Pagi menjelang siang yang cerah, FourC sudah menyelesaikan ujian mereka. Mereka pergi ke sebuah taman kota, berniat menyegarkan otak mereka setelah menjalani ujian-ujian yang membuat otak mereka ngebul.
Faro dan Clara sedang membeli minum, sedangkan Amel dan Radit sudah duduk di kursi panjang yang berada di taman kota. Keadaan taman kota sekarang sedang sepi.
"Mel gua suka sama lo," ucap Radit. Amel hanya mengernyitkan dahinya tanda ia tak paham dengan maksud ucapan Radit.
"Gua suka sama lo. Gua ngrasa kehilangan waktu lo gak ada. Gua ngrasa aneh kalo sehari gak bercanda sama lo. Gua cemburu waktu lo deket sama cowo lain, walau Faro sekalipun. Dan hal yang paling gua rasa dan gua suka adalah, lo selalu nggak mau ngalah kalo debat sama gua." Radit mengatakan hal tersebut sambil tertawa. Amel ikut tertawa.
"Jadi, lu mau nggak, jadi pacar gua?" Radit memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya.
"Gua-"
"RADIT BANGUN!! UDAH JAM ENAM TUH!!!" teriak bunda Santi yang berhasil membangunkan Radit dari mimpinya.
Radit perlahan membuka matanya. "Mimpi?" tanya Radit pada dirinya sendiri. Ia mencubit lengannya sendiri, "Awhh". Ya benar, itu tadi mimpi.
"RADEETTT BANGOONNN. Malah bengong kayak orang gila lu bang!" teriak Mila yang entah sejak kapan sudah ada di pintu kamar Radit.
"Iya bentar," jawab Radit dengan suara serak khas bangun tidur. Radit yang baru bangun tidur langsung badmood karena mimpinya terpotong dan kena omel.
"Keluar sono, gua mau mandi," kata Radit dengan mata yang masih sedikit tertutup. Mila pun melenggang meninggalkan kamar Radit.
Radit duduk di atas kasur dan berusaha mengumpulkan nyawanya. Setelah sadar sepenuhnya, ia ke kamar mandi.
Hanya sekitar sepuluh menit Radit sudah selesai mandi. Ia memakai seragam OSIS SMA-nya dan merapihkan rambutnya. Merapihkan tas? Tas Radit hanya berisi pulpen dan kartu ujian saja. Radit bukan type murid yang belajar sebelum memasuki ruang ujian. Radit pun pergi ke ruang makan untuk sarapan.
"Pasti belum mandi," celetuk Mila yang sedang sarapan.
"Udahlah. Gila kali sekolah gak mandi," kata Radit. Radit duduk di kursi untuk sarapan. Mila menyipitkan matanya dan memeriksa wajah Radit.
"Ngapa lu liatin gua kek gitu? Gua ganteng ya? Iya tau kok, gak usah natep gua kek gitu," tanya Radit sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan.
"Idiee pede bet lu. Mata lu masih ada beleknya noh," kata Mila.
"Hah? Mana? Beneran?" tanya Radit sambil memeriksa wajahnya.
"Eh? Tumben. Biasanya dibilang gitu gak peduli. Dah punya pacar lu yak?" tanya Mila yang curiga.
"Belum lah," jawab Radit.
"Apa nih, ngomongin pacar-pacar?" tanya Jaka, ayah Radit yang ikut bergabung untuk sarapan.
"Bang Radit udah punya pacar, Yah," kata Mila.
"Bewlum hehm!" bantah Radit yang sedang memakan nasi goreng.
"Belum di publikasi," kata Mila. Radit hanya mengabaikan ledekan Mila. Ini masih pagi, ia belum minat berdebat.
"Udah-udah, jangan ledek-ledekan mulu. Udah jam setengah tujuh tuh," kata Santi. Radit dan Amel pun melanjutkan saraan mereka.
"Ya udah Bund, Radit berangkat sekolah dulu," pamit Radit setelah menghabiskan sarapannya.
"Gua nebeng ke alfa dong bang," ujar Mila. Sekarang Mila sedang libur, karena kelas sembilan sedang melaksanakan ujian.
"Kamu sama Ayah aja nanti. Kakak kamu lagi ujian, nanti malah telat," kata Jaka yang belum selesai sarapan. Mila hanya mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [Completed]
Novela JuvenilBerawal dari kerja kelompok, empat remaja SMA menjadi semakin dekat dan menjalin persahabatan. Persahabatan ini mereka sebut dengan 'FourC'. Artinya? Simple, karena nama mereka semua berawalan huruf C. Calvino Raditya Caramel Princila Clara Santika ...