesai mandi, Amel menghampiri Clara yang sedang memasak di dapur. "Wuihh bisa masak lu, Ra?" tanya Amel sambil mendekat ke samping Clara, melihat apa yang sedang Clara masak.

"Bisa dong, gini-gini gua juga sering bantuin bibi masak yah. Jaga-jaga kalo gua laper dan lagi gada orang di rumah kek sekarang," saut Clara yang tengah mengaduk nasi gorengnya.

"Gua juga bisa kali ah. Sini gua bantuin," tawar Amel yang sudah menyincingkan lengan bajunya.

"Bantuin apaan? udah selesai ini mah, haha. Tolong ambilin piring tuh," perintah Clara. Amel pun hanya bisa mengangguk dan menurut. Ia mengambil dua piring untuk meletakkan nasi goreng buatan Clara tersebut. Setelah itu, mereka pergi ke meja makan dan memakan nasi goreng dengan lahap.

"Wew kok enak, Ra?" celetuk Amel setelah menyendokkan satu suap nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Ya enak lah. Nanti lu yang cuci piring ya," kata Clara dengan tersenyum penuh arti.

"Hahaa dasar lu. Okedeh," kata Amel yang tengah menghabiskan nasi gorengnya.

"Gue ambil laptop dulu, Mel. Jangan lupa cuci piringnya sampai bersih ya," kata Clara sambil tertawa kecil dan meninggalkan tempat duduknya.

"Baik kanjeng nyonyah," saut Amel tengah menuangkan air ke dalam gelas. Setelah menghabiskan makanannya, Amel membawa piringnya dan piring Clara ke bak cuci piring dan mencucinya.

Complicated [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang