0:33

5.5K 276 13
                                    

Suara deru motor memenuhi jalan raya. Mikey berjalan paling depan dengan inti 1sivage di samping kanan dan kiri serta anak buahnya yang berada di belakang. Tak lupa bendera kebesaran 1sivage yang berkibar dengar gagahnya.

Malam ini ketua mereka siap membantai salah satu ketua geng motor yang selalu mencari masalah dengan mereka. Kali ini tidak akan ada yang namanya pertikaian antar geng motor hanya ada pertikaian antar ketuanya saja.

"1sivage" suara menggelegar milik Mikey terdengar begitu nyaring, satu tangannya terangkat tinggi membentuk kepalan.

Para anak-anak 1sivage lansung menyahut nyaring tatkala ketua mereka memberi aba-aba. Malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi mereka.

"Menantang 1sivage sama halnya mencari mati di kerumanan singa" lirih Mikey.

Sedangkan di lain tenpat. Arul diam dengan kedua kakinya tetekuk serta bahunya yang di cengkram kuat oleh seorang pria berbadan besar di belakangnya.

Di depannya seorang lelaki berusia seperantara dengannya duduk santai dengan senjata di tangannya. Mata elangnya menatap Arul yang sama sekali tidak mau membuka suara pertama kali datang, tetap bertahan dalam kebisuan.

"Simpel sebenarnya, lo bunuh dia untuk gue, maka kakak lo bebas" ucapnya di balik keheningan.

Sebuah pistol di sodor lelaki itu di atas meja. Arul hanya menatap sekilas sebelum membuang mukanya tak minat.

Lelaki itu terkekeh mendepati respon barusan. "Kenapa? Lo ingin liat kakak lo mati"

Sontak itu membuat Arul menatap tajam lelaki di hadapannya yang sibuk tertawa. Lelaki itu memandang rendah Arul yang tidak bisa apa-apa.

"Gue nggak akan beri lo pilihan, bunuh dia Arul" titahan itu terdengar mutlak, tapi tidak akan pernah Arul turuti.

"Bukannya lo hanya punya Luga" lanjut Lelaki itu.

Tetap saja mulut itu terkunci seolah di gembok kuat. Itu berhasil memantik kegeraman lelaki itu. Ia memandang Arul yang begitu kekeh dalam pendiriannya.

"Percuma lo diam Rul, kalau salah satunya harus pergi, bukan. Gue bukan cowok seperti lo yang punya hati seluas lautan, gue benci orang yang terlalu berkuasa di atas gue"

"Cih" Arul berdecih dan memandang penuh kasihan pada lelaki di hadapannya.

"Bagaimana dengan tuhan, bukan kah dia adalah yang menciptakan segalanya dan berkuasa di atas alam semesta ini" akhirnya Arul buka suara juga.

"Tau apa lo tentang tuhan, lo kotor Arul"

"Gue tau Bumi, yang terpenting gue bukan lo yang menghalal kan berbagai macam cara demi mendapatkan kekuasaan. Ingat lo bukan tuhan yang bisa nentuin jalan hidup lo" seringai cowok itu terbit tatkala raut wajah Bumi berubah.

"Lo benar-benar kenal gue Arul" geleng Bumi tak habis pikir.

"Tentu saja, gue berada di scorpion sebelum lo masuk. Tentang lo, udah di luar kepala sebanarnya. Bahkan kejahatan terkecil lo sekalipun gue tau"

Cowok itu mengangkat wajahnya, menatap Bumi menantang, satu kekehan sinis terdengar. Ia tidak perduli akan tekanan di belakangnya, melihat wajah marah Bumi saja berhasil membuatnya bahagia.

"Apa yang lo tau tentang gue?"

Arul mengangguk. "Lo lupa Arul, masuk scorpion bukan berarti latar belakang lo sama sekali tidak di ketahui. Jangan bilang lo lupa hal itu"

Bumi benci melihat seringaian menyebalkan itu. Ia ingin menghajar wajah songong milik Arul. Tapi ia sadar akan ada urusan yang harus dia lakukan dengan cowok itu.

my Sweet GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang