Bunyi sendok yang beradu dengan piring menjadi pengisi syahdu makan malam mereka hari ini. Attaya masih di bescamp setelah selesai tadi membereskan dapur dan membuat pancake yang berujung Beni dan Gio yang malah buat amburadul sampai buat Alden emosi. Karena tepungnya bukannya berada dalam wadah malah di taruh kemuka. Murka lah seorang Alden.
Cowok berwajah dingin itu benci jika melihat sesuatu yang masih bisa di buat bermanfaat malah di buang sia-sia gitu.
Mana wajah Beni sama Gio nggak ada rasa bersalahnya lagi, makin emosi lah seorang Alden. Auto kena mental si Gio dan Beni saat Alden mengeluarkan seluruh kata-katanya yang terselip setiap kalimat julid yang berhasil memanaskan dada.
Gio dan Beni hanya bisa mengusap dada tampa mau membalas. Karena tau akan apa yang terjadi jika sampai mereka balik membalas. Alden akan semakin jahat dalam berucap, dan Gio serta Beni nggak mau itu sampai terjadi.
Jadilah malam ini mereka menghabiskan acara makan malam yang sudah Alden buat di bantu Attaya yang katanya ingin belajar memasak sedikit-sedikit dari cowok berwajah datar itu.
"Attaya kalau masak enak yah" puji Gio sambil nyengir bodoh.
Tampa sadar juga perkataannya itu berhasil menarik atensi seseorang. Seketika saja Gio bisa merasakan seperti ada laser panas yang mengintainya.
"Bodoh kok di piarah sih" Saga menggeleng-geleng kan kepalanya tak tau harus bereaksi bagaimana akan tingkah sahabatnya yang satu itu.
"Kok lo liatin gue gitu sih Den, gue salah yah?" Bingung Gio, keningnya mengkerut dalam. Tak mengerti akan tatapan tajam yang Alden berikan.
Attaya hanya tersenyum. Gio ini bodoh atau emang kurang pintar aja, masa dia tidak tau akan arti tatapan itu.
Semua anak-anak yang berada di meja yang sama hanya terkekeh atau geleng-geleng heran akan perilaku Gio.
"Bodoh loh Gio, masa gitu aja nggak tau. Alden itu lagi nahan eek dari tadi, jadi gitu ekspresinya"
Sontak semua orang tertawa, kecuali Alden seorang. Mikey saja yang jarang tertawa sudah tak bisa menahan akan kebodohan sahabat karibnya itu.
Mereka pikir Beni akan mengerti, ternyata sama bodohnya. Mana bilang penge eek lagi, semakain buat Alden marah saja.
"Gue heran kanapa bisa berteman sama orang bodoh kayak lo bedua" jangankan Danu, yang lain saja bingung.
"Lah, emang kita salah apa. Gue juga ogah kali berteman sama manusia freak kayak elo" sinis Beni yang tidak terima akan ucapab Danu barusan.
"Benar tuh Ben, Danu merasa banget ingin ditemenan padahal kan gue ogah" lanjut Gio yang hanya di balas helaan napas seorang Danu.
"Udah deh, gue nyerah" dengan nada pasrah serta tangan terangkat, Danu lelah sendiri.
Alden yang sudah kesal sendiri akan kebodohan kedua sahabatnya lansung buka suara. "Keluar lo bedua!"
"Loh! Kok lo malah ngusir sih Den, kita emangnya salah apa?" Heran Gio.
"Heh! Bego, yang masak tuh makanan semua itu Alden. Dan lo bilangnya cuman sama Attaya, Aldennya enggak. Mana tadi si Beni bilang pengen eek lagi, rasain tuh!" Arga meleletkan lidahnya, mengejek keduanya.
Beni dan Gio saling berpandangan, terus menatap Alden yang ternyata tengah memandang keduanya juga tajam. Beni dan Gio berasa tengah di kuliti sekarang.
"Ta, bisa bantuin nggak" mohon Gio pada satu-satunya cewek yang sedari tadi terkekeh melihat keduanya.
"Jangan usik cewek gue" tentunya suara datar nan dingin itu sudah membuat Gio mundur alon-alon minta bantuan sama Attaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my Sweet Gangster
Romance⚠️ warning!! ini mature content, banyak adegan 18+ ke atasnya. Kekerasan, seks, dan ucapan frontal. Jadi mohon bijak yah, yang nggak suka sama cerita kayak gini ganti lapak aja. "lo bukan jalang, tapi milik gue. seluruh apa yang ada dalam diri lo it...