0|2

65.6K 1.2K 11
                                    


"Jawab anjing! Kalau di tanya!!" Teriakan itu menggema begitu saja di dalam satu gudang terbengkalai.

Brak!

Sampai sura tendangan pada kursi kembali mengisi suasana yang mencekam, melampiaskan marah yang sudah menggebu karena kesal akan lawan bicaranya.

"Santai Ar, ini juga kita lagi introgasi dia" Saga berusaha menenangkan temannya itu yang sudah terbawa emosi.

"Mau tenang bagai mana lagi sih Sa, kalau tuh si bangsat satu udah nyebarin informasi sama musuh" geram Arga melemparkan tatapan menghunusnya.

Berdecak sebal seorang cowok, melangkah gontai pada sesosok mahluk yang sudah tak berdaya karena ulahnya sendiri. Mencengkram kuat kerah baju itu sampai sang empunya tercekek kuat.

"Akhhh ...!!" Rasanya seperti mau mati.

"Lo bisa bunuh dia setan" Saga dengan kuat melepaskan cengkraman itu, menatap tajam Gio.

"Yah gimana lagi sih Sa, gue muak banget liat wajah nih bocah satu" di liriknya sinis pada sesosok yang sangat cowok itu benci.

"Kalau gue tau dia akan jadi pengkhianat gini, dari awal gue nggak akan pernah izinin dia untuk masuk ke dalam geng ini" Beni menatap benci pada cowok yang kini hanya bisa tertunduk.

"Gue merasa bersalah sama kalian apa lagi Mikey, karena gue yang bawah tuh anak untuk gabung" mengusap wajahnya kasar, Beni sungguh marah sekarang.

"Udah Ben, jangan salahin lo. Kita liat aja apa yang akan Mikey lakukan" mendesah berat, Saga mencoba untuk bersabar menangani teman-temannya.

"Yang lain juga jangan sampai terbawa emosi terus nyerang nih anak, lo tau kan semua Mikey gimana orangnya" lanjut Saga memerhatikan seluruh anak-anak yang tergabung dalam komplotan bermotor.

Suasana kembali hening sama sekali tak ada yang membuka suara. Menunggu salah satu ketua geng yang sepertinya punya urusan penting.

Brak!

Suara gebrakan pintu itu berhasil mengalihkan mereka pada kedua sosok yang kini tengah memasuki gudang, aura keduanya begitu mengerikan sampai seluruh orang di dalam sana hanya bisa menelan ludah gugup.

Kedua orang itu berjalan masuk, dengan pakeian sekolah acak-acakan sama sekali tidak menggambarkan bahwa mereka adalah anak sekolah. Meski begitu aura mereka sudah tak di ragukan lagi, jiwa pemimpin begitu terlihat. Meski berwajah datar.

Saga berdiri dari duduknya menyampiri ketua geng yang kini menampakkan raut datarnya, ia sama sekali tidak bisa baca apa yang di rasakan sekarang ketuanya itu. Pasalnya Mikey itu sudah di tebak.

"Jadi dia yang berkhianat" tunjuk Gara dengan dagunya pada sesosok cowok yang hanya bisa diam dan menunduk.

"Hm, dia adalah orangnya" Saga mengangguk membenarkan, menatap kasian pada anak itu.

"Berkhianat macam apa yang dia lakukan? Sampai buat kalian khawatir" kata Gara lagi terkesan tenang namun tegas.

"Dia memata-matai dan mengirimkan semua informasi tentang rencana apa saja yang akan kita lakukan, dia juga yang waktu itu merekayasa kecelakaan Bima. Mengatakan bahwa itu adalah tidak sengaja, padahal kesengejaan karena tuh anak sudah bersokongkol dengan beberapa anak musuh" jelas Arga menatap tajam pada pengkhianat itu.

my Sweet GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang