0|10

23.9K 747 10
                                    

Malam yang penuh kepenatan, para anak remaja yang berbeda-beda sekolah itu duduk dengan lusuhnya. Mereka tampak menatap kosong kedepan, tidak tau harus melakukan apa.

Apa lagi baju sekolah mereka sudah kotor seperti orang tak terurus. Mikey si ketua geng hanya bisa menatap tajam kedua sahabatnya yang tidak kalah mengenaskan.

Sedangkan yang di tatap cepat-cepat menundukkan kepala, takut saja melihat iris tajam milik sang ketua. Apalagi aura Mikey seperti tidak baik-baik saja. Seperti gadis tengah datang bulan saja.

"Kenapa bisa begini sih? Apa yang terjadi" Gara si mahluk yang biasanya jarang terlihat di bescamp kini menampakkan diri.

Cowok berusia 21 tahun itu menatap penuh keprihatinan pada segerombolan anak remaja itu. Entah kenapa ada rasa geli melihat mereka, seperti kalah saja dalam peperangan dengan musuh.

Apalagi wajah kedua orang yang berhasil membuat Gara yang jarang tertawa, harus mati-matian menahannya agar tidak lepas dan membuat Mikey murka.

"Lo tanya aja tuh sana dua cucunguk" Arga melemparkan tatapan sinis pada kedua cowok yang sudah terlihat seperti anak yang akan di marahin emaknya. Beringsut dan saling tatap-tatapan seolah menyalahkan satu sama lain, padahal sama saja.

Menaikan satu alisnya, Gara kembali melemparkan tatapannya pada kedua cowok yang lansung menjatuhkan kepala mereka. Menunduk agar tidam menatap mata Gara.

Tersenyum miring, Gara tau apa yang terjadi. Apalagi melihat seragam mereka yang penuh dengar warna kehitaman. Khas banget orang habis kebakaran.

"Gue nggak mau tau, lo bedua harus ganti rugi. Terserah kalau nggak punya uang, gue udah malas untuk peduli. Pokoknya lo bedua harus tetap ganti" kini Alden si manusia dingin yang angkat bicara, nggak main-main di menghabiskan beberapa kalimat hanya untuk memperingati kedua cowok yang sedari tadi terus terdiam tak bersuara.

Mau tertawa jahat saja bawaannya nih si Arga melihat kedua sahabatnya yang tengah di marahai. Sudah seperti anak yang di marahi ibunya saja karena terlalu nakal.

"Heran deh gue sama lo bedua, perasaan baek-baek aja tuh kompor diam di situ. Eh, lo bedua malah gangguin, lo pikir itu kompor bencong pancoran apa. Bisa lo mainin sesuka hati" omelan Danu mulai keluar, cowok yang berbeda sekolah dengan Mikey itu sudah tak tahan dengan kelakuan ajaib kedua sahabatnya.

"Yah kan kita mau ngikutin si Jin BTS yang mainin kompor seperti dj, di vidio fire" mulailah Gio membuat alasan lebih dulu, untuk membela dirinya.

"Yah terus kenapa bisa sampai terbakar markonah" kesal Danu, ia tidak tau jalan pikiran kedua sohibnya.

"Lo jangan salahin kita Dan, salahin tuh si lap. Ngapain dia nangkring di situ udah kayak boneka mampang, kita kan nggak tau kalau mau sampai kebakar" bela Beni, ia juga tidak mau menjadi sasaran empuk teman-temannya untuk di ceramahi.

Danu menghela napas, sudah begini kalau yang buat masalah modelan Beni dan Gio. Memang mereka terlihat serius, tapi lihatlah cara bicara mereka. Emang adah yah alasan seperti itu.

Alden si cowok dingin mengakat wajahnya dan menatap kedua sahabatnya tajam. "Terus kenapa lo bedua kepikiran mau mainin tuh kompor?" Tanyanya heran.

"Kan gue udah bilang tadi Al, kita mau ngikutin si Jin Bts mainin kompor macam dj. Lo kenapasih? Telinga lo lagi penuh yah sampai nggak dengar gitu" ucap Gio tampa sadar, membuat Alden menggeram amarah.

Danu dan yang lain berusaha menahan tawa. Gio ini ada-ada saja, di situasi yang lagi mencekam seperti ini. Masih saja mengeluarkan perkataan julid.

"Heh! Pokoknya gue nggak mau tau yah, tuh dapur harus cepat lo bedua benarin. Kalau enggak, out lo bedua jadi sohib gue" kesal Alden dan segera meninggalkan dapur.

my Sweet GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang