0:17

17.1K 603 23
                                    

Suara sirine polisi terdengar amat jelas di sepanjang penjuru jalan. Kelakson-kelaksok mobil atau motor terdengar amat jelas memenuhi jalan. Kemacetan terjadi kerena ulah dua geng motor yang saling berulah dengan cara tawuran di tengah jalan.

Kedua geng motor yang berhasil saling bentrok mengakibatkan mobil atau motor tidak bisa melaju lancar. Selain menghalang juga karena mereka takut akan kebringasan para anak-anak geng motor.

Lihat saja jalan sudah penuh dengan batu-batu serta ada beberapa motor yang di bakar tepat di tengah jalan, jangan lupakan beberapa sajam yang tergeletak begitu saja di jalan. Membuat banyak orang bergidik ngeri sendiri melihatnya.

Scorpion salah satu raja jalanan di kota ini, terkenal akan kebringasannya dan juga kenakalannya. Sudah tak terhitung berapa anggotanya yang selalu masuk sel karena ulah sendiri.

Kali ini mereka berhasil meloloskan diri, meski ada beberapa anggota mereka yang terluka cukup parah karena di serang habis-habisan. Tidak di pungkiri bahwa menjatuhkan salah satu geng motor berbahaya itu butuh kekuatan penuh jika tidak mau ada banyak orang yang jatuh dalam kematian.

"Shit! Lagi-lagi mereka berhasil lolos, gue yakin si bos nggak akan suka dengarnya" Luga menggeran kesal karena kali ini 1sivage berhasil memenangkan pertarungan.

"Akh! Heran gue, setiap kita mau jatuhin tuh geng motor tampa buat janji dulu pasti ketahuan juga" entah kenapa firasat Andre mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan penyerangan kali ini.

"Gue yakin ada pengkhianat di sini" cetus Diego yang merasa curiga dengan anak-anak Scorpion lainnya.

"Iya, sama gue juga mikir gitu" ternyata apa yang ada di benaknya sama dengan Diego, Andre sudah curiga dari awal mereka penyerangan.

Ketiga cowok, inti dari geng motor scorpion menatap anak-anak buah mereka dengan curiga. Ketiga cowok itu merasa bahwa ada yang tidak beres selama penyerangan. Bayangkan tiga kali serang tampa bilang-bilang, tetap saja ketahuan.

"Ga, lo di panggil bos" Arul, cowok berkulit seputih salju itu berjalan keluar bescamp dan memanggil sohibnya itu.

Jika di lihat-lihat keduanya memiliki wajah yang hampir sama. Tapi yang membedakan adalah kulit mereka, jika Arul putih bersih maka Luga memiliki kulit putih langsat yang tidak secerah Arul.

Luga menatap Arul sebentar sebelum kembali melanjutkan jalannya, ia sudah tebak akan apa yang ia dapatkan jika masuk kedalam sana. Gagal dalam tawuran berarti sama halnya membawa tubuh dalam pesakitan. Luga sudah tebak, akan ada hukuman yang menantinya di dalam sana, yang pastinya tidaklah mudah untuk ia lalui.

Arul, cowok itu menatap kepergian sahabatnya dengan tatapan penuh arti. Tangannya yang ada di dalam saku celana terkepal kuat, mencoba menahan satu perasaan yang rasanya siap membuncah karena sudah tak kuat menahannya.

"Hah .... lagi-lagi tuh anak yang harus kena" hela Andre, merasa kasihan juga melihat Luga yang harus menanggung semuanya.

"Tapi tetap aja, meski harus kena hukum tuh enak tetap setia sama pak ketu" kalau Diego yang jadi Luga mungkin sudah lama mengundurkan diri, sahabatnya yang satu itu terlalu setia pada ketua mereka.

Tidak di bayangkan guys kalau Luga ini punya cewek. Pasti setia banget, karena sama bosnya aja tetap stay meski harus ada kuensekuensinya.

Rahang itu mengeras, tatkala suara erangan terdengar jelas dari dalam bescamp. Para anak-anak scorpion yang mendengarnya hanya bisa terdiam tampa harus tau melakukan apa.

"Gue ke depan dulu, mau beli minum" buka suara Arul membuat yang lain menoleh oada cowok itu.

"Hati-hati lo" ingat Andre yang hanya di angguki cowok itu.

my Sweet GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang