Tidak ada yang bersuara sama sekali dalam apartemen itu, padahal di isi dua orang yang entah sibuk apa. Keduanya seakan larut dalam dunia mereka sendiri. Tak mengeluarkan sepatah kata pun untuk memecah keheningan. Hanya ada suara berisik dari ponsel seorang cowok yang sedari tadi sibuk bermain game.Di lain tempat tidak jauh dari cowok itu duduk, seorang cewek tengah sibuk memasak sesuatu untuk mekan malam kali ini.
Mendesah kecil, beginilah jika tidak terlalu pintar masak. Hanya bisa di buat sebuah makanan cepat saji, untung saja tadi di kulkas masih tersisa telor dan sosis. Jadi cewek itu menjadikan pelengkap saja untuk makanan utama mereka, ramen instan. Karena hanya itu yang ada.
Selesai membuat makanan cewek itu berjalan menuju kemana cowok itu berada. Mendudukan pantatnya di atas sana sama sekali tak pedulikan jika cowok itu marah. Karena dia yakin tidak akan ada penolakan jika dia sudah di atas pangkuan cowok itu.
Tersenyum manis cewek itu mengambil ponsel di tangan sang cowok, menyingkirkannya agar pusat perhatian jatuh padanya. Di goyangkan sedikit pinggulnya, membuat pantatnya tampa sadar menekan sesuatu yang mulai mengeras di bawah sana.
Berhasil. Tidak ada yang bisa menolaknya bukan.
"Kita makan dulu, entaran aja mainnya pas udah makan" terdengar ambigu memang, tapi tak di ambil pusing.
Cowok itu menahan pinggang cewek itu saat dia akan turun dari pangkuannya. Menekannya erat membuat wajahnya lebih mendekat, dalam sekali hentak. Cowok itu sudah memagut bibir cewek itu dengan kasar.
"Mmmhhppp ..sssh" desahnya tertahan, membiarkan cowok itu mengabsen setiap giginya yang rapi dan membelit lidahnya panas.
"Lo emang yang tebaik Attaya" bisiknya sensual di sertai jilatan di cuping cewek itu.
Setelah ciuman panas keduanya akhirnya mereka makan juga. Sama seperti tadi, hanya ada dentingan sendok yang terdengar. Sampai sang cewek membuka suara.
"Lo nggak pulang malam ini?" Tanyanya menatap cowok di hadapannya.
"Enggak" jawabnya singkat.
"Kenapa?" Tanyanya lagi, ingin mengetahui alasannya.
"Mau main malam ini"
Attaya tau apa arti ucapan barusan. Dia hanya mengangguk tidak melanjutkan obrolan mereka yang sebenarnya seperti bukan obrolan.
Selesai makan Attaya menbereskan peralatan memasak dan makan keduanya. Dia sibuk mencuci membersihkan meja dan sekitaran kompor, takut saja ada tumpahan bekas telur tadi.
Sehabis berberes di dapur Attaya berjalan menuju kamarnya, di mana cowok itu sudah menunggunya di dalam.
Membuka pintu Attaya bisa lihat siluet seorang cowok dengan tubuh tinggi tegapnya tengah berdiri di balkon kamarnya. Segera saja Attaya berjalan menuju cowok tersebut.
Sesampainya di sana Attaya jatuhkan tubuhnya di punggung tegap itu, kedua tangannya melingkar erat. Sedangkan cowok itu tengah menikmati isapannya pada benda nikotin di bibirnya.
"Mau main sekarang sayang" bisik Attaya rendah, terkesan sensual.
Kedua tangan Attaya sudah tak bertengger di perut kotak-kotak milik cowok itu, tapi sudah jatuh menuju kebawah. Membawa kedua tangan itu menyelusup di balik bokser yang cowok itu kenakan.
"Sshhhh ..." disisnya tatkala tangan lentik itu sudah memegang benda pusakannya yang sudah menegang.
"Lo udah nengeras Mikey" bisiknya lagi sambil mengurut pelan tapi nikmat.
Tidak ada bantahan sama sekali, itu memang nikmat. Bahkan Mikey hampir mau gila karena belitan Attaya di belakang sana, dang tangan cewek itu tersembunyi di balik boksernya, mengurut pelan miliknya tapi begitu nikmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
my Sweet Gangster
Romance⚠️ warning!! ini mature content, banyak adegan 18+ ke atasnya. Kekerasan, seks, dan ucapan frontal. Jadi mohon bijak yah, yang nggak suka sama cerita kayak gini ganti lapak aja. "lo bukan jalang, tapi milik gue. seluruh apa yang ada dalam diri lo it...