Attaya menatap sekitarnya dulu sebelum masuk kedalam apartemennya. Tubuhnya ia sandarkan pada pintu, bisa Attaya rasakan ritme jantungnya yang berdetak cepat. Bahkan kedua tangannya bergetar.
Ia menatap sebentar ruang tengah sebelum kakinya melangkah menuju dapur. Ia butuh segelas air untuk sedikit menenangkan diri. Logam matanya menulusiri setiap inci apartemen. Sepertinya Mikey belum pulang.
Setelah merasa baik Attaya menuju kamarnya. Sepertinya ia butuh mandi, membasahi badannya dengan air dingin kayaknya bukan ide yang buruk. Mungkin saja kan bisa menghilangkan rasa katekutannya.
Masuk kedalam Attaya segera menanggalkan seluruh pakainnya dan masuk kedalam kamar mandi. Ia butuh relaksasi untuk mendinginkan pikirannya.
Kedua kelopak mata itu tertutup merasapi dinginnya air yang mulai menjalar di sela-sela tubuhnya. Sedikit demi sedikit otaknya mulai rileks tidak memikirkan kejadian yang beberapa jam lalu menimpanya.
Sehabis mandi Attaya melilitkan handuk di tubuhnya. Saat membuka pintu Attaya di suguhkan bada shirtles milik seorang yang amat ia butuhkan. Segera saja ia menerjang punggung telanjang itu.
Bruk!
Seketika rasa nyaman serta aman bisa Attaya rasa dan dapatkan.
Merasakan seseorang melilitkan kedua tangannya serta kepala yang bersandar membuat Mikey tersenyum. Cowok itu mengelus lembut tangan sang wanitanya.
"Kenapa, hm?"
"Kapan pulang?" Bukannya menjawab, Attaya malah balik bertanya.
"Hahaha ... lo kangen Attaya" membalikkan badannya, Mikey lansung menatap wajah wanitanya.
"Kalau iya, emangnya kenapa?" Wajah cantik itu terangkat membalas logam tajam yang tengah memandangnya menggoda.
"Dan gue juga kangen sama lo" lirih Mikey tepat di depan bibir wanitanya.
"Terutama ini" ibu jari Mikey mengelus lembut celah pink itu sebelum ia melumatnya.
Dengan lembut Mikey mencium bibir wanita begitu lembut, tidak terkesan menuntut. Attaya sendiri membiarkan kedua tangannya bergantung di leher jenjang milik Mikey. Keduanya terbawa suasana, sampai rasanya di sekitar mereka terasa begitu panas.
Sampai nafas mereka mulai menipis keduanya berpisah, membiarkan jidat menumpu dengan deru nafas yang saling memburu. Seulas senyuman tercetak indah di wajah tampan Mikey.
Cowok itu mengelus lembut wajah Attaya, dan cewek itu menutup matanya menikmati. Membiarkan jari-jari tangan Mikey bermain di wajah mulusnya.
"Key ..." panggil Attaya dalam pejaman matanya.
"Ya" jawabnya dengan tangan masih mengelus pipi milik wanitanya.
"Lo nggak akan kemana-mana kan?" Wajah Attaya terangkat memandang obsidian hitam pekat itu.
"Kenapa emang?"
"Enggak" geleng Attaya, tak mau memberitahu tentang kejadian yang baru saja menimpanya.
"Lepas dulu Key" bukannya melepaskan dekapannya, Mikey malah membawa Attaya semakin masuk kedalam pelukan hangatnya.
"Keyy ... ihhh lepasin dulu pelukannya, gue mau pakai paju tau" kesal Attaya.
"Enggak usah pakai baju baby, bagusan gini aja" seringai nakal itu terbit membuat Attaya cemberut.
"Iihh! Masuk angin dong"
"Enggak akan, kan ada aku yang angetin" kerlingan menggodan itu membuat Attaya menatap datar kesal.
Seketika tawa Mikey menguar. Cowok itu melepaskan pelukannya membiarkan wanitanya pergi memakai baju dari pada semakin ngambek.
KAMU SEDANG MEMBACA
my Sweet Gangster
Romance⚠️ warning!! ini mature content, banyak adegan 18+ ke atasnya. Kekerasan, seks, dan ucapan frontal. Jadi mohon bijak yah, yang nggak suka sama cerita kayak gini ganti lapak aja. "lo bukan jalang, tapi milik gue. seluruh apa yang ada dalam diri lo it...