Al miskufah al miskufah
Lamma dzakarna Rasulallah
Wannurulakhilnnurulah
Lamma khodzorna Aba Zahra∆∆ typo bertebaran ∆∆
"Jihan?"
"Mas syeh?"
Keduanya saling berpandangan untuk kemudian Jihan mundur selangkah dan menunduk.
"Kok mas Syeh disini? Ngapain?"
"Kamu sendiri ngapain lewat pintu belakang? Ngapain"
"Ji-jihan abis dari minimarket, terus karena pulangnya di buntuti orang, jadi lewat belakang".
"Hah? Siapa?"
"Nggak tau makanya Jihan cepet balik. Untung aja udah nggak diikutin tadi".
"Ealah, mbak Jihan kok disini?" Kata Zahra, adik Jihan.
"Mbak baru pulang".
"Cepetan ganti baju. Ada tamu loh. Ini lagi masnya, malah disini, hayolo berduaan". Goda Zahra.
"Tamu?"
"Iya. Cepetan".
Segara saja Jihan terburu ke kamarnya. Baru saja ngeh bahwa yang dihadapannya berhutang janji. Baru sadar jika di hadapannya ini Syeh Andhika Pratama.
Syeh terlihat tampan sekali saat itu. Dengan baju batik biru navi dan kopyah hitam terpasang di kepalanya. Mata dengan alis yang tajam, hidung proporsional dan pipi yang semakin tirus. Jangan lupakan bibir cherry dan dagu datarnya.
Sepertinya Syeh tambah tinggi 3 senti. Atau karna sandal yang ia pakai? Yang jelas, Syeh berbeda hari ini.
Astaga. Merona pipi Jihan begitu sadar akan hal itu.
*****
Kedua keluarga sudah berkumpul, sahabat keduanya pun datang. Raut raut bahagia jelas terpancar. Syeh tak henti hentinya bersyukur dalam hatinya, sesekali memuji kecantikan ciptaan-Nya di hadapannya.
Sedangkan Jihan sedari tadi masih menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang, seperti terburu buru sekali mengalirkan endorphin ke otak.
"Ekhm. Begini pak Burhan. Maksud kedatangan kami kesini, yang pertama untuk bersilaturahmi. Dan yang kedua, untuk menyampaikan kepentingan anak kami Syeh".
"Bismillah. Sesuai janji saya setahun yang lalu, disaksikan tiang penyangga masjid pesantren Al falah. Saya, Syeh Andhika Pratama bermaksud meminang putri bapak Burhan dan ibu Fatimah, Jihan Humaira. Saya sertakan 1000 nadhom Aliyah sebagai syarat yang diajukan Jihan kepada saya".
"Masya Allah. Untuk jawabannya saya serahkan kepada putri kami Jihan". Kata pak Burhan tersenyum dan menatap putrinya.
"Bismillah. Dengan 1000 nadhom alfiyah, saya menerima pinangan mas Syeh".
"Alhamdulillah ya Allah. Akhirnya". Syeh tersenyum bangga. Raihan Umar, Dinda dan juga Karin pun ikut tersenyum.
"Silakan di lafadzkan , sebagai bukti".
Mulailah Syeh melafazkan 1000 nadhom Aliyah. Disaksikan kedua keluarga dan sahabat, juga disaksikan calon kekasih hatinya.
"Maafkan saya yang terlambat Jihan," kata syeh begitu mereka hendak pamit pulang.
"Nggapapa. Yang penting mas Syeh menepati janji".
"Semoga Minggu depan lancar".
"Aamiin".
"Mamas pulang dulu. Assalamualaikum".
"Wa'alaikumussalam".
'Ana uhibbuki Fillah jihan'
'ahabakalladzi, ahabtani lahu'
THE END
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengan 1000 Nadhom Alfiyah, aku melamarmu (Revisi)
Novela JuvenilCerita ini menceritakan tentang kehidupan seorang santriwati yg memiliki keunggulan luar biasa dibanding santriwati lainya. Dia banyak membuat laki-laki dari kalangan pesantren jatuh cinta padanya, karena kecantikan, kecerdasan, serta kesholihahanya...